I.
LANDASAN
TEORI
A.
Pengertian
Keluarga
adalah kumpulan anggota rumah tangga yang saling berhubungan melalui pertalian
darah, adopsi atau perkawinan (WHO, 1969)
Keluarga
adalah sekumpulan orang yang diubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi,
kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum,
meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial dari tiap
anggotanya (Duvall, 1976).
Beberapa
pengertian keluarga yang dikutip Harmoko (2012) diantaranya: Bussard dan Ball
(1966) dikutip oleh Setiadi (2008). Keluarga merupakan lingkungan sosial yang
sangat dekat hubungannya dengan seseorang. Dikeluarga
itu seseorang dibesarkan, bertempat tinggal, berinteraksi satudengan yang lain,
dibentuknya nila-nilai, pola pemikiran dan kebiasaannyadan berfungsi sebagai saksi segenap budaya luar, dan mediasi
hubungan anak dengan lingkungannya.
Perkembangan
keluarga dewasa merupakan masa yang sering disebut adult, masa dewasa, masa
dimana usia sudah berkisar ke angka di atas 21 tahun. Masa dewasa
merupakan periode yang penuh tantangan, penghargaan dan krisis. Selain itu
masa dimanamempersiapkan masa depan, penentu karier dan masa usia memasuki
dunia pekerjaan dan masa dunia perkarieran, masa mempersiapkan punya
keturunandan masa usia matang, masa penentuan kehidupan, dan prestasi kerja
dimasyarakat, masa merasa kuat dalam hal fisik, masa energik, masa kebal,masa
jaya dan masa merasakan hasil perjuangan .Masa dewasa ditandai kemampuan
produktif dan kemandirian.Menurut Prof. Dr. A.E Sinolungan (1997)
B. Ciri-Ciri
Keluarga Indonesia
1. Suami
sebagai pengambil keputusan
2. Merupakan suatu
kesatuan yang utuh
3. Berbentuk
monogram
4. Bertanggung jawab
5. Pengambil
keputusan
6. Meneruskan
nilai-nilai budaya bangsa
7. Ikatan
kekeluargaan sangat erat
8. Mempunyai
semangat gotong-royong
C.
Macam-Macam Struktur / Tipe / Bentuk
Keluarga
1.
TRADISIONAL :
a.
The nuclear family (keluarga inti)
Keluarga yang
terdiri dari suami, istri dan anak.
b.
The dyad family
Keluarga yang
terdiri dari suami dan istri (tanpa anak) yang hidup bersama dalam satu rumah
c.
Keluarga usila
Keluarga yang
terdiri dari suami istri yang sudah tua dengan anak sudah memisahkan diri
d.
The childless family
Keluarga tanpa anak
karena terlambat menikah dan untuk mendapatkan anak terlambat waktunya, yang
disebabkan karena mengejar karir/pendidikan yang terjadi pada wanita
e.
The extended family (keluarga
luas/besar)
Keluarga yang
terdiri dari tiga generasi yang hidup bersama dalam satu rumah seperti nuclear
family disertai : paman, tante, orang tua (kakak-nenek), keponakan, dll)
f.
The single-parent family (keluarga
duda/janda)
Keluarga yang
terdiri dari satu orang tua (ayah dan ibu) dengan anak, hal ini terjadi
biasanya melalui proses perceraian, kematian dan ditinggalkan (menyalahi hukum
pernikahan
g.
Commuter family
Kedua orang tua
bekerja di kota yang berbeda, tetapi salah satu kota tersebut sebagai tempat
tinggal dan orang tua yang bekerja diluar kota bisa berkumpul pada anggota
keluarga pada saat akhir pekan (week-end).
h.
Multigenerational family
Keluarga dengan
beberapa generasi atau kelompok umur yang tinggal bersama dalam satu rumah
i.
Kin-network family
Beberapa keluarga
inti yang tinggal dalam satu rumah atau saling berdekatan dan saling
menggunakan barang-barang dan pelayanan yang sama. Misalnya : dapur, kamar
mandi, televisi, telpon, dll)
j.
Blended family
Keluarga yang
dibentuk oleh duda atau janda yang menikah kembali dan membesarkan anak dari
perkawinan sebelumnya
k.
The single adult living alone /
single-adult family
Keluarga yang
terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena pilihannya atau perpisahan
(separasi), seperti : perceraian atau ditinggal mati
2.
NON-TRADISIONAL :
a.
The unmarried teenage mother
Keluarga yang terdiri
dari orang tua (terutama ibu) dengan anak dari hubungan tanpa nikah
b.
The stepparent family
Keluarga dengan
orangtua tiri
c. Commune
family
Beberapa pasangan
keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada hubungan saudara, yang hidup bersama
dalam satu rumah, sumber dan fasilitas yang sama, pengalaman yang sama,
sosialisasi anak dengan melalui aktivitas kelompok / membesarkan anak bersama
d.
