UNDANG - UNDANG DASAR REPUBLIK INDONESIA 1945
Lengkapi:
Amandemen
PEMBUKAAN
Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan
oleh sebab itu, maka
penjajahan
di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan
dan
perikeadilan.
Dan
perjuangn pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang
berbahagia
dengan selamat sentausa mengantarkan rakyat Indonesia kedepan pintu
gerbang
kemerdekaan Negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan
makmur.
Atas
berkat rachmat Allah yang maha kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan
luhur,
supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan
dengan
ini kemerdekaanya.
Kemudian
daripada itu untuk membentuk suatu Pemerintahan Negara Indonesia yang
melindungi
segenap Bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk
memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut
melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan
sosial, maka disusunlah kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu
Undang-undang
Dasar Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan
berdasar
kepada : Ketuhanan yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab,
Persatuan
Indonesia, dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan
/perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi
seluruh
rakyat Indonesia.
BAB I BENTUK DAN KEDAULATAN
Pasal 1
1. Negara Indonesia ialah Negara Kesatuan, yang berbentuk
Republik.
2. Kedaulatan adalah ditangan rakyat, dan dilakukan sepenuhnya
oleh Madjelis
Permusjawaratan rakyat.
BAB II. MADJELIS PERMUSJAWARATAN RAKYAT
Pasal 2
1. Madjelis Permusjawaratan rakyat terdiri atas anggauta-anggauta
Dewan
Perwakilan rakyat, ditambah dengan utusan-utusan dari
Daerah-daerah dan
golongan-golongan, menurut aturan yang ditetapkan dengan
Undang-Undang.
2. Madjelis Permusjawaratan rakyat bersidang sedikitnya sekali
dalam lima tahun di
ibu-kota Negara.
3. Segala putusan Madjelis Permusjawaratan rakyat ditetapkan
dengan suara yang
terbanyak.
Pasal 3
Madjelis Permusjawaratan rakyat menetapkan Undang-Undang Dasar dan
garis-garis
besar daripada haluan Negara.
BAB III. KEKUASAAN PEMERINTAH NEGARA
Pasal 4
1. Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan pemerintahan
menurut
Undang-Undang Dasar.
2. Dalam melakukan kewadjibannya Presiden dibantu oleh satu orang
Wakil
Presiden.
Pasal 5
1. Presiden memegang kekuasan membentuk undang-undang dengan
persetudjuan
Dewan Perwakilan rakyat.
2. Presiden menetapkan peraturan pemerintah untuk mendyalankn
undang-undang
sebagaimana mestinya.
Perubahan Pasal 5
1. Presiden berhak mengajukan rancangan undang-undang kepada Dewan
Perwakilan Rakyat.
Pasal 6
1. Presiden ialah orang Indonesia asli.
2. Presiden dan Wakil Presiden dipilih oleh Madjelis
Permusjawaratan rakyat
dengan suara yang terbanyak.
Pasal 7
Presiden dan Wakil Presiden memegang jabatannya selama masa lima
tahun, dan
sesudahnya dapat dipilih kembali.
Perubahan Pasal 7
Presiden dan Wakil Presiden memegang jabatan selama lima tahun,
dan
sesudahnya dapat dipilih kembali dalam jabatan yang sama, hanya
untuk satu kali
masa jabatan.
Pasal 8
Jika Presiden mangkat, berhenti atau tidak dapat melakukan
kewajibannya dalam masa
jabatannya, ia diganti oleh Wakil Presiden sampai habis masa
waktunya.
Pasal 9
Sebelum memangku jabatannya, Presiden dan Wakil Presiden bersumpah
menurut agama
atau berdyandji dengan sungguh-sungguh dihadapan Majelis
Permusjawaratan rakyat
atau Dewan Perwakilan rakyat sebagai berikut : Sumpah Presiden
(Wakil Presiden) :
,,Demi Allah, saja bersumpah akan memenuhi kewadjiban Presiden
Republik Indonesia
(Wakil Presiden Republik Indonesia) dengan sebaik-baiknya dan
seadil-adilnya,
memegang teguh Undang-Undang Dasar dan mendyalankan segala
undang-undang dan
peraturannya dengan selurus-lurusnya sert berbakti kepada Nusa dan
Bangsa." dyanji
Presiden (Wakil Presiden) :
,,Saja berdyandji dengan sungguh-sungguh akan memenuhi kewadjiban
Presiden
Republik Indonesia (Wakil Presiden Republik Indonesia) dengan
sebaik-baiknya dan
seadil-adilnya, memegang teguh Undang-Undang Dasar dan mendyalankan
segala
undang-undang dan peraturannya dengan selurus-lurusnya sert berbakti
kepada Nusa dan
Bangsa."
