Tuesday 9 October 2012

askep IMPERFORATA ANUS (ATRESIA ANI) by junaedy nosu randelangi



Definisi  IMPERFORATA ANUS (ATRESIA ANI):
Inperforata anus adalah tidak komplit perkembangan embrionik pada distal usus (anus) atau tertutupnya secara abnormal.

Patofisiologi :
*      Terdapat tipe; yaitu letak tinggi, yang mana terdapat penghalangan di atas otot levator ani. Tipe letak rendah adalah adanya penghalang dibawah otot levator ani.
*      Anus dan rectum berkembang dari embrionik bagian belakang. Ujung ekor dari bagian belakang berkembang menjadi kloaka yang merupakan bakal genitourinary dan struktur anorektal.
*      Terjadi stenosis anal karena adanya penyempitan pada kanal anorektal.
*       Terjadi atresia anal karena tidak ada kelengkapan migrasi dan perkembangan struktur kolon antara 7 & 10 minggu dalam perkembangan fetal.
*      Kegagalan migrasi dapat juga karena kegagalan dalam agenesis sacral dan abnormalitas pada uretra dan vagina.
*      Tidak ada pembukaan usus besar yang keluar anus menyebabkan fecal tidak dapat dikeluarkan sehingga intestinal mangalami abstruksi

Komplikasi :
*      Obstuksi intestinal

Etiologi :
*      Secara pasti belum diketahui
*      Merupakan anomaly GI dan genitourinary

Manifestasi Klinik :
*      Kegagalan lewatnya mekonium saat / setelah lahir
*      Tidak ada atau stenosis kanal rectal
*      Adanya membrane anal
*      Fistula eksternal pada perineum

Pemeriksaan Diagnostik :
*      Pemeriksaan fisik rectum ; kepatenan rectal dan dapat dilakukan RT / CD dengan menggunakan selang atau jari.
*      Ultrasound dan CT scan untuk menentukan lesi

Penatalaksanaan Teraupetik :
*      Pembedahan : kolostomi; transversokolostomi dan sigmoidostomi. Bentuk yang aman adalah Double barrel atau laran ganda.

PENATALAKSANAAN PERAWATAN :
Pengkajian :
*      Kaji bayi setelah lahir; pemeriksaan fisik
*      Tanpa mekonium dalam jam setelah lahir
*      Gunakan thermometer rectal untuk menentukan kepatenan rectal
*      Adanya tinja dalam urine
*      Kaji psikpsosial keluarga.

Diagnosa keperawatan :
*      Inkontinensia bowel (tidak efektifnya fungsi ekskretorik) berhubungan dengan tidak lengkapnya pembentukan anus.
*      Gangguan integritas kulit berhubungan dengan kolostomi
*      Risiko infeksi berhubungan dengan prosedur pembedahan.
*      Kecemasan keluarga berhubungan dengan prosedur pembedahan dan kondisi bayi
*      Kurangnya pengetahuan orang tua berhubungan dengan kebutuhan perawatan di rumah dan pembedahan.

Tujuan :
*      Anak akan menunjukkan konsistensi tinja lembek, terbentuknya tinja tidak nyeri dan tidak ada perdarahan
*      Sekeliling kulit area kolostomi akan berwarna pink, kering dan bebas dari kerusakkan kulit; insisi akan bebas dari kemerahan, tidak bengkak dan drainage
*      Tidak terjadi infeksi.
*      Orang tua akan mengekspresikan perasaan dan pemahaman terhadap kebutuhan intervensi keperawatan dan pengobatan.
*      Keluarga akan memperlihatkan kemampuan dalam melakukan perawatan kolostomi temporer dan dilatasi anal.

Intervensi :
1.      Meningkatkan fungsi usus dan integritas kulit
*      Berikan perawatan kulit pada anoplasty dan jaga area tetap bersih
*      Kaji adanya kemerahan, bengkak dan drainage
*      Posisikan bayi dengan miring kesamping dengan kaki fleksi atau dengan posisi prone dan panggul ditinggikan untuk mengurangi edema dan tekanan pada area pembedahan.
*      Gunakan kantong kolostomi yang hipoalergi untuk melindungi kulit yang sensitif
*      Pertahankan puasa dan berikan terapi hidrasi melalui IV sampai fungsi usus normal.
*      Kaji kolostomi, warna harus pink dan tidak ada purulen, pembengkakan atau kerusakan kulit.
*      Dilatasi anal setelah pembedahan sesuai program.
2.      Mencegah infeksi
*      Kaji tanda-tanda infeksi
*      Mengganti balutan dengan tehnik steril
*      Hindari bahan-bahan yang dapat mengkontaminasi insisi pembedahan
*      Jaga kulit tetap kering dan tidak ada perembesan
*      Pantau kolostomi dengan konstan
3.      Memberikan support emosional kepada keluarga
*      Ajarkan untuk mengekspresikan perasaan.
*      Berikan informasi tentang kondisi, pembedahan dan perawatan di rumah
*      Ajarkan keluarga untuk berpartisipasi dalam perawatan bayi.
*      Berikan penguatan pada orang tua saat melakukan perawatan pada bayi.
*      Lakukan boding orang tua – bayi.
*      Jelaskan kebutuhan terapi IV < NGT, pengukuran TTV dan pengkajian.
4.      Memberikan pengajaran dan perawatan di rumah
*      Ajarkan perawatan kolostomi dan partisipasi keluarga dalam perawatan sampai mereka dapat melakukan perawatan
*      Konsulkan ke perawat enterostomal bila perlu
*      Berikan pujian saat melakukan perawatan dan jawaban pertanyaan secara jujur apa yang dibutuhkan keluarga.
*      Ajarkan untukmengenal tanda-tanda dan gejala yang perlu dilaporkan pada perawat, dokter atau perawat enterostomal
*      Ajarkan bagaimana memberikan pengamanan pada bayi dan melakukan dilatasi pada anal.
*      Berikan istruksi secara tertulis dan verbal tentang alat-alat yang dibutuhkan untuk perawatan di rumah.
*      Tekankan tetap mengadakan stimulasi pada bayi untuk mensupport tumbang.

No comments:

Post a Comment