HERPES ZOSTER
KONSEP
DASAR MEDIS
A.
PENGERTIAN
Herpes Zoster adalah penyakit yang
disebabkan infeksi virus dalam simpul saraf spinal yang menyebabkan terjadinya
kulit dengan pembentukan gelembung-gelembung pada kulit yang dipersarafi saraf-saraf
perosa.
B.
ANATOMI DAN FISIOLOGI
Anatomi kulit terdiri dari : lapisan epidermis/ kutikel,
lapisan dermis (korium: kulit vera : true skin), lapisan subkutis/ hipodermia.
1)
lapisan epidermis
terdiri dari beberpa lapisan sel:
a.
stratum korneum
tidak mempunyai inti sel sebab inti selnya sudah mati dan mengandung
zat keratin.
b.
stratum lusinum
-
selnya pipih
-
lapisan ini hanya terdapat pada
telapak tangan dan kaki
-
dalam lapisan terlihat seperti
suatu pita yang bening, batas-batas sel sudah tidak begitu terlihat.
c.
stratum granulossum
stratum ini terdiri dari sel-sel pipih, dimana sel-sel tersebut
terdapat hanya 2-3 lapis yang sejajar dengna permukaan kulit. Dalam sitoplasma
terdapat butiran-butiran yang disebut kerato hialin yang merupakan fase dalam
pembentukan keratin.
d.
stratum spinosum
-
merupakan lapisan yang paling
tebal dan dapat mencapai 0,2 mm terdiri dari 5-8 lapisan.
-
Sel-selnya disebut spinosum
karena jika dilihat di bawah mikroskop sel-selnya terdiri dari sel yang
bentuknya poligoral.
-
Sel-selnya berduri sehingga
disebut stratum akartusum
e.
stratum basal
-
karena sel-selnya terletek
dibagian basal
-
bentuknya selindris dengan inti
lonjong
-
didalamnya terdapat butir-butir
yang halus disebut melanin warna.
2)
lapisan dermis
merupakan lapisan kedua dari kulit, batas dengan epidermis dilapisi
oleh membran basalis dan disebelah bawah berbatasan dengan subkutis tapi batas
ini tidak jelas hanya diambil sebagai patokan mulainya terdapat sel
lemak.terdiri dari 2 lapis:
-
bagian citas-pars papilaris
(stratum papilar)
-
bagian bawah-retikularis
(stratum retikularis)
baik pars papilaris maupun pars retikularis terdiri dari jaringan
ikat longgar yang terusun dari serabut –serabut disebut:
-
serabut kolagen : untuk
memberikan kekuatan pada kulit
-
serabut elastis : untuk
memberikan kelenturan pada kulit
3)
lapisan subkutis
-
lapisan subkutis terdiri dari
kumpulan-kumpulan sel-sel lemak dan diantara gerombolan ini berjalan
serabut-serabut jaringan ikat dermis
-
sel-sel lemak ini bentuknya bulat dengan
intinya terdesak ke pinggir sehingga terbentuk seperti cincin
-
lapisan lemak ini disebut penikulus adiposus
yang tebalnya tidak sama
-
guna perikuus adipose adalah sebagai shock
breker
-
dibawah subkutis terdapat selaput otot
kemudian baru terdapat otot.
C.
ETIOLOGI
Virus varicella zoster merupakan
infeksi primer yang menyebabkan penyakit varicella sedangkan reaktivitas
menyebabakan herpes zoster. varicella muncul sebagai herpes zoster yang sering
disebut shingles, virus ini terdapat pada ganglion dorsal pada spinal.
D.
MANIFESTASI KLINIK
Terdaptnya gejala prodromal sistemik ( demam, pusing,
malaise ) maupun local (nyeri otot tulang, gatal, pegal dan sebagainya).
Setelah itu timbul eritema yang dalam waktu singkat timbul verikel yang
berkelompok dengan dasar kulit erimatosa edema vesikel ini berisi cairan yang
jernih, kemudian menjadi keruh terus dapat menjadi fistel dan krusta,
kadang-kadng vesikel mengandung darah disebut herpes zoster hemografik.
E.
PENATALAKSANAAN
Terapi sistemik umumnya bersifat simptomatik untuk nyerinya diberikan
analgetik jika disertai infeksi sekunder diberikan antibiotic acyclovir juga dapat
digunakan sebagai pengobatan dalam menurunkan keparahan dari infeksi varicella.
Pengobatan topical bergantung pada stadium, pada stadium vesikel
diberikan bedak untuk mencegah pecahnya vesikel agar tidak ada, pada stadium
vesikel diberikan bedak untuk mencegah pecahnya vesikel agar tidak terjadi
infeksi sekunder kalau terjadi ulserasi dapat diberikan salep antibiotik.
KONSEP
DASAR KEPERAWATAN
- PENGKAJIAN
- aktivitas /istirahat
tanda : penurunan kekuatan, tahanan, keterlibatan
rentang gerak, gangguan masa otot, perubahan tonus.
- integritas ego
gejala : masalah tentang keluarga, pekerjaan, keuangan,
kecacatan.
Tanda : ansietas, menangis, menyangkal, menarik diri.
- neurosensori
gejala : penurunan koordinasi-koordinasi, kecau,
disorientasi, kurang konsentrasi
tanda : perubahan orientasi, afek, perilaku.
- nyeri/kenyamanan
gejala : nyeri otot, tulang, gatal, pegal.
- DIAGNOSA
- Nyeri dan rasa gatal b/d lesi pada kulit
- Perubahan pola tidur b/d pruritus atau nyeri
- Gangguan konsep diri dan citra tubuh b/d penampilan kuli tyang tidak bagus.
- INTERVENSI
- NDX 1
a.
kaji keluhan nyeri, perhatikan
lokasi / karakter dan intensitas
b.
observasi TTV
c.
kolaborasi pemberian analgetik
- NDX 2
a.
kaji pola tidur dan lamanya
tidur /24 jam
b.
tanyakan pada klien tentang
kebiasaan menggunakan alat bantu sebelum tidur
c.
anjurkan pada klien untuk
membersihkan tempat tidur sebelum tidur
d.
kolaborasi pemberian obat
analgetik dan anti histamin
- NDX 3
a.
berikan kesempatan klien untuk
mengungkapkan perasaannya
b.
ciptakan sikap saling percaya
dengan klien untuk meningkatkan komunikasi
c.
pertahankan perilaku dalam
melakukan prosedur menerima pasien serta privacy klien
No comments:
Post a Comment