Tuesday 8 January 2013

Hiperemesis Gravidarum by junaedy stikes nani




 Pengertian Hiperemesis Gravidarum
a.    Hiperemesis Gravidarum adalah mual dan muntah yanag berlebihan pada wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena keadaan umumnya menjadi buruk sehingga terjadi dehidrasi. (Mochtar R, 2009).
b.    Mual (nausea) dan mutah (emesis Gravidarum) adalah gejala yang wajar dan sering ditemui pada kehamilan trimester I, mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi dapat pula timbul setiap saat dan malam hari. (Winkjosastro H, 2002).
c.    Hiperemesis Gravidarum adalah mual muntah saat hamil yang dapat mengganggu kehidupan sehari-hari dan menimbulkan kekurangan cairan dan terganggunya keseimbangan elektrolit (Manuaba Gde 2009).
2. Etiologi Hiperemesis Gravidarum
Sebab pasti belum diketahui, faktor-faktor predikposisi : (Mochtar R, 2009)
a.    Sering terjadi pada primigravida, molahidatidosa, diabeter, dan kehamilan ganda akibat peningkatan kadar HCG.
b.    Faktor organic, karena masuknya vili khariales dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabolik.
c.    faktor Psikologik : Keretakan rumah tangga, kehilangan pekerjaan, rasa takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut memikul dan tanggung jawab.
3. Gejala dan tingkat hiperemesis Gravidarum
Gambaran gejala Hiperemesis Gravidarum secara kelinis dapat dibagi menjadi tiga tingkat (Manuaba Gde, 2009);
a. Hiperemesis Gravidarum
1.    Muntah berlangsung terus
2.    Makan berkurang
3.    Berat badan menurun
4.    Kulit dehidrasi, tonusnya lemah
5.    Nyeri didaerah epigastrium
6.    Tekanan darah menurun dan nadi meningkat
7.    Lidah kering  
8.    Mata tampak cekung
b. Hiperemesis Gravidarum Tingkat II Masa Gestasi Sembilan minggu
1.    Penderita tampak lebih lemah
2.    Gejala dehidrasi makin tampak, mata cekung, turgor kulitmaking kurang, lidah kering dan kotor
3.    Tekanan darah turun, nadi meningkat
4.    Beret badan menurun
5.    Gejala hemokonsentrasi makin tampak : urine berkurang dan bau aseton makin meningkat
6.    Terjadi gangguan air besar
7.    Mulai tampak gangguan kesadaran
8.    Napas bau aseton