The nonmarital heterosexual cohabiting
family
Keluarga yang hidup
bersama berganti-ganti pasangan tanpa melalui pernikahan
e.
Gay and lesbian families
Seseorang yang
mempunyai persamaan sex hidup bersama sebagaimana pasangan suami-istri (marital
partners)
f.
Cohabitating couple
Orang dewasa yang
hidup bersama diluar ikatan perkawinan karena beberapa alasan tertentu
g. Group-marriage
family
Beberapa orang
dewasa yang menggunakan alat-alat rumah tangga bersama, yang merasa telah
saling menikah satu dengan yang lainnya, berbagi sesuatu, termasuk sexual dan
membesarkan anaknya
h. Group
network family
Keluarga inti yang
dibatasi oleh set aturan/nilai-nilai, hidup berdekatan satu sama lain dan
saling menggunakan barang-barang rumah tangga bersama, pelayanan dan
bertanggung jawab membesarkan anaknya
i.
Foster family
Keluarga menerima
anak yang tidak ada hubungan keluarga/saudara dalam waktu sementara, pada saat
orangtua anak tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali
keluarga yang aslinya
j.
Homeless family
Keluarga yang
terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang permanen karena krisis personal
yang dihubungkan dengan keadaan ekonomi dan atau problem kesehatan mental
k. Gang
Sebuah bentuk
keluarga yang destruktif, dari orang-orang muda yang mencari ikatan emosional
dan keluarga yang mempunyai perhatian, tetapi berkembang dalam kekerasan dan
kriminal dalam kehidupannya.
D.
Fungsi Pokok
keluarga
Menurut
Friedman, 1998 dalam Setiadi, 2008 hal. 6 secara umum fungsi keluarga adalah
sebagai berikut :
a.
Fungsi afektif
Fungsi
keluarga yang utama untuk mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan
anggota keluarga berhubungan dengan orang lain.
b.
Fungsi sosialisasi
Fungsi
mengembangkan dan tempat melatih anak untuk berkehidupan sosial sebelum
meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang lain diluar rumah.
c.
Fungsi reproduksi
Fungsi untuk
mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan keluarga.
d.
Fungsi ekonomi
Keluarga
berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat untuk
mengembangkan kemampuan individu dalam meningkatkan penghasilan untuk memenuhi
kebutuhan keluarga.
e.
Fungsi perawatan/pemeliharaan
kesehatan
Fungsi untuk
mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap memiliki
produktivitas tinggi.
E.
Fase
perkembangan masa dewasa
Masa dewasa dapat di bagi
dalam beberapa fase yaitu:
1.
Fase dewasa awal
Fase dewasa
awal (20/21-24 tahun), seorang mulai bekarya danmulai melepaskan ketergantungan
kepada orang lain. Tugas-tugas perkembangan pada masa dewasa awal yaitu:
a.
Mereka mendapat pengawasan dari
orang tua
b.
Mereka mulai mengembangkan
persahabatan yang akrab danhubungan yang intim di luar
c.
Mereka membentuk seperangkat nilai
pribadi
d.
Mereka mengembangkan rasa identitas
pribadi
e.
Mereka mempersiapkan untuk kehidupan
kerja
Peran
Perawat dalam Keluarga dengan Tahap Anak Usia Dewasa Muda
Masalah utama kesehatan meliputi masalah komunikasi
kaum dewasa muda dengan orang tua mereka : masalah-masalah transisi peran bagi
suami-istri, masalah orang yang memberikan perawatan (bagi orang tua lanjut
usia) dan munculnya kondisi kesehatan kronis dan faktor-faktor yang berpengaruh
seperti kolestrol tinggi, obesitas, dan tekanan darah tinggi. Keluarga
berencana bagi remaja dan dewasa muda tetap penting. Masalah-masalah menopause
di kalangan wanita umum terjadi. Efek-efek dikaitkan dengan kebiasaan minum,
merokok yang lama dan praktek diet semakin jelas. Terakhir, perlunya strategi promosi
kesehatan dan “gaya hidup sehat” menjadi lebih penting bagi anggota keluarga
yang dewasa (Friedman, 1998 hal. 129). Menurut Ali, 1999 hal. 48
a. Memberikan
pendidikan konseling pada keluarga.
b. Merawat orang tua lanjut usia dengan
keluarga bermasalah lainnya.
c. Mengkaji
kebutuhan/permasalahan keluarga dan berupaya menanggulanginnya.
2.
