Sunday 7 September 2014

makalah luka bakar



Konsep Dasar Medik luka bakar
1.    Pengertian
       Luka bakar adalah kerusakan atau kehilangan jaringan yang disebabkan Karena kontak dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, sengatan listrik dan radiasi.(Mansjoer,A,2003 hal.325)
       Luka bakar adalah suatu keadaan terjadinya kerusakan kulit tanpa atau disertai kerusakan pembuluh darah, persarafan yang disebabkan trauma pana elektrik maupun zat kimia (Brunner and Suddarth, 2000)
Kesimpulan:
Luka bakar adalah: luka yang terjadi akibat sentuhan permukaan tubuh dengan benda-benda yang menghasilkan panas (api, air, listrik, radiasi) atau zat-zat yan bersifat membakar (zat kimia).
Klasifikasi luka bakar
a.    Berat/kritis bila:
1.    Derajat 2 dengan luas lebih dari 25%
2.    Derajat 3 dengan luas lebih dari 10%
3.    Luka bakar disertai dengan trauma jalan napas atau jaringan lunak atau fraktur.
4.    Luka bakar akibat sengatan listrik.
b.Sedang bila :
1.    Derajat 2 luas 15-25%
2.    Derajat 3 dengan luas kurang dari 10% kecuali muka, kaki, tangan.
c.Ringan bila     
1.    Derajat 2 dengan luas kurang dari 15%
2.    Derajat 3 kurang dari 2%







2.    Anatomi Kulit
Anatomi Kulit
a.    Integumen mencakup kulit pembungkus tubuh termasuk kuku, rambut, dan kelenjar.
b.    Kulit adalah lapisan jaringan pada bag. Luar yang menutupi dan melindungi permukaan tubuh.
c.    Kulit merupakan organ tubuh yang paling luar → alat proteksi.
d.    Luas kulit org dewasa 1,5 m2, berat 15%/bb tebal bervariasi antara 0,5 – 3 mm.
e.    Makroskopis kulit : ketebalan bervariasi, memiliki finger print.
f.     Mikroskopis kulit : epidermis dan kutis. Dermis memiliki jaringan pelengkap yaitu rambut dan kuku.
Lapisan Kulit terdiri dari:
a.  Lapisan Epidermis
1.    Membentuk lapisan paling luar dengan ketebalan 0,1 mm (pada kelopak mata) dan 1 mm (pada telapak tangan dan kaki)
2.    Sel-sel epitel tersusun dari keratinosit
3.    Lapisan ini terganti setiap 3-4 mg sekali
4.    Sel yg mati mengandung sejumlah besar keratin yaitu protein fibrous insolubel yang membentuk barrier paling luar kulit
5.    Sel melanosit → pigmen melanin yg mewarnai kulit dan rambut
b. Lapisan Dermis
1. Membentuk bagian terbesar kulit denga memberikan kekuatan dan struktur pada kulit.
2. Terdiri dari dua lapisan: papilla dermis (berada langsung dibawah epidermis), lpiasan retikularis (dibawah lapisan papilaris)
3. Lapisan papilaris menghasilkan salah satu bentuk kolagen yaitu suatu komponen jaringan ikat.
4.Dermis tersusun dari pembuluh darah serta limfe, serabut saraf, kelenjar keringat sebasea dan akar rambut.
5. Dermis disebut kulit paling sejati.
c.     Jaringan subkutan
1.Lapisan kulit paling dalam.
2.Merupakan jaringan adipose member bantalan antara lapisan kulit dan struktur internal seperti otot dan tulang.
3.Memungkinkan mobilitas kulit, perubahan kontur tubuh dan penyelesaian panas tubuh(Holbrook,1991)
Fisiologi Kulit
a.    Fungsi proteksi
1)    Secara garis besar sifat proteksi kulit terhadap bahan-bahan dari luar.
2)    Proteksi terhadap bahan-bahan kimia dilakukan oleh sebum  secara  adanya chemical barrier yg berupa acid mantel dimana ph kulit 5 – 6,5 terutama  tdp diatas kulit sampai str.  Corneum. Juga mikroorganisme dicegah oleh stratum korneum. 
 
