2.1.1
Pengertian
Menurut Undang-Undang Kesehatan tahun 1992 pasal 10 ayat 1
“Manusia usia lanjut (Growing Old) adalah seseorang yang karena usianya
mengalami perubahan biologis, fisik, sikap, perubahan akan memberikan pengaruh
pada keseluruhan aspek kehidupan termasuk kesehatan.”
Menurut Alex Comfort yang dikutip oleh Afdol (1995), lansia adalah suatu
keadaan yang ditandai oleh kegagalan dari makhluk hidup untuk mempertahankan
keseimbangan (homeostasis) terhadap kondisi stress fisiologis. Kegagalan ini
berhubungan dengan penurunan daya kemampuan untuk hidup serta peningkatan
kepekaan secara individual.
Menurut Undang-Undang No. 13 tahun
1998 tentang kesejahteraan lanjut usia pada BAB I pasal 1 ayat 2 “lanjut
usia (old age) adalah seseorang yang
mencapai usia 60 (enam puluh) tahun ke atas.”
|
1.
Usia Pertengahan (middle age) ialah kelompok
usia 45 sampai 59 tahun.
2.
Lanjut Usia (elderly) ialah antara 60 dan 74
tahun.
3.
Lanjut Usia Tua (old) ialah antara 75 dan 90
tahun
4.
Usia Sangat Tua (very old) ialah di atas 90
tahun
2.1.2
Tugas
Perkembangan Usia Lanjut
Sebagian besar tugas perkembangan usia lanjut banyak
berkaitan dengan kehidupan pribadi dari pada kehidupan orang lain.
Tugas
perkembangan masa tua adalah sebagai berikut :
1.
Menyesuaikan diri dengan menurunnya kekuatan fisik dan
kesehatannya.
2.
Menyesuaikan diri dengan masa pensiun dan berkurangnya income
(penghasilan) keluarga.
3.
Menyesuaikan diri dengan kematian pasangan hidup.
4.
Membentuk hubungan dengan orang-orang yang seusia.
5.
Membentuk pengaturan kehidupan fisik yang memuaskan.
6.
Menyesuaikan diri dengan peran sosial secara luwes.
2.1.3
Perubahan-perubahan
Yang Terjadi Pada Lansia
1. Perubahan-perubahan
fisik
1) Sel
Jumlahnya lebih sedikit dan ukurannya lebih besar. Berkurangnya cairan
tubuh dan cairan intraseluler, proporsi protein di otak, otot, ginjal darah dan
hati menurun. Jumlah sel otak menurun serta mekanisme perbaikan sel terganggu.
2) Sistem
Persyarafan
Cepatnya menurun hubungan persyarafan, kurang sensitif terhadap sentuhan,
mengecilnya saraf pancaindera.
3)
Sistem Pendengaran
Pengumpulan serumen dapat mengeras karena
meningkatnya keratin presbiakusia dan otosklerosis.
4)
Sistem Penglihatan
Hilangnya respon terhadap sinar, katarak, hilangnya
akomodasi, menurunnya lapangan pandang dan daya membedakan warna biru dan
hijau.
5)
Sistem Kardiovaskuler
Katub jantung menebal dan menjadi kaku, kemampuan
jantung memompa darah menurun 1 % setiap tahun sesudah 20 tahun sehingga
kontraksi dan volumenya menurun. Elastisitas pembuluh darah menurun. Tekanan
darah meninggi karena meningkatnya resistensi dari pembuluh darah perifer.
6)
Sistem Pengaturan Temperatur Tubuh
Temperatur tubuh menurun secara fisiologi akibat
metabolisme menurun. Keterbatasan reflek menggigil karena tidak memproduksi
panas.
7)
Sistem Respirasi
Otot pernapasan kehilangan kekuatan dan kaku,
aktivitas selia menurun, paru-paru kehilangan elastisitas, kemampuan batuk
berkurang. O2 arteri menurun CO2 arteri tidak berganti.
8)
Sistem Gastrointestinal
Kehilangan gigi, indera pengecap menurun,
peristaltik lemah, absorbsi melemah, liver mengecil, atropi payudara, ovari dan
uterus menciut.
9) Sistem
Genitourinaria
Ginjal mulai mengecil dan nefron menjadi atropi, aliran darah keginjal
menurun 50 % dan fungsi tubulus menurun. Otot-otot kandung kemih menurun,
kapasitas menurun sampai 200 ml, frekuensi kencing meningkat, prostat membesar,
atropi vulva.
10) Sistem Kulit
Kulit mengerut atau keriput, permukaan kasar, mekanisme proteksi kulit
menurun. Kulit kepala dan rambut menipis berwarna kelabu. Kuku mengeras dan
rapuh. Kelenjar keringat berkurang jumlahnya dan fungsinya.