Fase Dewasa tengah
Fase dewasa
tengah (25-40 tahun) ditandai sikap mantap memilih teman hidup dan membangun
keluarga. Dewasa tengah menggunakan energy sesuai kemampuannya untuk
menyesuaikan konsepdiri dan citra tubuh terhadap realita fisiologis dan
perubahan pada penampilan fisik. Harga diri yang tinggi, citra tubuh yang
bagus dan sikap posiif terhadap perubahn fisiologis muncul jika orang
dewasamengikuti latihan fisik diet yang seimbang, tidur yang adekuat dan melakukan
hygiene yang baik.
Teori-teori
tentang masa dewasa tengah:
1)
Teori Erikson
Menurut teori perkembangan Erikson,
tugas perkembanganyang utama pada usia baya adalah mencapai
generatifitas(Erikson, 1982). Generatifitas adalah keinginan untuk merawatdan
membimbing orang lain. Dewasa tengah dapat mencapaigeneratifitas dengan
anak-anaknya melalui bimbingan dalaminteraksi sosial dengan generasi
berikutnya. Jika dewasa tengahgagal mencapai generatifitas akan terjadi stagnasi.
Hal iniditunjukkan dengan perhatian yang berlebihan pada dirinya
atau perilaku merusak anak-anaknya dan masyarakat.
2)
Teori Havighurst
Teori perkembangan Havighurst telah
diringkas dalamtujuh perkembangan untuk orang dewasa tengah (Havighurst,1972).
Tugas perkembangan tersebut meliputi:
a.
Pencapaian tanggung jawab social
orang dewasa
b.
Menetapkan dan mempertahankan
standar kehidupan
c.
Membantu anak-anak usia dewasa
tanggung jawab dan bahagia
d.
Mengembangkan aktivitas luang
e.
Berhubungan dengan pasangannya
sebagai individu
f.
Menerima dan menyesuaikan perubahan
fisiologis pada usia pertengahan
g.
Menyesuaikan diri dengan orang tua
yang telah lansia.
3.
Fase dewasa akhir
Fase dewasa
akhir (41-50/55tahun) ditandai karya produktif,sukses-sukses berprestasi dan
puncak dalam karier. Sebagai patokan, pada masa ini dapat dicapai kalau
status pekerjaan dan sosial seseorangsudah mantap.
Masalah-masalah
yang mungkin timbul yaitu:
a.
Menurunnya keadaan jasmaniah
b.
Perubahan susunan keluarga
c.
Terbatasnya kemungkinan
perubahan-perubahan baru dalam bidang pekerjaan atau perbaikan kesehatan
yang lalu
d.
Penurunan fungsi tubuh Selain itu,
masa dewasa akhir adalah masa pensiun bagi bagi pegawai menghadapi sepi
dan masa masa memasuki pensiun. Biasanya ada PPS ( Post Power Sindrom) misalnya
biasa seseorang menjabatkemudian tidak, rasanya ada perasaan down sindrom.
Faktor - faktor yang
mempengaruhi pengawasan tugas perkembangan ini, individu mengalami PPS.
Misalnya penghalangnyaadalah:
a.
Tingkat perkembangan yang
mundur
b.
Tidak ada kesempatan untuk mempelajari
tugas-tugas perkembangan
c.
Tidak ada motivasi
d.
Kesehatan yang buruk
e.
Cacat tubuh
f.
Tingkat kecerdasan yang rendah
g.
Tingkat adaptasi yang jelek
h.
Selain itu, masa dewasa akhir adalah
masa pensiun bagi bagi pegawai menghadapi sepi dan masa masamemasuki pensiun.
Biasanya ada PPS (Post Power Sindrom) misalnya biasa seseorang menjabat
kemudian tidak, rasanya ada perasaan down sindrom, adanya penyakit kronis.
Tingkat ketidakmampuan dan persepsi klien pada penyakit dan ketidakmampuan
menentukansampai mana perubahan gaya hidup akan terjadi.
i.
Tingkat kesejahteraan
Perawat mengkaji status kesehatan
pada klien dewasatengah. Pengkajian tersebut memberi arah untuk
merencanakanasuhan keperawatan dan berguna dalam mengevaluasi
keefektifanintervensi keperawatan.
F. Masalah-Masalah Kesehatan Yang Lazim
Terjadi di Indonesia pada usia dewasa
Lebih
dari 1,8 juta orang muda berusia 15 sampai 24
meninggal setiap tahun. Sebuah jumlah yang jauh lebih besar dari
orang-orang muda menderita penyakit yang menghalangi kemampuan mereka untuk
tumbuh dan mengembangkan potensi mereka sepenuhnya. Sejumlah besar masih
terlibat dalam perilaku yang tidak hanya membahayakan kondisi saat mereka
kesehatan, tapi seringkali kesehatan mereka selama bertahun-tahun yang akan
datang. Hampir dua pertiga kematian dini dan sepertiga dari total beban
penyakit pada orang dewasa yang berhubungan dengan kondisi atau perilaku yang
dimulai di masa muda mereka, termasuk: penggunaan tembakau, kurangnya aktivitas
fisik, hubungan seks tanpa kondom atau terkena kekerasan.
