1. Pengertian
Luka bakar adalah kerusakan atau
kehilangan jaringan yang disebabkan Karena kontak dengan sumber panas seperti
api, air panas, bahan kimia, sengatan listrik dan radiasi.(Mansjoer,A,2003 hal.325)
Luka bakar adalah suatu keadaan
terjadinya kerusakan kulit tanpa atau disertai kerusakan pembuluh darah,
persarafan yang disebabkan trauma pana elektrik maupun zat kimia (Brunner and
Suddarth, 2000)
Kesimpulan:
Luka
bakar adalah: luka yang terjadi akibat sentuhan permukaan tubuh dengan
benda-benda yang menghasilkan panas (api, air, listrik, radiasi) atau zat-zat
yan bersifat membakar (zat kimia).
Klasifikasi luka bakar
a.
Berat/kritis bila:
1.
Derajat 2 dengan luas lebih dari 25%
2.
Derajat 3 dengan luas lebih dari 10%
3.
Luka bakar disertai dengan trauma jalan napas atau jaringan lunak atau
fraktur.
4.
Luka bakar akibat sengatan listrik.
b.Sedang bila :
1.
Derajat 2 luas 15-25%
2.
Derajat 3 dengan luas kurang dari 10% kecuali muka, kaki, tangan.
c.Ringan bila
1.
Derajat 2 dengan luas kurang dari 15%
2.
Derajat 3 kurang dari 2%
2. Anatomi Kulit
Anatomi
Kulit
a. Integumen
mencakup kulit pembungkus tubuh termasuk kuku, rambut, dan kelenjar.
b. Kulit
adalah lapisan jaringan pada bag. Luar yang menutupi dan melindungi permukaan
tubuh.
c. Kulit
merupakan organ tubuh yang paling luar → alat proteksi.
d. Luas
kulit org dewasa 1,5 m2, berat 15%/bb tebal bervariasi antara 0,5 – 3 mm.
e. Makroskopis
kulit : ketebalan bervariasi, memiliki finger print.
f. Mikroskopis
kulit : epidermis dan kutis. Dermis memiliki jaringan pelengkap yaitu rambut
dan kuku.
Lapisan Kulit terdiri dari:
a.
Lapisan Epidermis
1.
Membentuk lapisan paling luar dengan ketebalan 0,1 mm (pada kelopak
mata) dan 1 mm (pada telapak tangan dan kaki)
2.
Sel-sel epitel tersusun dari keratinosit
3.
Lapisan ini terganti setiap 3-4 mg sekali
4.
Sel yg mati mengandung sejumlah besar keratin yaitu protein fibrous
insolubel yang membentuk barrier paling luar kulit
5.
Sel melanosit → pigmen melanin yg mewarnai kulit dan rambut
b. Lapisan Dermis
1. Membentuk
bagian terbesar kulit denga memberikan kekuatan dan struktur pada kulit.
2. Terdiri
dari dua lapisan: papilla dermis (berada langsung dibawah epidermis), lpiasan
retikularis (dibawah lapisan papilaris)
3. Lapisan
papilaris menghasilkan salah satu bentuk kolagen yaitu suatu komponen jaringan
ikat.
4.Dermis tersusun dari pembuluh darah serta limfe,
serabut saraf, kelenjar keringat sebasea dan akar rambut.
5. Dermis
disebut kulit paling sejati.
c. Jaringan subkutan
1.Lapisan kulit paling dalam.
2.Merupakan jaringan adipose member bantalan antara
lapisan kulit dan struktur internal seperti otot dan tulang.
3.Memungkinkan mobilitas kulit, perubahan kontur
tubuh dan penyelesaian panas tubuh(Holbrook,1991)
Fisiologi Kulit
a.
Fungsi proteksi
1)
Secara garis besar sifat proteksi kulit terhadap bahan-bahan dari luar.
2)
Proteksi terhadap bahan-bahan kimia dilakukan oleh sebum secara adanya chemical barrier yg berupa acid mantel
dimana ph kulit 5 – 6,5 terutama tdp
diatas kulit sampai str. Corneum. Juga
mikroorganisme dicegah oleh stratum korneum.
b.
