PENYEBAB (ETIOLOGI) BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR)
Penyebab terbanyak terjadinya BBLR adalah kelahiran
prematur. Faktor ibu yang lain adalah umur, paritas. Faktor plasenta seperti
penyakit vaskuler, kehamilan kembar/ganda, serta faktor janin juga merupakan
penyebab terjadinya BBLR.
PENYEBAB Kasus BBLR |
a. Faktor
ibu
1) Penyakit
Penyakit yang berhubungan langsung dengan kehamilan, misalnya toxemia
gravidarum, perdarahan antepartum, trauma fisik dan psikologis. Selain itu
penyakit lain seperti nefritis akut, infeksi akut.
2) Usia Ibu
Angka kejadian tertinggi pada bayi BBLR adalah umur ibu Usia < 16 tahun dan usia > 35 tahun serta pada
multigravida yang
jarak kelahirannya terlalu dekat.
3) Keadaan Sosial
Keadaan ini sangat berperan sekali
terhadap timbulnya BBLR. Hal ini disebabkan oleh gizi yang kurang baik dan
antenatal care yang kurang serta golongan sosial ekonomi
rendah dan perkawinan tidak sah.
b. Faktor
Janin
Faktor janin meliputi hydrammion, kehamilan
yang multiple, kelainan kromosom, syphilis
termasuk juga infeksi kronis.
c. Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan
meliputi tempat tinggal dataran tinggi, radiasi, zat-zat racun (Ika, 2010).
1. Diagnosis
Dalam mendiagnosa
bayi dengan BBLR maka hal-hal yang harus diperhatikan adalah : perhitungan HPHT
(Hari Pertama Haid Terakhir) dan penilaian secara klinis seperti BB, PB,
lingkar dada, dan lingkar kepala.
a. Sebelum
bayi lahir
1) Pada
anamnese sering dijumpai adanya riwayat abortus, partus prematurus, dan lahir mati.
2)
Pembesaran
uterus tidak sesuai dengan tuanya kehamilan.
3)
Pergerakan
janin yang pertama (quickening) terjadi lebih lambat, gerakan janin lebih
lambat walaupun kehamilannya sudah agak lanjut.
4)
Pertambahan
berat badan ibu lambat dan tidak sesuai menurut yang seharusnya.
5)
Sering
dijumpai kehamilan dengan oligohigramnion atau bisa pula dengan hidramnion,
hiperemesis gravidarum dan pada hamil lanjut dengan toksemia
gravidarum atau perdarahan antepartum
(Atikah, 2010).
b. Setelah
bayi lahir
1)
Bayi
dengan retardasi pertumbuhan intrauterin
Secara klasik tampak seperti bayi yang kelaparan.
Tanda-tanda bayi ini adalah tengkorak kepala keras, gerakan bayi terbatas,
verniks caseosa sedikit atau tidak ada, kulit tipis, kering, berlipat-lipat,
mudah diangkat, abdomen cekung atau rata, jaringan lemak bawah kulit sedikit,
tali pusat tipis, lembek dan berwarna kehijauan.
2)
Bayi
prematur yang lahir sebelum kehamilan 37 minggu.
Verniks kaseosa ada, jaringan lemak bawah kulit sedikit,
tulang tengkorak lunak mudah bergerak, muka seperti boneka (doll-like). Abdomen
buncit, tali pusat tebal dan segar, menangis lemah, tonus otot hipotoni, kulit
tipis, merah dan transparan.
3)
Bayi
small for date sama dengan bayi
dengan retardasi pertumbuhan intrauterin.
Bayi
prematur kurang sempurna pertumbuhan alat-alat dalam tubuhnya karena itu sangat
peka terhadap gangguan pernafasan, infeksi, trauma, kelahiran hipotermi, dan
sebagainya. Pada bayi kecil untuk masa kehamilan (small for date) alat-alat
tubuh lebih berkembang dibandingkan dengan bayi premature berat badan sama,
karena itu akan lebih mudah hidup di luar rahim, namun tetap lebih peka
terhadap infeksi dan hipotermi dibandingkan bayi matur dengan berat badan
normal.
PENANGANAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH
(BBLR)
a. Menjaga
agar tubuh bayi tetap hangat sampai bayi menjadi lebih kuat dan beratnya
menjadi normal.
b. Memberikan ASI secepatnya setelah lahir. ASI diberikan
sebanyak mungkin dalam porsi sedikit-sedikit dan sering setiap bayi
menginginkan dan sesuai kemampuan bayi.
c. Membersihkan luka tali pusat dengan bersih dan teratur,
tali pusat dibungkus dengan kasa steril.
d. Perubahan berat badan mencerminkan kondisi gizi/nutrisi
bayi yang erat kaitannya dengan daya tahan tubuh, oleh sebab itu penimbangan
berat badan harus dilakukan dengan ketat.
e. Kebutuhan cairan untuk bayi baru lahir 120-150 ml/kg/hari
atau 100-2000 cal/kg/hari. Pemberian dilakukan secara bertahap sesuai kemampuan bayi
untuk segera mungkin mencukupi kebutuhan cairan/kalori
sumber (Saifuddin, A. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. EGC :
Jakarta)
No comments:
Post a Comment