- Lebih dari 1,8 juta orang muda berusia 15 sampai 24 meninggal setiap tahun, terutama karena menyebabkan dicegah.
- Sekitar 16 juta anak perempuan berusia 15 sampai 19 melahirkan setiap tahun.
- Orang muda, 15 hingga 24 tahun, menyumbang 40% dari semua infeksi HIV baru di kalangan orang dewasa di tahun 2008.
- alam setiap tahun tertentu, sekitar 20% dari usia dewasa akan mengalami masalah kesehatan mental, yang paling sering depresi atau kecemasan.
- Sekitar 150 juta orang muda penggunaan tembakau.
- Sekitar 565 orang muda berusia 10-29 mati setiap hari melalui kekerasan interpersonal.
- luka lalu lintas Jalan menyebabkan 1 000 orang diperkirakan muda untuk mati setiap hari.
Dibawah ini
adalah masalah-masalah kesehatan yang terjadi pada usia dewasa yaitu :
1.
HIV
Lima belas sampai 24
usia tahun menyumbang 40% perkiraan dari semua infeksi HIV baru di kalangan
orang dewasa di seluruh dunia pada tahun 2008. Setiap hari, 2 500 lebih
orang-orang muda terinfeksi dan global ada lebih dari 5,7 juta orang muda yang
hidup dengan HIV / AIDS. Orang-orang muda perlu tahu bagaimana melindungi
diri mereka sendiri dan memiliki sarana untuk melakukannya. Ini termasuk
kondom untuk mencegah penularan seksual dan membersihkan virus dan jarum suntik
bagi mereka yang menyuntikkan narkoba. Saat ini, hanya 30% laki-laki muda dan
19% wanita muda memiliki pengetahuan yang komprehensif dan benar mereka
butuhkan untuk melindungi diri dari tertular virus. Akses yang lebih baik untuk
konseling dan tes HIV akan menginformasikan kaum muda tentang status mereka,
membantu mereka untuk mendapatkan perawatan yang mereka butuhkan, dan
menghindari penyebaran lebih lanjut virus. Budaya dan kondisi sosial ekonomi
meningkatkan kerentanan orang-orang muda untuk infeksi HIV, strategi pencegahan
HIV yang efektif harus bertujuan untuk mengatasi faktor ini juga.
2.
Kesehatan Mental
Dalam setiap tahun
tertentu, sekitar 20% dari usia dewasa akan mengalami masalah kesehatan mental,
yang paling sering depresi atau kecemasan. Risiko meningkat oleh pengalaman
kekerasan,, devaluasi penghinaan dan kemiskinan, dan bunuh diri merupakan salah
satu penyebab utama kematian pada orang muda. Bangunan keterampilan hidup pada
anak-anak dan usia dewasa, dan menyediakan mereka dengan dukungan psikososial
di sekolah-sekolah dan pengaturan masyarakat lainnya dapat membantu
meningkatkan kesehatan mental. Jika masalah muncul, mereka harus
terdeteksi dan dikelola oleh peduli kesehatan pekerja dan kompeten.
3.
Penggunaan tembakau dan
Rokok
Sebagian besar pengguna
tembakau di seluruh dunia dimulai ketika mereka usia dewasa. Hari ini merupakan
150 juta orang muda penggunaan tembakau. Jumlah ini meningkat secara global,
khususnya di kalangan wanita muda. Setengah dari para pengguna akan mati
prematur sebagai akibat dari penggunaan tembakau. Larangan iklan
tembakau, menaikkan harga produk tembakau dan undang-undang yang melarang
merokok di tempat umum mengurangi jumlah orang yang mulai menggunakan produk
tembakau. Mereka juga menurunkan jumlah tembakau yang dikonsumsi oleh perokok
dan meningkatkan jumlah orang muda yang berhenti merokok.
4.
Penggunaan alkohol
Bahaya alkohol di
kalangan kaum muda adalah kekhawatiran meningkat di banyak negara. It reduces
self-control and increases risky behaviours. Hal ini mengurangi kontrol diri
dan meningkatkan perilaku berisiko. Ini merupakan penyebab utama dari cedera
(termasuk yang disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas jalan) kekerasan,
(terutama kekerasan domestik) dan kematian prematur. Larangan iklan
minuman alkohol dan akses mengatur untuk itu adalah strategi yang efektif untuk
mengurangi penggunaan alkohol oleh orang-orang muda. Intervensi singkat,
nasihat dan konseling bila menggunakan alkohol terdeteksi dapat berkontribusi
untuk mengurangi penggunaan berbahaya.
