Tuesday 8 January 2013

tumor uterus atau mioma uteri by junaedy stikes nani



    Pengertian Mioma Uteri
1.    Mioma Uteri adalah tumor jinak otot rahim, yang berdasarkan besar dan lokasinya dapat memberikan gejala klinis (Ida Bagus Gde Manuaba, 2003).
2.    Mioma Uteri adalah neoplasma jinak yang menumpang, sehingga dalam kepustakaan di kenal juga dengan istilah fibromioma, ataupun fibroid (Sarwono Prawiro Harjo, 1994).
3.    Mioma uteri adalah tumor benigna yang berasal dari sel-sel otot dan mengandung sejumlah jaringan fibroid (Yokobus Siswandi, 2006).
4.    Mioma Uteri adalah tumor jinak pada daerah rahim atau lebih tepatnya otot rahim dan jaringan ikat sekitarnya (Neville F Heller, 1998).
5.    Mioma Uteri adalah tumor jinak dinding rahim yang muncul pada wanita masa reproduksi (Miom/tumor rahim kuliah kebidanan htm).
b.    Etiologi
Penyebab dari mioma uteri adalah :
1.    Teori mayor de snoo rangsangan sel nost atau estrogen.
2.    Faktor
a.    Tak pernah dijumpai sebelum menarche
b.    Atropi setelah menopause
c.    Cepat membesar saat hamil
d.    Sebagian besar masa reproduksi
3.    Reg degenarsi (Carneous degenation)
a.    Estrogen merangsang tumbuh kembang mioma
b.    Aliran darah tidak seimbang
c.    Edema sekitar tungkai
d.    Tekanan hamil
c.    Insiden
Berdasarkan otopsi, Novak menemukan 27 % wanita berumur 25 tahun mempunyai sarang mioma, pada wanita berkulit hitam ditemukan lebih banyak. Mioma uteri dilaporkan belum pernah terjadi sebelum menarche. Setelah menopause hanya kira-kira 10 % mioma yang masih tumbuh. Di Indonesia mioma uteri ditemukan 2,39 – 11,7 % pada semua penderita ginekologi yang dirawat. Pertumbuhan mioma diperkirakan memerlukan waktu 3 tahun agar dapat mencapai ukuran sebesar tinju, akan tetapi beberapa kasus ternyata tumbuh cepat. Setelah menopause banyak mioma menjadi lisut, hanya 10 % saja yang masih dapat tumbuh lebih lanjut.
d.    Patofisiologi
Mioma uteri berasal dari miometrium dan di klasifikasi sesuai lokasi anatominya. Mioma submukosa terletak dibawah endometrium menekan endometrium apabila tumor membesar. Tumor bisa bertangkai (pedikel) dan bisa menonjol kedalam rongga uterus atau kanal serviks. Mioma intramurai terletak didalam miometrium, sedangkan tumor subserosa terdapat pada permukaan serosa dari uterus.
Kebanyakan dari mioma adalah asimtomatis dan bisa berlangsung tanpa diketahui apabila wanita itu gemuk. Timbulnya gejala-gejala disebabkan oleh distorsi dan kongesti pembuluh darah sekitar, atau ulkus pada endometrium. Perdarahan bisa dalam bentuk premenstrual spotting atau perdarahan sedikit setelah menstruasi metroragia dikaitkan dengan trombosis atau nekrosis vena pada permukaan tumor. Khususnya apabila tumor itu masuk kedalam serviks. Perdarahan ini bisa banyak dan pasien bisa mengalami anemia berat (deficit zat besi) yang tidak bisa diperbaiki dengan pengobatan zat besi.
Apabila tangkai dari tumor berbelit, pasien bisa mengalami nyeri yang sangat dan tiba-tiba. Dengan tumor yang besar, pasien bisa merasa berat pada daerah pelvis. Mioma bisa menekan tuba fallopi dan menimbulkan masalah infertilitas, bisa juga terjadi aborsi spontan, atau menekan kanal serviks dan menimbulkan komplikasi persalinan.
e.    Manifestasi Klinik
Manifestasi klinik bergantung pada letak mioma,besarnya, perubahan sekunder, dan komplikasi dan hanya terdapat pada 35-50 penderita. Manifestasi klinik digolongkan menjadi :
1.    Tanpa gejala karena dijumpai kebetulan, misalnya pada pemeriksaan infertilitas.
2.    Perdarahan sebagai gangguan menstruasi yang disebabkan oleh :
a.    Pengaruh eksrogen tinggi, hyperplasia endometrium dapat membentuk seperti menoragia, menometroragia, dan metroragia.
b.    Permukaan endometrium lebih luas.
c.    Atropi endometrium diatas submukosa mioma dan menimbulkan perdarahan.
d.    Kontraksi otot mioma tidak sempurna menutup pembuluh darah.
3.    Perasaan nyeri terjadi karena gangguan sirkulasi darah, nekrosis dan khususnya saat terjadi submukosa yang terlahir.
4.    Gejala penekanan sekitarnya
a.    Terasa discomport atau nek
b.    Terjadi infertilitas
c.    Dapat menimbulkan obstipasi
d.    Edema karena gangguan aliran cairan limfa.
f.  Komplikasi                                                                                   
1. Degenarasi ganas : Leiomiosarkoma
2. Torsi tangkai moima
a. Subseroma mioma uteri
   b. Submukosa mioma uteri
3. Nekrosis dan infeksi
4. Pengaruh timbale balik mioma uteri dan kehamilan
    a. Pengaruh mioma uteri terhadap kehamilan
    b. Menimbulkan infertility
    c. Meningkatkan kemungkinan abortus saat hamil
    d. Persalinan proroturita
e.  Kelainan letak
·           Inpartu
a.    Inersia uteri
b.    Gangguan janin persalinan
·Pasca Partum
a.       Perdarahan pasca partum
b.       Retensio plasenta
c.       Red degeneration
g. Pemeriksaan Diagnostik
    1. Pemeriksaan pelvic
Pemeriksaan ini digunakan untuk melihat perubahan pada vulva, vagina dan serviks dengan palpasi organ dalam khususnya ovarium dan permukaan uterus.

2. Test papanicolau
     Merupakan pemeriksaan sistologis yang memungkinkan untuk mendeteksi adanya sel yang abnormal dan mendeteksi keganasan tumor pada tahap awal.
3.Ultra sound / USG
Merupakan alat diagnostik yang sangat berguna bagi masalah-masalah ginekologi, untuk menentukan lokasi massa tumor.
4.    Endoscopy
Untuk melihat lapisan dan jaringan disekitarnya secara langsung.
a.    Calposcopy            : Visualisasi vagina dan serviks dibawah      kekuatan    magnet yang rendah.
b.    Culdoscopy              : Pemasukan culdoscop melalui vagina       bagian belakang untuk melihat tuba fallopi dan ovarium.
c.    Hysteroscopy              : Pemasukan hysteroscopy malalui serviks  untuk melihat bagian dalam     uterus.
d.    Biopsi                        : Untuk mengetahui jenis dan keganasan sel.
e.    Laboratorium         : Urine lengkap dan darah lengkap

No comments:

Post a Comment