Perubahan Pasal 9
1. Sebelum memangku jabatannya, Presiden dan Wakil Presiden
bersumpah
menurut agama atau berjanji dengan sungguh-sungguh di hadapan
Majelis
Permusyawaratan Rakyat atau Dewan Perwakilan Rakyat sebagai
berikut :
Sumpah Presiden (Wakil Presiden) :
"Demi Allah, saja bersumpah akan memenuhi kewajiban
Presiden
Republik Indonesia (Wakil Presiden Republik Indonesia)
dengan sebaik-baiknja dan seadil-adilnja, memegang teguh
Undang-Undang Dasar dan menjalankan segala undang-undang
dan peraturannya dengan selurus-lurusnya serta berbakti
kepada Nusa dan Bangsa."
Janji Presiden (Wakil Presiden) :
"Saya berjanji dengan sungguh-sungguh akan memenuhi
kewajiban Presiden Republik Indonesia (Wakil Presiden
Republik Indonesia) dengan sebaik-baiknja dan seadil-adilnja,
memegang teguh Undang-Undang Dasar dan menjalankan segala
undang-undang dan peraturannya dengan selurus-lurusnya
sert berbakti kepada Nusa dan Bangsa."
2. Jika Majelis Permusyawaratan Rakyat atau Dewan Perwakilian
Rakyat
tidak dapat mengadakan Sidang, Presiden dan Wakil Presiden
bersumpah
menurut agama, atau berjanji dengan sugguh-sungguh di hadapan
pimpinan
Majelis Permusyawaratan Rakyat dengan disaksikan oleh pimpinan
Mahkamah Agung.
Pasal 10
Presiden memegang kekuasaan yang tertinggi atas angkatan darat,
angkatan laut dan
angkatan udara.
Pasal 11
Presiden dengan persetudjuan Dewan Perwakilan rakyat menyatakan
perang, membuat
perdamaian dan perdyandjian dengan Negara lain.
Pasal 12
Presiden menyatakan keadaan bahaja. Sjarat-sjarat dan akibatnya
keadaan bahaja
ditetapkan dengan undang-undang.
Pasal 13
1. Presiden mengangkat duta dan konsul.
2. Presiden menerima duta Negara lain.
Perubahan Pasal 13
2. Dalam hal mengangkat duta, Presiden memperhatikan pertimbangan
Dewan
Perwakilan Rakyat.
3. Presiden menerima penempatan duta negara lain dengan
memperhatikan
pertimbangan Dewan Perwakilan Rakyat.
Pasal 14
Presiden memberi grasi, amnesti, abolisi dan rehabilitasi.
Perubahan Pasal 14
1. Presiden memberi grasi dan rehabilitasi dengan memperhatikan
pertimbangan Mahkamah Agung.
2. Presiden memberi amnesti dan abolisi dengan memperhatikan
pertimbangan Dewan Perwakilan Rakyat
Pasal 15
Presiden memberi gelaran, tanda dyasa dan lain-lain tanda
kehormatan.
Perubahan Pasal 15
Presiden memberi gelar tanda jasa, dan lain-lain tanda
kehormatan yang diatur
dengan undang-undang.
BAB IV. DEWAN PERTIMBANGAN AGUNG
Pasal 16
1. Susunan Dewan Pertimbangan Agung ditetapkan dengan
undang-undang
2. Dewan ini berkewadjiban memberi dyawab atas pertanyaan Presiden
dan berhak
memajukan usul kepada Pemerintah.
BAB V. KEMENTERIAN NEGARA
Pasal 17
1. Presiden dibantu oleh Menteri-Menteri Negara.
2. Menteri-menteri itu diangkat dan diberhentikan oleh Presiden.
3. Menteri-menteri itu memimpin Departemen Pemerintahan.
Perubahan Pasal 17
2. Menteri-menteri itu diangkat dan diberhentikan oleh Presiden.
3. Setiap menteri membidangi urusan tertentu dalam pemerintahan.
BAB VI. PEMERINTAH DAERAH
Pasal 18
Pembagian Daerah Indonesia atas Daaerah besar dan ketjil, dengan
bentuk susunan
pemerintahannya ditetapkan dengan undang-undang, dengan memandang
dan mengingat
dasar permusjawaratan dalam sistim Pemerintahan Negara, dan hak-hak
asal-usul dalam
Daerah-Daerah yang bersifat istimewa.