5.
Kekerasan
Kekerasan adalah salah
satu penyebab utama kematian di kalangan anak muda, terutama laki-laki: 565
diperkirakan merupakan orang-orang muda berusia 10 hingga 29 tahun meninggal
setiap hari melalui kekerasan interpersonal. Untuk setiap kematian, sebuah
40 diperkirakan 20 untuk pemuda membutuhkan perawatan rumah sakit untuk cedera
yang berhubungan dengan kekerasan. Mempromosikan membina hubungan antara orang
tua dan anak-anak sejak awal kehidupan, memberikan pelatihan keterampilan
hidup, dan mengurangi akses ke alkohol dan berarti mematikan seperti senjata
api membantu mencegah kekerasan. Perawatan dan empati Efektif bagi usia
dewasa korban kekerasan dan dukungan yang berkelanjutan dapat membantu
menangani dengan baik fisik dan psikologis akibat kekerasan.
6.
Trauma
Trauma tidak disengaja
adalah penyebab utama kematian dan cacat di antara orang-orang muda. Trauma
luka lalu lintas di Jalan mengambil nyawa muda sekitar 1 orang 000 setiap
hari. Naehat bagi orang-orang muda pada mengemudi dengan aman,
keras dalam menegakkan hukum yang melarang mengemudi di bawah pengaruh alkohol
dan obat-obatan dan meningkatkan akses transportasi umum yang aman dan andal
dapat mengurangi kecelakaan lalu lintas jalan pada orang muda.Jika
jalankecelakaan lalu lintas terjadi, akses cepat untuk perawatan trauma
secara efektif dapat menyelamatkan kehidupan.
II.
PROSES
KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Pengkajian adalah suatu tahapan
dimana seorang perawat mengambil informasi secara terus menerus terhadap
anggota keluarga yang dibinanya.Sumber informasi dan tahapan pengkajian dapat
menggunakan metode:
1.
Wawancara keluarga
2.
Observasi fasislitas rumah
3.
Pemeriksaan fisik dari anggota
keluarga dari ujung rambut ke ujungkaki.
4.
Data sekunder, contoh: hasil
laboratorium, hasil X-ray, pap smear dan sebagainya.
Hal hal yang perlu dikaji dalam
keluarga meliputi :
a.
Data umum Pengkajian terhadap data
umum keluarga meliputi :
1)
Nama kepala keluarga
2)
Alamat dan telepon
3)
Pekerjaan kepala keluarga
4)
Pendidikan kepala keluarga
5)
Komposisi keluarga.
6)
Genogram
7)
Tipe bangsa. Mengkaji asal suku
bangsa keluarga tersebut serta mengidentifikasi budaya suku bangsa tersebut
terkait dengan kesehatan
8)
Agama. Mengkaji agama yang dianut
oleh keluarga serta kepercayaanyang dapat mempengaruhi kesehatan.
9)
Status sosial ekonomi keluarga. Status
sosial ekonomi keluarga ditentukan oleh pendapatan baik dari kepela
keluarga maupun anggota keluarga lainnya. Selain itu status sosial ekonomi
keluarga ditentukan pula oleh kebutuhan-kebutuhan yang dikeluarkan oleh
keluarga serta barang-barang yang dimiliki oleh keluarga.
10) Aktivitas
rekreasi keluarga. Rekreasi keluarga tidak hanya dilihat kapan saja keluarga
pergi bersama-sama untuk mengunjungi tempat rekreasi tertentunamun
denganmenonton TV dan mendengarkan radio jugamerupakan aktivitas rekreasi.
b.
Riwayat dan tahap perkembangan
keluarga
1)
Tahap perkembangan keluarga saat ini.
Tahap perkembangan keluarga ditenrukan dengan anak tertuadari keluarga inti. Contoh
: keluarga bapak A mempunyai 2 orang anak, anak pertama berumur 7
tahun dan anak ke dua berumur 4 tahun, maka keluarga bapak A berada pada
tahapan perkembangan keluarga dengan usia anak sekolah.
2)
Tahap perkembangan keluarga yang
belum terpenuhiMenjelaskan mengenai tugas perkembngan yang belumterpenuhi oleh
keluarga serta kendala mengapa tugas perkembangan tersebut belum
terpenuhi.
3)
Riwayat keluarga intiMenjelaskan
mengenai riwayat kesehatan pada keluarga inti,yang meliputi riwayat penyakit
keturunan, riwayat kesehatanmasing-masing anggota keluarga, perhatian
terhadap pencegahan penyakit (status imunisasi), sumber
pelayanankesehatanyang biasa digunakan keluarga serta
pengalaman- pengalaman terhadap pelayanan kesehatan.
