Pengertian Hiperemesis Gravidarum
a. Hiperemesis
Gravidarum adalah mual dan muntah yanag berlebihan pada wanita hamil sampai
mengganggu pekerjaan sehari-hari karena keadaan umumnya menjadi buruk sehingga
terjadi dehidrasi. (Mochtar R, 2009).
b. Mual
(nausea) dan mutah (emesis Gravidarum) adalah gejala yang wajar dan sering
ditemui pada kehamilan trimester I, mual biasanya terjadi pada pagi hari,
tetapi dapat pula timbul setiap saat dan malam hari. (Winkjosastro H, 2002).
c. Hiperemesis
Gravidarum adalah mual muntah saat hamil yang dapat mengganggu kehidupan
sehari-hari dan menimbulkan kekurangan cairan dan terganggunya keseimbangan
elektrolit (Manuaba Gde 2009).
2. Etiologi Hiperemesis
Gravidarum
Sebab pasti belum diketahui, faktor-faktor predikposisi :
(Mochtar R, 2009)
a. Sering
terjadi pada primigravida, molahidatidosa, diabeter, dan kehamilan ganda akibat
peningkatan kadar HCG.
b. Faktor
organic, karena masuknya vili khariales dalam sirkulasi maternal dan perubahan
metabolik.
c. faktor
Psikologik : Keretakan rumah tangga, kehilangan pekerjaan, rasa takut terhadap
kehamilan dan persalinan, takut memikul dan tanggung jawab.
3. Gejala dan tingkat
hiperemesis Gravidarum
Gambaran
gejala Hiperemesis Gravidarum secara kelinis dapat dibagi menjadi tiga tingkat
(Manuaba Gde, 2009);
a. Hiperemesis Gravidarum
1. Muntah
berlangsung terus
2. Makan
berkurang
3. Berat
badan menurun
4. Kulit
dehidrasi, tonusnya lemah
5. Nyeri
didaerah epigastrium
6. Tekanan
darah menurun dan nadi meningkat
7. Lidah
kering
8. Mata
tampak cekung
b. Hiperemesis Gravidarum Tingkat II
Masa Gestasi Sembilan minggu
1. Penderita
tampak lebih lemah
2. Gejala
dehidrasi makin tampak, mata cekung, turgor kulitmaking kurang, lidah kering
dan kotor
3. Tekanan
darah turun, nadi meningkat
4. Beret
badan menurun
5. Gejala
hemokonsentrasi makin tampak : urine berkurang dan bau aseton makin meningkat
6. Terjadi
gangguan air besar
7. Mulai
tampak gangguan kesadaran
8. Napas
bau aseton
c. Hiperemesis Gravidarum Tingkat II
Masa Gestasi Sembilan Minggu
1. Muntah
berkurang
2. Keadaan
umum wanita hamil makin menurun : tekanan darah menurun, nadi meingkat dan suhu
naik, keadaan dehidrasi makin jelas
3. Gangguan
hati terjadi dengan manifestasi ikterus
4. Gangguan
kesadaran dalam bentuk : pingsan sampai koma, komplikasi susunan saraf pusat (Ensefalopati Wernicke), perubahan arah
bola mata, perubahan mental.
4. Patologi Hiperemesis
Gravidarum
Dari
otopsi wanita yang meninggal karena Hiperemesis Gravidaru diperoleh keterangan
bahwa terjadi kelainan pada organ-organ tubuh sebagai berikut (Mochtar R, 2009).
a. Hati : Pada tingkat ringan hanya ditemukan degenerasi
lemak sentrylobuler tanpa nekrosis
b. Jantung : Jantung atrifi, kecil dari biasa. Kadang
kala dijumpai perdarahan sub endokardial.
c.
Otak : Terjadi bercak perdarahan pada otak
d. Ginjal : Tampak pucat, degenerasi
lemak pada tubuli kontorti.
5. Diagnosa Hiperemesis
Gravidarum (Winkjosastro H, 2002)
Diagnosis
Hiperemesis Gravidarum biasanya tidak sukar. Harus ditentukan adanya kehamilan
mudah dan muntah yang terus menerus, sehingga mempengaruhi keadaan umum. Namun
demikian harus dipikirkan kehamilan muda dengan penyakit pielonefritis,
hepatitis, ulkus fentrikuli dan tumor serebri yang dapat pula memberikan gejala
muntah.
Hiperemesis
Gravidarum yang terus menerus dapat menyebabkan kekurangan makanan yang dapat
mempengaruhi perkembangan janin, sehingga pengobatan perlu segera diberikan.
6. Prognosis Hiperemesis
Gravidarum (Winkjosastro H, 2002)
Dengan
penanganan yang baik prognosis Hiperemesis Gravidarum sangat memuaskan.
Penyakit ini biasanya dapat membatasi
diri, namun demikian pada tingkatan yang berat, penyakit ini dapat mengancam jiwa
ibu dan janin.