Perubahan Pasal 18
1. Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah
provinsi
dan daerah provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota, yang
tiap-tiap
provinsi, kabupaten, dan kota itu mempunyai pemerintahan daerah,
yang
diatur dengan undang-undang.
2. Pemerintahan daerah provinsi, daerah kabupaten, dan kota
mengatur dan
mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan
tugas
pembantuan.
3. Pemerintahan daerah provinsi, daerah kabupaten, dan kota
memiliki Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah yang anggota-anggotanya dipilih melalui
pemilihan umum.
4. Gubernur, Bupati, and Walikota masing-masing sebagai kepala
pemrintah
daerah provinsi, kabupaten, dan kota dipilih secara demokratis.
5. Pemerintahan daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya, kecuali
urusan
pemerintahan yang oleh undang-undang ditentukan sebagai urusan
Pemerintah Pusat.
6. Pemerintahan daerah berhak menetapkan peraturan daerah dan
peraturanperaturan
lain untuk melaksanakan otonomi dan tugas pembantuan.
7. Susunan dan tata cara penyelenggaraan pemerintahan daerah diatur
dalam
undang-undang.
Pasal 18A
1. Hubungan wewenang antara pemerintah pusat dan pemerintahan
daerah
provinsi, kebupaten, dan kota, atau antara provinsi dan
kabupaten dan kota,
diatur dengan undang-undang dengan memperhatikan kekhususan dan
keragaman daerah.
2. Hubungan keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan sumber daya alam
dan sumber daya lainya antara pemerintah pusat dan pemerintahan
daerah
diatur dan dilaksanakan secara adil dan selaras berdasarkan
undangundang.
Pasal 18B
1. Negara mengakui dan menghormati satuan-satuan pemerintahan
daerah
yang bersifat khusus atau bersifat istimewa yang diatur dengan
undangundang.
2. Negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat
hukum
adat beserta hak-hak tradisionalnya sepanjang masih hidup dan
sesuai
dengan perkembangan masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan
Republik
Indonesia, yang diatur damam undang-undang.
BAB VII. DEWAN PERWAKILAN RAKYAT
Pasal 19
1. Susuan Dewan Perwakilan rakyat ditetapkan dengan undang-undang.
2. Dewan Perwakilan rakyat bersidang sedikitnya sekali dalam setahun.
Perubahan Pasal 19
1. Anggota Dewan Perwakilan Rakyat dipilih melalui pemilihan umum.
2. Susunan Dewan Perwakilan Rakyat diatur dengan undang-undang.
3. Dewan Perwakilan Rakyat bersidang sedikitnya sekaili dalam
setahun.
Pasal 20
1. Tiap-tiap undang-undang menghendaki persetudjuan Dewan Perwakiln
rakyat.
2. Jika sesuatu rantjangan undang-undang tidak mendapat persetujuan
Dewan
Perwakilan rakyat, maka rantjangan tadi tidak boleh dimajukan lagi
dalam
persidangan Dewan Perwakilan rakyat masa itu.
Perubahan Pasal 20
1. Dewan Perwakilan Rakyat memegang kekuasaan membentuk
undangundang.
2. Setiap rancangan undang-undang dibahas oleh Dewan Perwakilan
Rakyat
dan Presiden untuk mendapat persetujuan bersama.Jika rancangan
undangundang
itu tidak mendapat persetujuan bersama, rancangan undangundang
itu tidak boleh dimajukan lagi dalam persidangan Dewan
Perwakilan Rakyat masa itu.
3. Presiden mengesahkan rancangan undang-undang yang telah
disetujui
bersama untuk menjadi undang-undang.
4. Dalam hal rancangan undang-undang yang telah disetujui bersama
tersebut
tidak disahkan oleh Presiden dalam waktu tiga puluh hari
semenjak
rancangan undang-undang tersebut disetujui, rancangan
undang-undang
tersebut sah menjadi undang-undang dan wajib diundangkan.