4)
Riwayat keluarga
sebelumnyaDijelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga dari pihak
suami istri.
c.
Pengkajian lingkungan
1)
Karakteristik rumahKarakteristik
rumah diidentiikasi dengan melihat luas rumah,tipe rumah, jumlah ruangan,
jumlah jendela pemanfaatanruangan, peletakan perabotan rumah tangga, jenis
septik tank, jarak septik tank dengan sumber air, air minum yang
digunakanserta denah rumah.
2)
Karakteristik tetangga dan komunitas
RW. Menjelaskan mengenai karakteristik dari tetangga dankomunitas setempat,
yang meliputi kebiasaan, lingkunagan fisik,aturan/kesepakatan penduduk
setempat, budaya setempat yangmempengaruhi kesehatan.
3)
Mobilitas geografis
keluargaMobilitas geigrafis keluarga ditentukan dengan kebiasaankeluarga
berpindah tempat.
4)
Perkumpulan keluarga dan interaksi
dengan masyarakatMennjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga
untuk berkumpul serta perkumpulan keluarga yang ada dan sejauhmana
keluarga interkasinya dengan masyarakat.
5)
Sistem pendukung keluarga. Yang
termasuk pada sistem pendukung keluarga adalh jumlahanggota keluarga yang
sehat, fasilitas yang dimiliki keluargauntuk menunjang kesehatan. Fasilitas
mencakup fasilitas fisik,fasilitas psikologis atau dukungan dari anggota
keluarga dan fasilitas sosial atau dukungan dari masyarakat setempat.
d.
Struktur keluarga
1)
Pola komunikasi keluarga. Menjelaskan
mengenai cara berkomunikasi antar anggota keluarga.
2)
Struktur kekuatan keluargaKemampuan
anggota keluarga mengendalikan danmemepengaruhi otang lain untuk mengubah
perilaku.
3)
Struktur peranMenjelaskan peran dari
masing-masing anggota keluarga baik secara formal maupun informal.
e.
Fungsi keluarga
Hal yang perlu dikaji yaitu gambaran
dari anggota keluarga, perasaan memiliki dan dimiliki dalam keluarga,
dukungan keluarga terhadap anggota keluarga lainnya, bagaimana kehangatan
tercipta pada anggota keluarga, dan bagaimana keluarga mengembangkan sikap
saling menghargai.
f.
Fungsi sosialisasiHal yang perlu
dikaji bagaimana interaksi atau hubungandalamkeluarga, sejauh mana anggota
keluarga belajar disiplin, norma, budaya dan perilaku.
g.
Fungsi perawatan
kesehatanMenjelaskan sejauh mana keluarga menyediakan makanaa, pakaian,
perlindungan serta merawat anggota keluargayangsakit. Sejauh mana pengetahuan
keluarga mengenai sehat sakit.Kesanggupa keluarga didalam melaksanakan
perawatakesehatan dapat dilihat dari kemampuankeluaraga melaksanakan5 tugas
kesehatan keluarga, yaitu keluaraga mampu mengenalmaslah kesehatan, mengambil
keputusan untuk melakukantindakan, melkaukan perawatan terhadap anggota
keluarga yangsakit, menciptakan lingkungan yang dpat meningkatkankesehatan,
danmkeluarga mampu memanfaatkan fasilitaskesehatan yang terdapa dilingkungan
setempat.
h.
Fungsi reproduksi. Hal yang perlu
dikaji mengenai fungsi reproduksi keluarga adalah :
1)
Berapa jumlah anak
2)
Bagaimana keluarga merencanakan
jumlah anggota keluarga.
i.
Fungsi ekonomi. Hal yang perlu
dikaji mengenai fungsi ekonomi keluargaadalah:
1)
Sejauhmana keluarga memenuhi
kebutuhan sandang, pangan, dan papan
2)
Sejauhmana keluarga memanfaatkan
sumber yang ada dimasyarakat dalam upaya peningkatan status kesehatan keluarga.
j.
Fungsi pendidikan. Menjelaskan upaya
yang dilakukan keluarga dalam pendidikan selain upaya yang diperoleh dari
sekolah ataumasyarakat sekitar.
k.
Fungsi religius. Menjelaskan tentang
kegiatan keagamaan yang dipelajaridan dijalankan oleh keluarga yang berhubungan
dengankesehatan.
l.
Stress dan koping keluarga
1)
Stessor jangka pendek dan panjang
a)
Stressor jangka pendek yaitu
stressor yang dialami keluargayang memerlukan penyelesaian dalam waktu kuran
lebih 2 bulan
b)
Stressor jangka panjang yaitu
stressor yang dialami keluargayang memerlukan penyelesaian dalam waktu lebih
dari 6 bulan
2)
Kemampuan keluarga berespon terhadap
situasi/stressor Hal yang perlu dikaji adalah sejauhmana keluarga
beresponterhadap situasi/stressor.
