Pengertian
Mioma Uteri
1. Mioma
Uteri adalah tumor jinak otot rahim, yang berdasarkan besar dan lokasinya dapat
memberikan gejala klinis (Ida Bagus Gde Manuaba, 2003).
2. Mioma
Uteri adalah neoplasma jinak yang menumpang, sehingga dalam kepustakaan di
kenal juga dengan istilah fibromioma, ataupun fibroid (Sarwono Prawiro Harjo,
1994).
3. Mioma
uteri adalah tumor benigna yang berasal dari sel-sel otot dan mengandung
sejumlah jaringan fibroid (Yokobus Siswandi, 2006).
4. Mioma
Uteri adalah tumor jinak pada daerah rahim atau lebih tepatnya otot rahim dan
jaringan ikat sekitarnya (Neville F Heller, 1998).
5. Mioma
Uteri adalah tumor jinak dinding rahim yang muncul pada wanita masa reproduksi
(Miom/tumor rahim kuliah kebidanan htm).
b. Etiologi
Penyebab dari mioma
uteri adalah :
1. Teori
mayor de snoo rangsangan sel nost atau estrogen.
2. Faktor
a. Tak
pernah dijumpai sebelum menarche
b. Atropi
setelah menopause
c. Cepat
membesar saat hamil
d. Sebagian
besar masa reproduksi
3. Reg
degenarsi (Carneous degenation)
a. Estrogen
merangsang tumbuh kembang mioma
b. Aliran
darah tidak seimbang
c. Edema
sekitar tungkai
d. Tekanan
hamil
c. Insiden
Berdasarkan
otopsi, Novak menemukan 27 % wanita berumur 25 tahun mempunyai sarang mioma,
pada wanita berkulit hitam ditemukan lebih banyak. Mioma uteri dilaporkan belum
pernah terjadi sebelum menarche. Setelah menopause hanya kira-kira 10 % mioma
yang masih tumbuh. Di Indonesia mioma uteri ditemukan 2,39 – 11,7 % pada semua
penderita ginekologi yang dirawat. Pertumbuhan mioma diperkirakan memerlukan
waktu 3 tahun agar dapat mencapai ukuran sebesar tinju, akan tetapi beberapa
kasus ternyata tumbuh cepat. Setelah menopause banyak mioma menjadi lisut,
hanya 10 % saja yang masih dapat tumbuh lebih lanjut.
d. Patofisiologi
Mioma
uteri berasal dari miometrium dan di klasifikasi sesuai lokasi anatominya.
Mioma submukosa terletak dibawah endometrium menekan endometrium apabila tumor
membesar. Tumor bisa bertangkai (pedikel) dan bisa menonjol kedalam rongga
uterus atau kanal serviks. Mioma intramurai terletak didalam miometrium,
sedangkan tumor subserosa terdapat pada permukaan serosa dari uterus.
Kebanyakan
dari mioma adalah asimtomatis dan bisa berlangsung tanpa diketahui apabila
wanita itu gemuk. Timbulnya gejala-gejala disebabkan oleh distorsi dan kongesti
pembuluh darah sekitar, atau ulkus pada endometrium. Perdarahan bisa dalam
bentuk premenstrual spotting atau perdarahan sedikit setelah menstruasi metroragia
dikaitkan dengan trombosis atau nekrosis vena pada permukaan tumor. Khususnya
apabila tumor itu masuk kedalam serviks. Perdarahan ini bisa banyak dan pasien
bisa mengalami anemia berat (deficit zat besi) yang tidak bisa diperbaiki
dengan pengobatan zat besi.
Apabila
tangkai dari tumor berbelit, pasien bisa mengalami nyeri yang sangat dan
tiba-tiba. Dengan tumor yang besar, pasien bisa merasa berat pada daerah
pelvis. Mioma bisa menekan tuba fallopi dan menimbulkan masalah infertilitas,
bisa juga terjadi aborsi spontan, atau menekan kanal serviks dan menimbulkan
komplikasi persalinan.
e. Manifestasi
Klinik
Manifestasi
klinik bergantung pada letak mioma,besarnya, perubahan sekunder, dan komplikasi
dan hanya terdapat pada 35-50 penderita. Manifestasi klinik digolongkan menjadi
:
1. Tanpa
gejala karena dijumpai kebetulan, misalnya pada pemeriksaan infertilitas.
2. Perdarahan
sebagai gangguan menstruasi yang disebabkan oleh :
a. Pengaruh
eksrogen tinggi, hyperplasia endometrium dapat membentuk seperti menoragia,
menometroragia, dan metroragia.
b. Permukaan
endometrium lebih luas.
c. Atropi
endometrium diatas submukosa mioma dan menimbulkan perdarahan.
d. Kontraksi
otot mioma tidak sempurna menutup pembuluh darah.
3. Perasaan
nyeri terjadi karena gangguan sirkulasi darah, nekrosis dan khususnya saat
terjadi submukosa yang terlahir.
4. Gejala
penekanan sekitarnya
a. Terasa
discomport atau nek
b. Terjadi
infertilitas
c. Dapat
menimbulkan obstipasi
d. Edema
karena gangguan aliran cairan limfa.
f.
Komplikasi
1. Degenarasi ganas : Leiomiosarkoma
2. Torsi tangkai moima
a. Subseroma mioma uteri
b. Submukosa
mioma uteri
3. Nekrosis dan infeksi
4. Pengaruh timbale balik mioma uteri dan kehamilan
a. Pengaruh
mioma uteri terhadap kehamilan
b. Menimbulkan
infertility
c. Meningkatkan
kemungkinan abortus saat hamil
d. Persalinan
proroturita
e. Kelainan
letak
·
Inpartu
a. Inersia
uteri
b. Gangguan
janin persalinan
·Pasca
Partum
a.
Perdarahan pasca partum
b.
Retensio plasenta
c.
Red degeneration
g. Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan pelvic
Pemeriksaan ini digunakan untuk melihat perubahan pada
vulva, vagina dan serviks dengan palpasi organ dalam khususnya ovarium dan
permukaan uterus.
2. Test papanicolau
Merupakan pemeriksaan sistologis yang memungkinkan untuk mendeteksi
adanya sel yang abnormal dan mendeteksi keganasan tumor pada tahap awal.
3.Ultra sound / USG
Merupakan alat diagnostik
yang sangat berguna bagi masalah-masalah ginekologi, untuk menentukan lokasi
massa tumor.
4. Endoscopy
Untuk melihat lapisan dan jaringan disekitarnya secara langsung.
a.
Calposcopy : Visualisasi vagina dan serviks
dibawah kekuatan magnet yang rendah.
b. Culdoscopy : Pemasukan culdoscop melalui
vagina bagian belakang untuk melihat
tuba fallopi dan ovarium.
c. Hysteroscopy : Pemasukan hysteroscopy malalui serviks
untuk melihat bagian dalam uterus.
d. Biopsi : Untuk mengetahui jenis
dan keganasan sel.
e.
Laboratorium : Urine lengkap dan darah lengkap
No comments:
Post a Comment