Pasal 20A
1. Dewan Perwakilian Rakyat memiliki fungsi legislasi, fungsi
anggaran, dan
fungsi pengawasan.
2. Dalam melaksanakan fungsinya, selain hak yang diatur dalam
pasal-pasal
lain Undang-Undang Dasar ini, Dewan Perwakilan Rakyat mempunyai
hak
interpelasi, hak angket, dan hak menyatakan pendapat.
3. Selain hak yang diatur dalam pasal-pasal lain Undang-Undang
Dasar ini,
setiap anggota Dewan Perwakilan Rakyat mempunyai hak mengajukan
pertanyaan, menyampaikan usul dan pendapat, serta hak imunitas.
4. Ketentuan lebih lanjut tentang hak Dewan Perwakilan Rakyat dan
hak
anggota Dewan Perwakilan Rakyat diatur dalam undang-undang.
Pasal 21
1. Anggauta-anggauta Dewan Perwakilan rakyat berhak memajukan
rantjangan
undang-undang.
2. Jika rantjangan itu, meskipun disetudjui oleh Dewan Perwakilan
rakyat, tidak
disahkan oleh Presiden, maka rantjangan tadi tidak boleh dimajukan
lagi dalam
persidangan Dewan Perwakilan rakyat masa itu.
Perubahan Pasal 21
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat berhak mengajukan usul rancangan
undangundang.
Pasal 22
1. Dalam hal ihwal kegentingan yang memaksa, Presiden berhak
menetapkan
peraturan pemerintah sebagai pengganti undang-undang.
2. Peraturan pemerintah itu harus mendapat persetudjuan Dewan
Perwakilan rakyat
dalam persidangan yang berikut.
3. Djika tidak mendapat persetudjuan, maka peraturan pemerintah
itu harus ditjabut.
Pasal 22A
Ketentuan lebih lanjut tentang tata cara pembentukan
undang-undang diatur
dengan undang-undang.
Pasal 22B
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat dapat diberhentikan dari
jabatannya, yang
syarat-syarat dan tata cara caranya diatur dalam undang-undang.
BAB VIII. HAL KEUANGAN
Pasal 23
1. Anggaran pendapatan dan belandya ditetapkan tiap-tiap tahun
dengan undangundang.
Apabila Dewan Perwakilan rakyat tidak menjetudjui anggaran yang
diusulkan Pemerintah, maka Pemerintah mendyalankan anggaran tahun
yang lalu.
2. Segala padyak untuk keperluan Negara berdasarkan undang-undang.
3. Matjam dan harga mata uang ditetapkan dengan undang-undang.
4. Hal keuangan negara selandjutnya diatur dengan undang-undang.
5. Untuk memeriksa tanggung jawab tentang keuangan Negara diadakan
suatu
Badan Pemeriksa Keuangan, yang peraturannya ditetapkan dengan
Undang-
Undang. Hasil pemeriksaan itu diberitahukan kepada Dewan
Perwakilan rakyat.
BAB IX. KEKUASAAN KEHAKIMAN
Pasal 24
1. Kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan
lain-lain
badan kehakiman menurut undang-undang.
2. Susunan dan kekuasaan badan-badan kehakiman itu diatur dengan
undangundang.
Pasal 25
Sjarat-sjarat untuk mendyadi dan untuk diperhentikan sebagai hakim
ditetapkan dengan
undang-undang.
BAB IXA WILAYAH NEGARA
Pasal 25A
Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara
kepulauan yang berciri
Nusantara dengan wilayah yang batas-batas dan hak-haknya
ditetapkan dengan
undang-undang.
BAB X. WARGA NEGARA
Pasal 26
1. Jang mendyadi warga Negara ialah orang-orang bangsa Indonesia asli
dan orangorang
bangsa lain yang disjahkan dengan undang-undang sebagai warga
Negara.
2. Sjarat-sjarat yang mengenai kewargaan Negara ditetapkan dengan
undangundang.
BAB X WARGA NEGARA DAN PENDUDUK
Perubahan Pasal 26
1. Yang menjadi warga negara ialah orang-orang bangsa ndonesia asli
dan
orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang
sebagai
warga negara.
2. Penduduk ialah waraga negara Indonesia dan orang asing yang
bertempat
tinggal di Indonesia.