3)
Strategi koping yang
digunakanStrategi koping apa yang digunakan keluarga bila
menghadapi permasalahan.
4)
Strategi adaptasi disfungsional
Dijelaskan mengenai strategi
adaptasi disfungsional yangdigunakan keluarga bila menghadapi permasalahan.
m.
Pemeriksaan fisik Pemeriksaan
fisik dilakukan pada semua anggota keluarga. Metodeyang digunakan pada
pemeriksaan fisik berbeda dengan pemeriksaan fisik di klinik.
n.
Harapan keluargaPada akhir
pengkajian, perawat menanyakan harapan keluargaterhadap petugas kesehatan yang
ada.
B. Diagnosa Keperwatan
Perumusan
diagnosa keperawatan. Perumusan diagnosis keperawatan keluarga dapat diarahkan
pada sasaran idividu atau keluarga. Komponen diagnosis keperawatanmeliputi
masalah (problem), penyebab (etiologi) dan atau tanda(sign). Dibawah ini
diagnosa keperawatan yang berhubungan dengan keperawatan keluarga dewasa dengan
masalah-masalah kesehatan :
1. Perilaku kesehatan
cenderung beresiko
2. Konflik
peran orang tua
3. Ketidakefektifan
koping keluarga
4. Gangguan
proses keluarga
5. Resiko
penyebaran infeksi
6. Resiko
tindakan kekerasan
C. Intervensi Keperawatan
Perencanaan keperawatan keluarga terdiri
dari penetapan tujuan, yang menyangkut tujuan umum dan tujuan khusus serta
dilengkapi dengan kriteria dan standar. Kriteria dan standar merupakan
pernyataan spesifik tentang hasil yang diharapkan dari setiap tindakan
keperawatan berdasarkan tujuan khusus yang ditetapkan.
Tindakan
keperawatan terhadap keluarga mencakup hal-hal di bawah ini :
1. Menstimulasi
kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai masalah dan kebutuhan kesehatan
dengan cara :
o
Memberikan informasi
o
Mengidentifikasikan
kebutuhan dan harapan tentang kesehatan.
o
Mendorong
sikap emosi yang sehat terhadap masalah.
2. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan
yang tepat, dengan cara:
o
Mengidentifikasi
konsekuensi tidak melakukan tindakan.
o
Mengidentifikasi
sumber-sumber yang dimiliki keluarga.
o
Mendiskusikan
tentang konsekuensi tiap tindakan.
3.
Memberikan
kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang sakit, dengan cara :
o
Mendemonstrasikan cara
perawatan.
o
Menggunakan alat dan
fasilitas yang ada di rumah.
o
Mengawasi keluarga
melakukan perawatan.
4. Membantu
keluarga untuk menemukan cara bagaimana membuat lingkungan menjadi sehat,
dengan cara :
o
Menentukan
sumber-sumber yang dapat digunakan keluarga.
o Melakukan perubahan lingkyngan keluarga seoptimal
mungkin.
5.
Memotivasi
keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada, dengan cara :
o
Mengenakan fasilitas
kesehatan yabg ada dilingkungan keluarga.
o
Membantu keluarga
menggunakan fasilitas kesehatan yang ada.
1.
Dx I : perilaku kesehatan cenderung
beresiko
Intervensi :
Ø Berikan
pendidikan kesehatan terkait perilaku yang menimbulkan masalah kesehatan
contohnya : merokok
R/ Agar klien lebih memahami tentang
bahaya merokok dan berencana untuk berhenti merokok.
Ø
Berikan motivasi pada klien untuk
berhenti merokok.
R/ Menumbuhkan motivasi dalam diri
klien agar benar-benar dapat berhenti merokok.
Ø
Berikan terapi anti merokok seperti
mengganti rokok dengan permen.
R/ Mengganti rokok dengan permen
mengurangi kecanduan klien dengan rokok
2.
Dx II : Konflik peran orang tua
Intervensi :
Ø
Berikan penyuluhan kepada keluarga
tentang pentingnya memandirikan anak.
r/ Agar keluarga dapat memahami
bahwa anak dewasa awal sudah harus mampu untuk hidup mandiri.
Ø
Berikan
penyuluhan tentang kecemasan dan ketakutan yang dapat di atasi.
r/ Menjelaskan kepada keluarga bahwa
kecemasan mereka dapat diatasi dengan informasi yang cukup.
Ø
Ajarkan kepada keluarga untuk dapat
melepaskan anaknya keluar namun masih dapat untuk dipantau, seperti mengizinkan
anak dewasa awal untuk pergi bersama teman-temannya.
r/ Memberi kesempatan keluarga untuk
dapat mengizinkan anaknya bepergian tanpa mereka, sebagai bentuk awal untuk
mengurangi ketakutan keluarga yang berlebihan.