c. Hiperemesis Gravidarum Tingkat II Masa Gestasi Sembilan Minggu
1.    Muntah berkurang
2.    Keadaan umum wanita hamil makin menurun : tekanan darah menurun, nadi meingkat dan suhu naik, keadaan dehidrasi makin jelas
3.    Gangguan hati terjadi dengan manifestasi ikterus
4.    Gangguan kesadaran dalam bentuk : pingsan sampai koma, komplikasi susunan saraf pusat (Ensefalopati Wernicke), perubahan arah bola mata, perubahan mental.
4. Patologi Hiperemesis Gravidarum
Dari otopsi wanita yang meninggal karena Hiperemesis Gravidaru diperoleh keterangan bahwa terjadi kelainan pada organ-organ tubuh sebagai berikut (Mochtar R, 2009).
a. Hati : Pada tingkat ringan hanya ditemukan degenerasi lemak sentrylobuler tanpa nekrosis
b. Jantung : Jantung atrifi, kecil dari biasa. Kadang kala dijumpai perdarahan sub endokardial.
c. Otak : Terjadi bercak perdarahan pada otak
d. Ginjal : Tampak pucat, degenerasi lemak pada tubuli kontorti.
5. Diagnosa Hiperemesis Gravidarum (Winkjosastro H, 2002)
Diagnosis Hiperemesis Gravidarum biasanya tidak sukar. Harus ditentukan adanya kehamilan mudah dan muntah yang terus menerus, sehingga mempengaruhi keadaan umum. Namun demikian harus dipikirkan kehamilan muda dengan penyakit pielonefritis, hepatitis, ulkus fentrikuli dan tumor serebri yang dapat pula memberikan gejala muntah.
Hiperemesis Gravidarum yang terus menerus dapat menyebabkan kekurangan makanan yang dapat mempengaruhi perkembangan janin, sehingga pengobatan perlu segera diberikan.
6. Prognosis Hiperemesis Gravidarum (Winkjosastro H, 2002)
Dengan penanganan yang baik prognosis Hiperemesis Gravidarum sangat memuaskan. Penyakit ini biasanya  dapat membatasi diri, namun demikian pada tingkatan yang berat, penyakit ini dapat mengancam jiwa ibu dan janin.
7. Patofisiologi Hiperemesis Gravidarum (Winkjosastro H, 2002)
Perasaan mual adalah akibat dari meningkatnya kadar estrogen, oleh karena keluhan ini terjadi pada trimester I. Pengaruh fisiologi hormone estrogen ini tidak jelas, mungkin bersal dari system saraf pusat atau akibat kurangnya pengosongan lambung. Penyusaian terjadi pada kebanyakan wanita hamil, meskipun demikian mual dan muntah dapat berlangsung berbulan-bulan.
Hiperemesis Gravidarum yang merupakan komplikasi mual dan muntah pada hamil muda, bila terjadi terus menerus dapat menyebabkan dehidrasi dan tidak imbangnya elektrolit dengan alkalosis hipokloremik. Belum jelas mengapa mengapa gejala-gejala ini hanya terjadi pada sebagian kecil wanita, tetapi faktor psikologik merupakan faktor utama, disamping pengaruh hormonal. Yang jelas, wanita yang sebelum kehamilannya sudah menderita lambung spastic dengan gejala tak suka makan dan mual, akan mengalami amesis Gravidarum yang lebih berat.
Hiperemesis Gravidarum ini dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi. Karena oksidasi lemak yang tak sempurna, terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam aseton asetik, asam hidroksi butirik dan aseton dalam darah. Kekurangan cairan yang diminum dan kehilangan cairan karena muntah menyebabkan dehidrasi, sehingga cairan ekstraseluler dan plasma berkurang. Natrium dan khloroda darah turun,demikian pula khlorida air kemih. SelaIn itu dehidrasi menyebabkan hemokonsentrasi, sehingga aliran darah kejaringan kurang. Hal ini menyebebkan jumlah zat makanan oksigen kejaringan berkurang pula dan tertimbunnya zat metabolicdan toksik.
Kekurangan kalium sebagai akibat dari muntah dan bertambahnya ekresi lewat ginjal, menambah frekuensi muntah-muntah yang lebih banyak, dapat merusak hati. Disamping dehidrasi dan terganggunya keseimbangan elektrolit, dapat terjadi robekan pada selaput lender esophagus dan lambung akibat perdarahan gastrointestinal. Pada umumnya robekan ini ringan dan perdarahan dapat berhenti sendiri. Jangan sampai diperlukan transfuse atau tindakan operatif.
8. Penanganan Hiperemesis Gravidarum Menurut tingkatnya (Mochtar R,            2002).
a. Hiperemesis Gravidarum Tingkat I
1.    Memberikan informasi dan edukasi tentang kehamilan kepada ibu dengan maksud menghilangkan faktor psikis dan rasa takut.
2.    Memberikan informasi tentang diet ibu hamil, makanan jangan sekaligus banyak tetapi dalam porsi sedikit-sedikit namun sering.
3.    Memberitahu untuk jangan tiba-tiba berdiri waktu bangun pagi.
4.    Terapi obat : Menggunakan sedative (luminal, Stesolid), vitamin (B1 dan B6), anti muntah (Mediamer B6. Drammamin, Avopreg, Avomin, Torecan), antasida dan anti mulas.
b. Hiperemesis Gravidarum tingkat II dan III
1.    Harus dirawat di Rumah Sakit.
2.    Kadang-kadang pada beberapa wanita, hanya tidur di Rumah Sakit saja, telah banyak mengalami mual dan muntahnya.
3.    Isolasi jangan terlalu banyak tamu, kalau perlu hanya perawat dan dokter saja yang boleh masuk. Kadang kala hanya ini saja, tanpa pengobatan khusus telah mengurangin mual dan muntah.
4.    Terapi pisikologi, berikan pengertian bahwa kehamilan adalah suatu hal dan wajar, normal, dan fisiologis. Jadi tidak perlu takut dan khawatir. Cari dan coba hilangkan faktor psikologis seperti keaddan social ekonomi dan pekerjaan serta lingkungan.
5.    Menambahkan cairan, berikan infuse dekstrisa atau glukosa 5% sebanyak 2 atau 3 liter dalam 24 jam.
6.    Berikan obat-obatan : Sedavita (luminal, Stesolid), vitamin (B1 dan B6), anti muntah (Medianer B6, Drammamin, Avopreg,Avomin, Torecan), antasida dan anti mulas.
7.    Pada beberapa kasus dan bila terapi tidak dapat dengan cepat memperbaiki keadaan umum penderita, dapat dipertimbangkan suatu abortus buatan.
C. Proses Manajemen Asuhan Keperawatan
1. Pengertian Manajemen Asuhan Keperawatan
Manajemen asuhan keperawatan adalah suatu metide pendekatan pemecahan masalah yang digunakan oleh perawat dalam proses pemecahan masalah dalam pemberian pelayanan asuhan keperawatan, atau merupakan proses pemecahan masalah yang digunakan oleh perawat serta merupakan metode yang terorganisasi melalui tindakan yang logika dalam pemberian pelayanan.

No comments:

Post a Comment