3. Hal-hal mengenai warga negara dan penduduk diatur dengan
undangundang.
Pasal 27
1. Segala warga negara bersamaan kedudukannya didalam hukum dan
pemerintahan
dan wadjib mendjundjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak
ada
ketjualinya.
2. Tiap-tiap warga Negara berhak atas pekerdyaan dan penghidupan
yang lajak bagi
kemanusiaan.
Perubahan Pasal 27
3. Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya
pembelaan
negara.
Pasal 28
Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan
lisan dan tulisan
dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang.
BAB XA HAK ASASI MANUSIA
Pasal 28A
Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan
hidup dan
kehidupannya.
Pasal 28B
1. Setiap orang berhak membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan
melalui perkawinan yang sah.
2. Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan
berkembang serta
berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.
Pasal 28C
1. Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan
kebutuhan
dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari
ilmu
pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan
kualitas
hidupnya dan demi kesejahteraan uman manusia.
2. Setiap orang berhak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan
haknya secara kolektif untuk membangun masyarakat, bangsa, dan
negaranya.
Pasal 28D
1. Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan
kepastian
hukum yang adil serta perlakuan yang sama di hadapan hukum.
2. Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan
perlakuan
yang adil dan layak dalam hubungan kerja.
3. Setiap warga negara berhak memperoleh kesempatan yang sama dalam
pemerintahan.
Pasal 28E
1. Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya,
memilih pendidikan dan pengajaran, memilih pekerjaan, memilih
kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di wilayah negara dan
meninggalkanya, serta berhak kembali.
2. Setiap orang berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan,
menyatakan
pikiran dan sikap, sesuai dengan hati nuraninya.
3. Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan
mengeluarkan pendapat.
Pasal 28F
Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi
untuk
mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak
untuk mencari,
memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah dan menyampaikan
informasi
denggan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia.
Pasal 28G
Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi, keluarga,
kehormatan,
martabat, dan harta benda yang di bawah kekuasaannya, serta
berhak atas rasa
aman dan perlindungan dari ancaman ketakutan untuk berbuat atau
tidak berbuat
sesuatu yang merupakan hak asasi.
Setiap orang berhak untuk bebas dari penyiksaan atau perlakuan
yang
merendahkan derajat martabat menusia dan berhak memperoleh suaka
politik dari
negara lain.
Pasal 28H
1. Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat
tinggal, dan
mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak
memperoleh pelayanan kesehatan.
2. Setiap orang berhak mendapat kemudahan dan perlakuan khusus
untuk
memperoleh kesempatan dan manfaat yang sama guna mencapai
persamaan
dan keadilan.
3. Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan
pengembangan dirinya secara utuh sebagai manusia yang
bermartabai.
4. Setiap orang berhak mempunyai hak milik pribadi dan hak milik
tersebut
tidak boleh diambil alih secara sewenang oleh siapa pun.
Pasal 28I
1. Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kemerdekaan
pikiran dan
hati nurani, hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk
diakui
sebagai pribadi di hadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut
atas dasar
hukum yang berlaku surut, adalah hak asasi manusia yang tidak
dapat
dikurangi dalam keadaan apa pun.
2. Setiap orang berhak bebas dari perlakuan yang bersifat
diskriminatif atas
dasar apa pun dan berhak mendapatkan perlindungan terhadap
perlakuan
yang bersifat diskriminatif itu.
3. Identitas budaya dan hak masyarakat dihormati selaras dengan
perkembangan zaman dan peradaban.
4. Perlindungan, pemajuan, penegakan, dan pemenuhan hak asasi
manusia
adalah tanggun jawab negara, terutama pemerintah.
5. Untuk menegakkan dan melindungi hak asasi manusia sesuai dengan
prinsip
negara hukum yang demokaratis, maka pelaksanaan hak asasi
manusia
dijamin, diatur, dan dituangkan dalam peraturan
perundang-undangan.
Pasal 28J
1. Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain
dalam tertib
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
2. Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib
tunduk
kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang dengan
maksud sematamata untuk menjamin pengakuan serta penghormatan
atas
hak dan kebebasan orang lain dan untuk memenuhi tuntutan yang
adil
sesuai dengan pertimbangan moral, nilai-nilai agama, keamanan
dan
ketertiban umum dalam suatu masyarakat demokaratis.