3.
Dx III : resiko penyebaran infeksi
Intervensi :
Ø
Identifikasi individu
yang berisiko terhadap infeksi nosokomial
a. Kaji
terhadap prediktor
- Infeksi
(prabedah)
- Operasi
abdomen atau thoraks
- Operasi
lebih dari 2 jam
- Prosedur
genitouranius
- Instrumentasi
(ventilator, pengisap, kateter, nebulizer, trakeostomi, alat pemantau invasif)
- Aestesia
b. Kaji
terhadap faktor-faktor yang mengacaukan
- Usia
lebih muda dari 1 tahun, atau lebih tua dari 65 tahun
- Obesitas
- Kondisi-kondisi
penyakit yang mendasari (PPOK, DM, penyakit kardiovaskuler)
- Penyalahgunaan
obat terlarang
- Status
nutrisi
- Perokok
Ø Kurangi
organisme-organisme yang masuk ke dalam tubuh
a. Cuci
tangan dengan cermat
b. Teknik
antiseptik
c. Tindakan
isolasi
d. Diagnostik
yang perlu atau prosedur terapeutik
e. Pengurangan
mikroorganisme yang dapat ditularkan melalui udara
Ø Lindungi
individu yang defisit imun dari infeksi
a. Instruksikan
individu untuk meminta kepada seluruh pengunjung dan personil untuk mencuci
tangan sebelum mendekati individu.
b. Batasi
pengunjung bila memungkinkan
c. Batasi
alat-alat invasif (IV, spesimen laboratorium) untuk yang benar-benar perlu
saja.
d. Ajarkan
individu dan anggota keluarga tanda dan gejala infeksi
Ø Kurangi
kerentanan individu terhadap infeksi
a. Dorong
dan pertahankan masukan kalori dan protein dalam diet (lihat Perubahan
nutrisi).
b. Pantau
penggunaan atau penggunaan berlebihan terapi antimikroba.
c. Berikan
terapi antimikroba yang telah diresepkan dalam 15 menit dari waktu yang
dijadwalkan
d. Minimalkan
lamanya tinggal di rumah sakit
Ø Amati
terhadap manifestasi klinik infeksi (mis; demam, urine keruh, drainase purulen)
Ø Instruksikan
individu dan keluarga mengenal penyebab, risiko-risiko dan kekuatan penularan
infeksi.
Ø Laporkan
penyakit-penyakit menular.
4. Dx
IV : Ketidakefektifan koping keluarga
Intervensi :
Ø Berikan
dorongan pada klien dan keluarga untuk mengatakan pikiran, persepsi, dan
perasaan.
Ø Tunjukkan
area yang tidak disetujui oleh klien dan anggota keluarga.Tentukan persepsi
setiap anggota keluarga tentang apa yang telah dikatakan orang lain untuk
memberikan penekanan keterampilan mendengar.Tekankan pada klien dan anggota
keluarga tentang pentingnya menggunakan kata “Saya” dan menerima tanggung jawab
untuk diri dengan kehadiran anggota keluarga, penasehat bagi klien dan berupaya
menjadi pendukung pada penentuan diri.
Ø Arahkan
kembali pada kontrol konflik antara klien dan arang tua/orang terdekat terhadap
makanan dan terhadap isu-isu yang berhubungan dengan jam malam, aktivitas
sekolah, kepuasan kerja, dan, seterusnya.
Ø Rujuk
keluarga pada perawatan psikiatri yang berkelanjutan
D. Evaluasi
Sesuai dengan rencana tindakan yang telah diberikan, dilakukan penilaian untuk melihat keberhasilannya. Bila tidak/belum berhasil perlu disusun rencana baru yang sesuai. Semua tindakan keperawatan mungkin tidak dapat dilaksanakan dalam satu kali kunjungan ke keluarga. Untuk itu dapat dilksanakan secara bertahap sesuai dengan waktu dan kesediaan keluarga.
Evaluasi disusun dengan menggunakan SOAP secara operasional.
S
adalah hal-hal yang dikemukakan keluarga
secara subyektif setelah dilakukan intervensi keperawatan, misalnya : Keluarga
menyatakan nyerinya berkurang.
O
adalah hal-hal yang ditemui oleh perawat secara
objektif setelah dilakukan intervensi keperawatan, misalnya : BB naik 1 kg
dalam 1 bulan.
A
adalah analisa dari hasil yang telah dicapai dengan mengacu pada tujuan jangka
pendek yang terkait dengan diagnosis.
P
adalah perencanaan yang akan datang setelah melihat respon dari keluarga pada
tahapan evaluasi.
No comments:
Post a Comment