Fungsi pengaturan suhu tubuh (thermoregulator)
Kulit melakukan peranan ini dengan cara
mengeluarkan keringat dan mengerutkan (otot berkontraksi) pembuluh darah kulit.
Pada bayi dinding pembuluh darah belum terbentuk sempurna sehingga terjadi
extravasasi cairan, karena itu kulit tanpak lebih oedema karena lebih banyak
mengandung air dengannatrium.
c.
Fungsi respirasi
Permeabilitas kulit
terhadap o2, co2 dan uap air alat
respirasi.
d.
Fungsi daya desinfeksi
Kulit bersifat asam pd permukaan kulit
thd asam laktat & asam amino kulit
menjaadi asam dg ph 4,5 – 5,5
e.
Fungsi expresi
Pada orang yang marah, kulit menjadi
merah, orang yang kaget kulit jadi pucat
f.
Fungsi pembentukan vitamin D
Mengubah 7
dihidroksikolesterol dengan pertolongan sinar matahari.
g.
Fungsi pembentuk pigmen
Sel pembentuk pigmen terletak dilapisan basal
dan sel inti berasal dari saraf dan jumlah melanosit dan jumlah serta besarnya
butiran pigmen (melanosomes).
3. Etiologi
a. Panas (termal)
Bisa berasal dari api,air
panas,sinar matahari.
b. Elektrik
Listrik, radio aktif seperti kebocoran stasiun
nuklir, bom atom.
c. Zat –zat kimia
Berupa asam,
basa, air accu dan air keras.
4.Insiden
Luka bakar adalah masalah
yang serius sebagai ganbaran di USA menempati urutan pertama perkapita dalam
masalah kematian akibat kebakaran dan mempunyai tingkat hampir dua kali lipat
dibandingkan dengan Kanada yang menempati urutan kedua (Hundak M,Gorolyn,2000).
Kira-kira 80% kecelakaan
luka bakar terjadi di perumahan dan penyebab yang paling utama adalah kelalaian,
ceroboh, dan sifat ingin tahu dari anak-anak. Meskipun luka bakar yang terjadi
pada semua kelompok usia insidennya lebih mudah dari 2 tahun dan lebih tua dari
60 tahun, mempunyai angka mortalitas lebih tinggi dibandingkan denga kelompok
usia lainnya denga keparahan luka bakar yang sama.Seorang anak berusia kuranhg
dari 2 tahaun akan lebih mudah terkena infeksi karena respon imunimatur.
Orang yang lebih tua
mempunyai proses degenerative yang memperberat penyembuhan dan yang dapat
diperberat oleh status luka bakar.Sebagai aturan umum, anak-anak dengan luka
bakar 10% atau lebih dan semua orang dewasa yang cedera luka bakar 12%-15% LPTT
akan memerlukan perawatan di rumah sakit.
Tabel 2.1 Kegiatan orang
yang terkena luka bakar
Bentuk Kegiatan
|
Persentase
|
jumlah
|
|
11,3%
10,0%
7,5%
5,5%
5,0%
4,1%
3,0%
|
175
152
116
86
77
64
47
|
Sumber: Long C,
Barbara(2003)
5.Patofisiologi
Luka bakar disebabkan oleh pengalihan
energy dari suatu sumber panas kepada tubuh.Panas dapat dipndahkan lewat hantaran
atau radiasi elektromagnetik.Luka bakar dapat dikelompokan menjadi luka bakar
termal,radiasi atau kimia.Destruksi jaringan terjadi akibat koagulasi,
denaturasi protein, atau ionisasi isi sel.Kulit dan mukosa saluran napas atas
merupakan lokasi destruksi jaringan.Jaringan yang dalam, termasuk organ
visceral dapat mengalami kerusakan karena luka bakar elektrik atau yang lama
dengan agen penyebab (burni agent).Nekrosis dan kegagalan organ dapat
terjadi.Perubahan patofisiologi yang disebabkan oleh luka bakar yang berat
selama awal periode syok luka bakar mencakup hipoperfusi jaringan dan
hipofungsi organ yang terjadi sekunder akibat penurunancurah jantng dengan
diikuti oleh fase hiperdinamik serta hiper metabolik..