BAB XI. AGAMA
Pasal 29
1. Negara berdasar atas Ketuhanan yang Maha Esa.
2. Negara mendyamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk
agamanya
masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan
kepertjajaannya itu.
BAB XII. PERTAHANAN NEGARA
Pasal 30
1. Tiap-tiiap warga Negara berhak dan wadjib ikut serta dalam usaha pembelaan
Negara.
2. Sjarat-sjarat tentng pembelaan diatur dengan undang-undang.
Perubahan Pasal 30
1. Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha
pertahanan dan keamanan negara.
2. Usaha pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan melalui sistem
pertahanan dan keamanan rakyat semesta oleh Tentara Nasional
Indonesia
dan Kepolisian Negara Repbulik Indonesia, sebagai kekuatan utama
dan
rakyat, segabai kekuatan pendukung.
3. Tentara Nasional Indonesia terdiri atas Angkatan Darat, Angkatan
Laut,
dan Angkatan Udara sebagai alat negara bertugas mempertahankan,
melindungi, dan memelihara keutuhan dan kedaulatan negara.
4. Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai alat negara yang
menjaga
keamanan dan ketertiban masyarakat bertugas melindungi,
mengayomi,
melayani masyarakat, serta menegakkan hukum.
BAB XIII. PENDIDIKAN
Pasal 31
1. Tiap-tiap warga Negara berhak mendapat pengadyaran.
2. Pemerintah mengusahakan dan menjelenggarakan satu sistim
pengadyaran
nasional, yang diatur dengan undang-undang.
Pasal 32
Pemerintah memajukan kebudajaan nasional Indonesia.
BAB XIV. KESEDYAHTERAAN SOSIAL
Pasal 33
1. Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas azas
kekeluargaan.
2. Tjabang-tjabang produksi yang penting bagi Negara dan yang
menguasasi hadyat
hidup orang banyak dikuasai oleh Negara.
3. Bumi dan air dn kekajaan alam yang terkandung didalamnya
dikuasai oleh
Negara dan digunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.
Pasal 34
Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh Negara
BAB XV. BENDERA DAN BAHASA
BAB XV BENDERA, BAHASA, DAN LAMBANG NEGARA SERTA LAGU
KEBANGSAAN
Pasal 35
Bendera Negara Indonesia ialah Sang Merah Putih.
Pasal 36
Bahasa Negara ialah Bahasa Indonesia.
Pasal 36A
Lambang Negara ialah Garuda Pancasila dengan semboyan Bhinneka
Tunggal Ika.
Pasal 36B
Lagu Kebangsaan ialah Indonesia Raya.
Pasal 36C
Ketentuan lebih lanjut mengenai Bendera, Bahasa dan Lambang
Negara, serta lagu
Kebangsaan diatur dengan undang-undang.
Pasal 37
1. Untuk mengubah Undang-Undang Dasar sekurang-kurangnya 2/3
daripada
djumlah anggauta Madjelis Permusjawaratan rakyat harus hadir.
2. Putusan diambil dengan persetudjuan sekurang-kurangnya 2/3
daripada djumlah
anggauta yang hadlir.
ATURAN PERALIHAN
Pasal I
Panitja Persiapan Kemerdekaan Indonesia mengatur dan
menjelenggarakan kepindahan
pemerintahan kepada Pemerintah Indonesia.
Pasal II
Segala badan Negara dan peraturan yang ada masih langsung berlaku
selama belum
diadakan yang baru menurut Undang-Undang Dasar ini.
Pasal III
Untuk pertama kali Presiden dan Wakil Presiden dipilih oleh
Panitja Persiapan
Kemerdekaan Indonesia.
Pasal IV
Sebelum Madjelis Permusjawaratan rakyat, Dewan Perwakilan rakyat
dan Dewan
Pertimbangan Agung dibentuk menurut Undang-Undang ini, segala
kekuasaannya
didyalankan oleh Presiden dengan bantuan sebuah Komite Nasional.
ATURAN TAMBAHAN
1. Dalam enam bulan sesudah achirnya peperangan Asia Timur Raja,
Presiden
Indonesia mengatur dan menjelenggarakan segala hal yang ditetapkan
dalam
Undang-Undang dasar ini.
2. Dalam enam bulan sesudah Madjelis Permusjawaratan rakyat
dibentuk, Madjelis
itu bersidang untuk menetapkan Undang-Undang Dasar.
No comments:
Post a Comment