b.    Fungsi pengaturan suhu tubuh (thermoregulator)
       Kulit melakukan peranan ini dengan cara mengeluarkan keringat dan mengerutkan (otot berkontraksi) pembuluh darah kulit. Pada bayi dinding pembuluh darah belum terbentuk sempurna sehingga terjadi extravasasi cairan, karena itu kulit tanpak lebih oedema karena lebih banyak mengandung air dengannatrium.
c.    Fungsi respirasi
Permeabilitas kulit terhadap o2, co2 dan uap air  alat respirasi.
d.    Fungsi daya desinfeksi
       Kulit bersifat asam pd permukaan kulit thd asam laktat & asam amino  kulit menjaadi asam dg ph 4,5 – 5,5
e.    Fungsi expresi
       Pada orang yang marah, kulit menjadi merah, orang yang kaget kulit jadi pucat
f.     Fungsi pembentukan vitamin D
Mengubah 7 dihidroksikolesterol dengan pertolongan sinar matahari.


g.    Fungsi pembentuk pigmen
        Sel pembentuk pigmen terletak dilapisan basal dan sel inti berasal dari saraf dan jumlah melanosit dan jumlah serta besarnya butiran pigmen (melanosomes).
3.    Etiologi
a.    Panas (termal)
Bisa berasal dari api,air panas,sinar matahari.
b.      Elektrik
  Listrik, radio aktif seperti kebocoran stasiun nuklir, bom atom.
c.      Zat –zat kimia
     Berupa asam, basa, air accu dan air keras.
4.Insiden
Luka bakar adalah masalah yang serius sebagai ganbaran di USA menempati urutan pertama perkapita dalam masalah kematian akibat kebakaran dan mempunyai tingkat hampir dua kali lipat dibandingkan dengan Kanada yang menempati urutan kedua (Hundak M,Gorolyn,2000).
Kira-kira 80% kecelakaan luka bakar terjadi di perumahan dan penyebab yang paling utama adalah kelalaian, ceroboh, dan sifat ingin tahu dari anak-anak. Meskipun luka bakar yang terjadi pada semua kelompok usia insidennya lebih mudah dari 2 tahun dan lebih tua dari 60 tahun, mempunyai angka mortalitas lebih tinggi dibandingkan denga kelompok usia lainnya denga keparahan luka bakar yang sama.Seorang anak berusia kuranhg dari 2 tahaun akan lebih mudah terkena infeksi karena respon imunimatur.
Orang yang lebih tua mempunyai proses degenerative yang memperberat penyembuhan dan yang dapat diperberat oleh status luka bakar.Sebagai aturan umum, anak-anak dengan luka bakar 10% atau lebih dan semua orang dewasa yang cedera luka bakar 12%-15% LPTT akan memerlukan perawatan di rumah sakit.
Tabel 2.1 Kegiatan orang yang terkena luka bakar
Bentuk Kegiatan
Persentase
jumlah
  1. Bermain dengan korek api
  2. Merokok
  3. Menggunakan korek api
  4. Menggunakan kompor
  5. Tertidur
  6. Berdiri dekat kompor
  7. Bersandar kepada kompor
11,3%
10,0%
7,5%
5,5%
5,0%
4,1%
3,0%
175
152
116
86
77
64
47
Sumber: Long C, Barbara(2003)
5.Patofisiologi
       Luka bakar disebabkan oleh pengalihan energy dari suatu sumber panas kepada tubuh.Panas dapat dipndahkan lewat hantaran atau radiasi elektromagnetik.Luka bakar dapat dikelompokan menjadi luka bakar termal,radiasi atau kimia.Destruksi jaringan terjadi akibat koagulasi, denaturasi protein, atau ionisasi isi sel.Kulit dan mukosa saluran napas atas merupakan lokasi destruksi jaringan.Jaringan yang dalam, termasuk organ visceral dapat mengalami kerusakan karena luka bakar elektrik atau yang lama dengan agen penyebab (burni agent).Nekrosis dan kegagalan organ dapat terjadi.Perubahan patofisiologi yang disebabkan oleh luka bakar yang berat selama awal periode syok luka bakar mencakup hipoperfusi jaringan dan hipofungsi organ yang terjadi sekunder akibat penurunancurah jantng dengan diikuti oleh fase hiperdinamik serta hiper metabolik..
6     Manifestasi Klinis
a.    Luka BakarDerajat I :
1.    Epidermis mengalami cedera dan sebagian dermis
2.    Dapat terasa nyeri, merah, kering atau melepuh