6
Manifestasi
Klinis
a.
Luka BakarDerajat I :
1.
Epidermis mengalami cedera dan sebagian dermis
2.
Dapat terasa nyeri, merah, kering atau melepuh
b.
Luka Bakar Derajat II :
1.
Destruksi epidermis dan lapisan atas dermis, lapisan dermis yang lebih
dalam
2.
Terasa nyeri, merah, eksudasi cairan, folikel rambut masih utuh.
c.
Luka Bakar Derajat III :
1.
Destruksi total epidermis dan dermis dan pada sebagian kasus jaringan
yang berada dibawahnya
2.
Warna bervariasi dari putih sampai merah, coklat atau hitam
3.
Serabut saraf hancur, tidak nyeri
4.
Folikel rambut dan kelenjar keringat hancur
2.1 Zona pada luka bakar
Luas Permukaan Tubuh yang Terbakar
Dapat dihitung dengan
menggunakan :
- Rule of Nines
- Metode Lund and Browder
- Palm Method
2.3 Bagan untuk memperkirakan persentase luas
permukaan tubuh yang terbakar.
Persentase area yang
terbakar sesuai pertumbuhan
0 1 5 10 15 Dewasa
A: ½ kepala 9 ½ 8 ½ 6 ½ 5
½ 4 ½ 3 ½
B: 1 Paha 2 ¾ 2 ¼ 4 4 ¼ 4
½ 4 ¾
C: ½ Kaki 2 ½ 2 ½ 2 ¾ 3 3
¼ 3 ½
7.Test diagnostik
a. Hitung
Darah Lengkap
Peningkatan
hematokrit awal menunjukkan hemakonsentarsi sampai dengan perpindahan atau
kehilangan cairan
b. SDP
(Sel darah putih)
Leukositosis
dapat terjadi sehubungan dengan kehilangan sel pada sisi luka dan respon
inflamasi terhadap cedera
c. GDA
(Analisa gas darah)
d. Elektrolit
serum
e. Bronkoskopi
serat optik, untuk mendiagnosa luas cedera
f. Natrium
urine random
8. Penatalaksanaan
a. Perawatan
ditempat kejadian
1. Matikan api
2. Mendinginkan luka bakar
3. Lepaskan benda penghalang
4. Menutup luka bakar
5. Mengirigasi luka bakar kimia
6. Pantau ABC
b. Perawatan
medis darurat
1. Pantau ABC
2. Pemberian cairan
Rumus
pemberian cairan pada luka bakar :
a. Rumus
consensus:
2-4ml x kg BB x % LB
b. Rumus
Parkland/Baxter
= 4 ml x kg BB x% LB
c. Rumus
Evans
= 1 ml x kg BB x % LB
d. Glukosa
(5% dalam air)
= 2000 ml untuk kehilangan insesibel.
3. Pemasangan kateter
4. Pemberian obat analgetik
5. Dukungan psikososial
6. Perawatan terbuka atau tertutup
7. Diet tinggi protein
c. Perawatan
luka umum:
1. Pemberian
luka : hidroterapi dengan perendam total
2. Terapi
antibiotic topical: untuk mensterilkan luka bakar dan meningkatkan upaya untuk
mengobati luka yang terbuka dan kotor menjadi luka yang tertutup dan bersih
3. Penggatian
balutan: balutan/kasa yang menempel pada luka dibasai dengan larutan saline.
d. Tujuan terapi penggantian
cairan
1. Volume
total dan kecepatan pemberian infus diukur berdasarkan respon pasien luka
bakar.
2. Tujuan
penggantian cairan :
Tek. Sistolik : >100 mmHg
Frek. Nadi : < 110 x/menit
Urine output : 30-50 ml/jam
No comments:
Post a Comment