11) Sistem Muskuloskeletal
Tulang kehilangan density dan makin rapuh, kifosis. Persendian
membesar dan menjadi kaku. Atropi serabut otot sehingga gerak lamban, otot kram
dan tremor. Discus intervertebralis menipis dan menjadi pendek.
2.
Perubahan-Perubahan Mental
Faktor-faktor yang mempengaruhi
perubahan mental adalah pertama-tama perubahan fisik khususnya organ perasa,
kesehatan umum, keturunan (hereditas),
lingkungan.
Perubahan
kepribadian yang drastis, keadaan ini
jarang terjadi. Lebih sering berupa ungkapan yang tulus dari perasaan
seseorang, kekakuan mungkin karena faktor lain seperti penyakit-penyakit
(Nugroho, 2000)
Sudah diketahui bahwa semua orang berusia lanjut, tanpa menghiraukan pola-pola
kepribadian masa mudanya, berkembang menjadi manusia yang menjengkelkan dengan sifat mudah marah, pelit, suka
bertengkar, banyak menuntut, egois semau sendiri dan umumnya mustahil untuk
menyesuaikan diri. Lebih lanjut diketahui apabila orang berusia lanjut hidup
cukup lama, maka kepribadian akan menjadi seperti anak-anak (pikun) yang
menghendaki mereka diperlakukan seperti anak-anak. Menurut Neurgarten,
perubahan yang terjadi lebih bersifat kuantitatif daripada kualitatif. Ini
berarti pola dasar kepribadian menjadi lebih terbentuk dengan bertambahnya
usia. Meskipun orang-orang berusia lanjut, misal menjadi kaku dalam memandang
sesuatu , lebih konservatif dalam bertindak, berprasangka buruk dalam bersikap
dan lebih berpusat pada diri sendiri, namun semua ini bukan sifat baru yang
berkembang saat mereka berusia lanjut. Sikap ini merupakan sifat lama yang
menjadi berlebih-lebihan dan semakin nampak karena ada tekanan-tekanan yang terjadi di usia tua. Jika tekanan ini
terlalu berat untuk diatasi dan terjadi kehancuran pribadi, terdapat bukti
bahwa sifat-sifat yang dominan, yang ada pada awal kehidupan seseorang menjadi
dominan dalam pola dimana kehancuran kepribadian terjadi. Berbagai perubahan
pada kepribadian di usia lanjut datang dari berbagai inti pola kepribadian yaitu konsep diri (Hurlock,1998).
Kenangan (Memory)
-
Kenangan jangka panjang ; berjam-jam sampai
berhari-hari yang lalu mencakup beberapa perubahan.
-
Kenangan jangka pendek atau seketika ; 0 – 10 menit,
kenangan buruk
I.Q (Intellgentia Quantion)
-
Tidak berubah dengan informasi matamatika dan perkataan
verbal.
-
Berkurangnya penampilan, persepsi dan ketrampilan
psikomotor ; terjadi perubahan pada daya membayangkan karena tekanan-tekanan
dari faktor waktu.
3.
Perubahan-Perubahan Psikososial
1)
Nilai seseorang sering diukur oleh produktivitasnya dan
identitas dikaitkan dengan peranan dalam pekerjaan. Bila seseorang pensiun ia
akan mengalami kehilangan-kehilangan antara lain :
(1)
Kehilangan finansial (incom berkurang)
(2)
Kehilangan status
(3)
Kehilangan teman / kenalan atau relasi
(4)
Kehilangan pekerjaan / kegiatan
2)
Merasakan atau sadar akan kematian (sense of
awareness of mortality)
3)
Perubahan dalam cara hidup, yaitu memasuki rumah
perawatan, bergerak lebih sempit.
4)
Ekonomi akibat pemberhentian dari jabatan (economic
deprivation) meningkatnya biaya hidup pada penghasilan yang sulit,
bertambahnya biaya pengobatan.
5)
Penyakit kronis dan ketidakmampuan.
6)
Gangguan syaraf pancaindera, timbul kebutaan dan
ketulian.
7)
Gangguan gizi akibat kehilangan jabatan.
8)
Rangkaian kehilangan, yaitu kehilangan hubungan dengan
teman dan family.
9)
Hilangnya kekuatan dan ketegapan fisik ; perubahan
terhadap gambaran diri ; perubahan konsep diri.
4. Perkembangan
Spiritual
-
Agama atau kepercayaan makin terintegrasi dalam
kehidupannya
-
Lansia makin matur dalam kehidupan keagamaannya, hal
ini terlihat dalam berfikir dan bertindak dalam sehari-hari
-
Perkembangan spiritual pada usia 70 tahun , Universalizing, perkembangan yang
dicapai pada tingkat ini adalah berfikir dan bertindak dengan cara memberikan
contoh cara mencintai dan keadilan (Nugroho,2004).
No comments:
Post a Comment