b.    Luka Bakar Derajat II :
1.    Destruksi epidermis dan lapisan atas dermis, lapisan dermis yang lebih dalam
2.    Terasa nyeri, merah, eksudasi cairan, folikel rambut masih utuh.
c.    Luka Bakar Derajat III :
1.    Destruksi total epidermis dan dermis dan pada sebagian kasus jaringan yang berada dibawahnya
2.    Warna bervariasi dari putih sampai merah, coklat atau hitam
3.    Serabut saraf hancur, tidak nyeri
4.    Folikel rambut dan kelenjar keringat hancur

2.1 Zona pada luka bakar
Luas Permukaan Tubuh  yang Terbakar
Dapat dihitung dengan menggunakan :
  1. Rule of Nines
  2. Metode Lund and Browder
  3. Palm Method




2.3 Bagan untuk memperkirakan persentase luas permukaan tubuh yang terbakar.
Persentase area yang terbakar sesuai pertumbuhan
                                    0          1          5          10        15        Dewasa        
A: ½ kepala               9 ½      8 ½      6  ½     5 ½      4 ½      3 ½
B: 1 Paha                  2 ¾      2 ¼      4          4 ¼      4 ½      4 ¾
C: ½ Kaki                   2 ½      2 ½      2 ¾      3          3 ¼      3 ½

7.Test diagnostik
a.    Hitung Darah Lengkap
Peningkatan hematokrit awal menunjukkan hemakonsentarsi sampai dengan perpindahan atau kehilangan cairan
b.    SDP (Sel darah putih)
Leukositosis dapat terjadi sehubungan dengan kehilangan sel pada sisi luka dan respon inflamasi terhadap cedera
c.    GDA (Analisa gas darah)
d.    Elektrolit serum
e.    Bronkoskopi serat optik, untuk mendiagnosa luas cedera
f.     Natrium urine random
8.   Penatalaksanaan          
            a.   Perawatan ditempat kejadian
                  1.   Matikan api
                  2.   Mendinginkan luka bakar
  3.   Lepaskan benda penghalang
  4.   Menutup luka bakar
  5.   Mengirigasi luka bakar kimia
  6.   Pantau ABC
            b.   Perawatan medis darurat
      1.   Pantau ABC
      2.   Pemberian cairan
            Rumus pemberian cairan pada luka bakar :
a.    Rumus consensus:
2-4ml x kg BB x % LB
b.    Rumus Parkland/Baxter
= 4 ml x kg BB x% LB
c.    Rumus Evans
= 1 ml x kg BB x % LB
d.    Glukosa (5% dalam air)
= 2000 ml untuk kehilangan insesibel.
      3.   Pemasangan kateter
      4.   Pemberian obat analgetik
5.   Dukungan psikososial
6.   Perawatan terbuka atau tertutup
7.   Diet tinggi protein
c.   Perawatan luka umum:
1.    Pemberian luka : hidroterapi dengan perendam total
2.    Terapi antibiotic topical: untuk mensterilkan luka bakar dan meningkatkan upaya untuk mengobati luka yang terbuka dan kotor menjadi luka yang tertutup dan bersih
3.    Penggatian balutan: balutan/kasa yang menempel pada luka dibasai dengan larutan saline.
d. Tujuan terapi penggantian cairan
1.    Volume total dan kecepatan pemberian infus diukur berdasarkan respon pasien luka bakar.
2.    Tujuan penggantian cairan :
      Tek. Sistolik : >100 mmHg
      Frek. Nadi    : < 110 x/menit
      Urine output : 30-50 ml/jam

No comments:

Post a Comment