BERSAMA
TINGKATKAN CAKUPAN IMUNISASI, MENJAGA ANAK TETAP SEHAT
Dari 194 negara anggota WHO, 65 di antaranya
memiliki cakupan imunisasi Difteri, Pertusis dan Tetanus (DPT) di bawah target
global 90%. Untuk menghapus kantong-kantong wilayah dimana banyak anak-anak
tidak terlindungi dari penyakit yang sebenarnya dapat dicegah melalui
imunisasi, Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengajak negara-negara untuk bekerja
lebih intensif bersama mencapai target cakupan imunisasi, dengan mengusung tema
Close the Immunization Gap, Vaccination for All sebagai tema Pekan Imunisasi
Dunia, tanggal 24-30 April 2015.
Diperkirakan di seluruh dunia, pada tahun 2013,
1 dari 5 anak atau sekitar 21,8 juta anak tidak mendapakan imunisasi yang bisa
menyelamatkan nyawa mereka. Di Indonesia, Imunisasi Dasar Lengkap (IDL)
mencapai 86,8%,dan perlu ditingkatkan hingga mencapai target 93% di tahun 2019.
Universal Child Immunization (UCI) desa yang kini mencapai 82,9% perlu
ditingkatkan hingga mencapai 92% di tahun 2019.
Di tingkat nasional, kita mengharapkan target
Imunisasi Dasar Lengkap 91% dan UCI Desa 84% pada akhir tahun 2015 ini,
demikian disampaikan Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan Kementerian Kesehatan, dr HM Subuh, MPPM. Tema global PID 2015 adalah
Close the Immunization Gap, Vaccination for All, sementara tema nasionalnya
adalah Bersama wujudkan imunisasi yang tinggi dan merata.
Di berbagai negara di dunia, kurangnya
persediaan vaksin, akses terhadap layanan kesehatan, kurangnya pengetahuan masyarakat
serta kecilnya dukungan politis dan financial menjadi penyebab
kesenjangan cakupan imunisasi. Kondisi geografis Indonesia juga merupakan
tantangan bagi program imunisasi, selain kurangnya pengetahuan masyarakat dan
kurangnya informasi tentang imunisasi, Pemerintah juga telah menggiatkan
program promosi kesehatan dalam rangka penyebarluasan informasi tentang
pentingnya imunisasi.
Kementerian Kesehatan telah melakukan upaya
untuk menjamin akses pelayanan imunisasi di daerah sulit dan sulit dijangkau
dengan bekerja sama dengan lintas sektor lainnya, menjamin ketersediaan vaksin,
pelatihan bagi petugas kesehatan serta upaya-upaya untuk meningkatkan
pengetahuan masyarakat melalui berbagai media dan iklan layanan masyarakat.
Selain itu, pemerintah juga telah bekerja sama
dengan berbagai organisasi masyarakat untuk terus menerus melakukan edukasi
kepada masyarakat serta memperluas akses dan cakupan terhadap imunisasi. Di
sisi lain, pemerintah memastikan keterjaminan persediaan vaksin dengan dukungan
PT BioFarma, produsen vaksin nasional yang produknya telah digunakan di 131
negara termasuk negara-negara berpenduduk mayoritas muslim.
Tenaga kesehatan tentu saja memegang peranan
teramat penting mengingat mereka berada di garda terdepan, memberikan informasi
yang benar dengan cara yang tepat kepada para orang tua atau wali anak
yang tergolong dalam usia imunisasi dasar lengkap (0-12 bulan), kemudian
mengajak dan mengingatkan orang tua untuk membawa anak-anak mereka ke
Puskesmas, Posyandu dan fasilitas kesehatan lain untuk mendapatkan
imunisasi.
Para orang tua selayaknya menjadikan imunisasi
satu dari berbagai hak anak yang harus diberikan kepada anak. Dengan
imunisasi, anak terhindar dari kesakitan, kecacatan bahkan kematian yang dapat
disebabkan oleh penyakit-penyakit yang sebenarnya dapat dicegah oleh imunisasi
seperti Hepatitis B, TBC, Polio, Difteria, Pertusis, Tetanus, Campak,
Pneumonia dan Meningitis yang disebabkan Hemofilus tipe b.
Pemerintah daerah perlu mengupayakan peningkatan
cakupan imunisasi, sebagai bagian dari tanggungjawab melindungi anak-anak di
wilayahnya. Anak yang terkena penyakit yang dapat dicegah imunisasi, dapat
menyebarkan penyakit ini ke banyak anak lain. Perlu diketahui,
penyakit-penyakit yang disebutkan di atas dapat menyebar dengan cepat, bahkan
melewati batas negara. Dengan imunisasi, kita melindungi anak-anak kita dan
anak-anak di seluruh dunia.
Bergandeng tangan dengan melakukan percepatan
upaya, penguatan program imunisasi rutin, mendukung upaya pengembangan vaksin
yang lebih baik. Bersama, kita mewujudkan cakupan imunisasi yang tinggi dan
merata.
Puncak PID di Indonesia dilaksanakan di Lapangan
Monas Jakarta, Minggu (26/4). Serangkaian kegiatan diantaranya adalah gerak
jalan keluarga sehat yang diikuti 5.000 peserta; Sarasehan Pentingnya Imunisasi
bersama Kak Seto, Ust. Budi Prayitno, dr. Sujatmiko, Dirjen Pengendalian
Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, dan Dirjen Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan
Anak Kemenkes.
Pada kesempatan tersebut Menkes Prof. Dr. Nila
Moeloek, Sp.M(K) meluncurkan Buku KIA revisi 2015 yang mengalami beberapa
perubahan dari sebelumnya diantaranya Memperpanjang masa penggunaan, dari yang
sebelumnya digunakan sejak ibu hamil sampai anak usia lima tahun menjadi sampai
anak usia enam tahun terintegrasi dengan Program Anak Usia Dini (PAUD);
Menginformasikan lebih banyak tentang hak pelayanan kesehatan yang diperoleh
ibu hamil, bersalin,nifas, bayi baru lahir dan anak usia 29 hari 6 tahun
terkait dengan kesehatan ibu dan anak, imunisasi dan gizi termasuk penentuan
status gizi dan Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang serta
penambahan jenis pelayanan imunisasi seperti imunisasi Hib dan IPV. Digunakan
sebagai salah satu persyaratan pada Program Keluarga Harapan dan Jaminan
Kesehatan Nasional.
Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi
Publik Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih
lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline 500-567; SMS
081281562620, faksimili: (021) 52921669, dan alamat email kontak[at]kemkes[dot]go[dot]id. - See more at:
http://www.depkes.go.id/article/view/15042700004/bersama-tingkatkan-cakupan-imunisasi-menjaga-anak-tetap-sehat.html#sthash.zzu1pUQo.dpuf
No comments:
Post a Comment