Saturday 22 November 2014

payudara bengkak dan cara penanganan payudara bengkak



1pengertian  Payudara bengkak
Payudara bengkak adalah payudara yang oedem, keras, sakit, puting kencang, kulit mengkilat walau tidak merah dan bila diperiksa/isap ASI tidak keluar. Badan biasanya demam setelah 24 jam (Weni Kristiyanasari, 2011, hal: 56)
Payudara bengkak disebabkan karena menyusui yang tidak kontinyu sehingga sisa asi terkumpul pada daerah duktus.  Hal ini dapat terjadi pada hari ketiga setelah melahirkan.  Selain itu penggunaan bra yang ketat serta keadaan putting susu yang tidak bersih dapat mengakibatkan sumbatan pada duktus.
Payudara yang bengkat dapat terjadi akibat hambatan aliran darah vena atau saluran kelenjar getah bening akibat ASI terkumpul dalam payudara. Kejadian ini timbul karena:
a.       Produksi ASI yang berlebihan sementara kebutuhan bayi pada hari-hari pertama setelah lahir masih sedikit
b.      Bayi menyusui secara terjadwal
c.       Bsyi tidak menyusi dengan kuat
d.      Posisi menyusui yang salah
e.       Putting susu datar dan terbenam.
Gejala :
Gejala perlu dibedakan antara payudara bengkak dengan payudara penuhadalah pada payudara bengkak: payudara yang oedem, sakit, puting susu kencang, kulit mengkilat walau tidak merah, dan ASI tidak keluar kemudian badan menjadi demam setelah 24 jam, sedangkan pada payudara penuh: payudara terasa berat, panas dan keras, bila ASI dikeluarkan tidak ada demam (Sri Astuti, 2013 )
Pada banyak wanita payudara hanya terasa penuh, terutama bila pengeluaran ASI tidak kontinyu, payudara bisa terbendung. Payudara yang terbendung akan terasa nyeri, dan bila disentuh akan terasa sangat sakit, keadaan fisik payudara tampak tegang dan mengkilat karena ada yang oedem/edema (cairan) dalam jaringan ikat, dan bisa menjadi merah, dalam keadaan ini ASI bisa berhenti mengalir
  Pembengkakan dimulai pada saat plasenta lepas, yang dipengaruhi oleh dua faktor yang diatur hormon dalam fisiologi laktasi, yaitu faktor prolaktin dan oksitosin. Prolaktin sangat berperan dalam memproduksi air susu ibu sedangkan oksitosin berperan pada tekanan dari belakang globuli (bahan pembentuk ASI) dan reflek neorohormonal (isapan bayi). Globuli yang baru terbentuk akan terdorong/mengalir ke Tubulus, duktus dan ampulla yang selanjutnya akan di hisap oleh bayi (reflek Neorohormonal), bila dua faktor ini tidak bekerja sama maka terjadilah masalah dalam menyusui seperti penyebab payudara bengkak.  Sisa ASI terkumpul pada daerah duktus, hal ini dapat terjadi pada hari ke tiga atau keempat setelah melahirkan. Selain itu, penggunaan bra yang ketat serta keadaan puting susu yang tidak bersih dapat menyebabkan sumbatan pada duktus.
Pembendungan menyebabkan kegagalan menyusui, sebagaimana dijelaskan King (1993) dapat dijelaskan sebagai berikut:
a.       Bayi tidak dapat mengisap dengan efektif karena puting susu dan areola sulit ditarik. Kulit payudara lekat dan bayi tidak dapat meregangkannya untuk membentuk dot.
b.       Bayi mungkin mengisap dalam posisi yang buruk, dan merusak kulit puting susu.
c.        Ibu jarang menyusui karena bila diisap, payudaranya terasa nyeri.
d.      Pasokan ASI menurun karena bayi tidak cukup sering mengisap dan ASI tidak dikeluarkan
e.        Payudara bisa terinfeksi (mastitis, abses payudara) karena air susu tidak dikeluarkan.
Rasa demam pun sudah mulai pasien rasakan karena pasien merasakan oedem hampir disemua area payudaranya. Badan bisa demam dalam 24 jam, hal ini terjadi karena antara lain produksi ASI meningkat, terlambat menyusui dini, perlekatan kurang baik, mungkin kurang sering ASI dikeluarkan dan mungkin juga ada pembatas waktu menyusui (Sidi, 2003). Demam yang pasien rasakan diakibatkan rasa nyeri yang sudah mulai pasien rasakan, ketegangan payudara membuat pasien sulit bergerak, karena jika payudara ikut bergoyang maka rasa nyeri yang pasien rasakan semakin terasa kuat.