7. Patofisiologi Hiperemesis
Gravidarum (Winkjosastro H, 2002)
Perasaan
mual adalah akibat dari meningkatnya kadar estrogen, oleh karena keluhan ini
terjadi pada trimester I. Pengaruh fisiologi hormone estrogen ini tidak jelas,
mungkin bersal dari system saraf pusat atau akibat kurangnya pengosongan
lambung. Penyusaian terjadi pada kebanyakan wanita hamil, meskipun demikian
mual dan muntah dapat berlangsung berbulan-bulan.
Hiperemesis Gravidarum yang merupakan komplikasi mual dan
muntah pada hamil muda, bila terjadi terus menerus dapat menyebabkan dehidrasi
dan tidak imbangnya elektrolit dengan alkalosis hipokloremik. Belum jelas
mengapa mengapa gejala-gejala ini hanya terjadi pada sebagian kecil wanita,
tetapi faktor psikologik merupakan faktor utama, disamping pengaruh hormonal.
Yang jelas, wanita yang sebelum kehamilannya sudah menderita lambung spastic
dengan gejala tak suka makan dan mual, akan mengalami amesis Gravidarum yang
lebih berat.
Hiperemesis Gravidarum ini dapat mengakibatkan cadangan
karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi. Karena oksidasi
lemak yang tak sempurna, terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam aseton
asetik, asam hidroksi butirik dan aseton dalam darah. Kekurangan cairan yang
diminum dan kehilangan cairan karena muntah menyebabkan dehidrasi, sehingga
cairan ekstraseluler dan plasma berkurang. Natrium dan khloroda darah turun,demikian
pula khlorida air kemih. SelaIn itu dehidrasi menyebabkan hemokonsentrasi,
sehingga aliran darah kejaringan kurang. Hal ini menyebebkan jumlah zat makanan
oksigen kejaringan berkurang pula dan tertimbunnya zat metabolicdan toksik.
Kekurangan kalium sebagai akibat dari muntah dan
bertambahnya ekresi lewat ginjal, menambah frekuensi muntah-muntah yang lebih
banyak, dapat merusak hati. Disamping dehidrasi dan terganggunya keseimbangan
elektrolit, dapat terjadi robekan pada selaput lender esophagus dan lambung
akibat perdarahan gastrointestinal. Pada umumnya robekan ini ringan dan
perdarahan dapat berhenti sendiri. Jangan sampai diperlukan transfuse atau
tindakan operatif.
8. Penanganan
Hiperemesis Gravidarum Menurut tingkatnya (Mochtar
R, 2002).
a. Hiperemesis Gravidarum Tingkat I
1. Memberikan
informasi dan edukasi tentang kehamilan kepada ibu dengan maksud menghilangkan faktor
psikis dan rasa takut.
2. Memberikan
informasi tentang diet ibu hamil, makanan jangan sekaligus banyak tetapi dalam
porsi sedikit-sedikit namun sering.
3. Memberitahu
untuk jangan tiba-tiba berdiri waktu bangun pagi.
4. Terapi
obat : Menggunakan sedative (luminal, Stesolid), vitamin (B1 dan B6), anti
muntah (Mediamer B6. Drammamin, Avopreg, Avomin, Torecan), antasida dan anti
mulas.
b. Hiperemesis Gravidarum tingkat II dan
III
1. Harus
dirawat di Rumah Sakit.
2. Kadang-kadang
pada beberapa wanita, hanya tidur di Rumah Sakit saja, telah banyak mengalami
mual dan muntahnya.
3. Isolasi
jangan terlalu banyak tamu, kalau perlu hanya perawat dan dokter saja yang
boleh masuk. Kadang kala hanya ini saja, tanpa pengobatan khusus telah
mengurangin mual dan muntah.
4. Terapi
pisikologi, berikan pengertian bahwa kehamilan adalah suatu hal dan wajar,
normal, dan fisiologis. Jadi tidak perlu takut dan khawatir. Cari dan coba
hilangkan faktor psikologis seperti keaddan social ekonomi dan pekerjaan serta
lingkungan.
5. Menambahkan
cairan, berikan infuse dekstrisa atau glukosa 5% sebanyak 2 atau 3 liter dalam
24 jam.
6. Berikan
obat-obatan : Sedavita (luminal, Stesolid), vitamin (B1 dan B6), anti muntah
(Medianer B6, Drammamin, Avopreg,Avomin, Torecan), antasida dan anti mulas.
7. Pada
beberapa kasus dan bila terapi tidak dapat dengan cepat memperbaiki keadaan
umum penderita, dapat dipertimbangkan suatu abortus buatan.
C. Proses Manajemen
Asuhan Keperawatan
1.
Pengertian Manajemen Asuhan Keperawatan
Manajemen
asuhan keperawatan adalah suatu metide pendekatan pemecahan masalah yang digunakan
oleh perawat dalam proses pemecahan masalah dalam pemberian pelayanan asuhan
keperawatan, atau merupakan proses pemecahan masalah yang digunakan oleh
perawat serta merupakan metode yang terorganisasi melalui tindakan yang logika
dalam pemberian pelayanan.
No comments:
Post a Comment