Demam ini disebut demam ASI, biasanya demam berhenti tanpa pengobatan, bila berlangsung lebih dari 48 jam, harus dicari infeksi yang menyebabkannya (King, 1993). Demam adalah salah satu pertahanan tubuh melawan kuman yang menyerang sistem imun, jika pembengkakan yang pasien alami semakin parah dan terinfeksi maka demam akan semakin lama atau lebih dari 2 x 24 jam, bahkan suhu tubuh akan meningkat mencapai >38 derajat celcius maka penyebab dan penanganan harus lebih intensif. Demam nifas akibat destensi payudara sering terjadi. Menurut Roser (Suherni, 2009), mengamati bahwa 18% wanita yang normal akan mengalami demam post partum akibat bendungan air susu, lamanya panas berkisar dari 4 hingga 16 jam dan suhu tubuhnya berkisar antara 38-39 derajat celcius.
Payudara terasa lebih penuh, tegang dan nyeri terjadi pada hari ketiga atau keempat pasca persalinan. Disebabkan oleh bendungan vena dan pembuluh getah bening, hal ini merupakan tanda bahwa ASI mulai banyak disekresi, namun pengeluaran belum lancar (Sastrawinata, 2004).ASI peralihan pada stadium II yaitu hari ke-4 sampai ke-10 semakin membuat payudara penuh, jika ASI pada stadium I (colustrum) tidak dikeluarkan secepatnya atau dini maka oedem akan semakin parah.Pada hari ke dua atau ketiga pasca persalinan, kadar estrogen dan progesteron turun drastis, sehingga pengaruh prolaktin lebih dominan dan pada saat inilah mulai terjadi sekresi ASI (Sidi, 2003).  Ketika air susu ibu (ASI) secara normal dihasilkan, payudara menjadi sangat penuh, hal ini bersifat fisiologisdan dengan pengisapan yang efektif dan pengeluaran ASI oleh bayi, rasa penuh tersebut pulih dengan cepat. Namun dapat berkembang menjadi bendungan, sehingga payudara terisi sangat penuh dengan ASI dan cairan jaringan. Aliran vena limfatik tersumbat, aliran susu menjadi terhambat dan tekanan pada saluran ASI dan alveoli meningkat, payudarapun menjadi bengkak dan oedem WHO,2003 yang di kutip oleh Sri Astuti, 2013.
Pencegahan payudara bengkak antara lain sebagai berikut :
a.       Menyusui bayi segera setelah lahir dengan posisi dan perlekatan yang benar.
b.      Menyusui bayi tanpa jadwal (on demand)
c.       Keluarkan asi dengan tangan atau pompa bila produksi asi melebihi kebutuhan bayi
d.      Jangan memberikan minuman lain pada bayi
e.       Lakukan perawatan payudara pasca persalinan (masase dan sebagainya)
Penatalaksanaan  pada payudara bengakak dengan beberapa cara berikut :
a.       Keluarkan sedikit ASI sebelum menyusui agar payudara lebih lembek, sehingga lebih mudah memasukkannya kedalam mulut bayi
b.      Bila bayi belum dapat menyusu, ASI dikeluarkan dengan tangan atau pompa dan diberikan pada bayi dengan cangkir atau sendok
c.       Tetap mengeluarkan Asi sesering yang diperlukan sampai bendungan teratasi.
d.      Untuk mengurangi rasa sakit dapat digunakan kompres hangat dan dingin
e.       Bila ibu demam dapat diberikan obat penurun demam dan pengurang sakit
f.       Lakukan pemijatan pada daerah payudara yang bengkak, bermanfaat untuk membantu memperlancar pengeluaran ASI
g.      Pada saat menyusui, sebaiknya ibu tetap rileks
h.      Makan makanan yang bergizi untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan perbanyak minum
2.      Saluran susu tersumbat
Penyebab tersumbatnya saluran susu pada payudara adalah :
a.       Air susu mengental hingga menyumbat lumen saluran. Hal ini terjadi sebagai akibat air susu jarang dikeluarkan.
b.       Adanya penekanan saluran air susu dari luar
c.       Pemakaian bra yang terlalu ketat
Gejala yang timbul pada ibu yang mengalami tersumbatnya saluran susu pada payudara adalah pada payudara terlihat jelas dan lunak pada perabaan (pada wanita kurus) pada payudara tersumbat terasa nyeri dan bengkak.
Penanganan :
a.       Payudara yang bengkak di kompres dingin dan hangat secara bergantian, setelah itu bayi disusui
b.      Lakukan masase pada payudara untuk mengurangi rasa nyeri dan bengkak
c.       Susui bayi sesering mungkin
d.      Bayi disusui mulai dengan payudara yang salurannya tersumbat
e.       Gunakan bra yang menyangga payudara
f.       Posisi menyusui diubah-ubah untuk melancarkan saluran asi.

No comments:

Post a Comment