2.1 KOLIK ABDOMEN
- Pengertian
Kolik Abdomen adalah gangguan pada aliran normal
isi usus sepanjang traktus intestinal (Nettina, 2001). Obstruksi terjadi ketika
ada gangguan yang menyebabkan terhambatnya aliran isi usus ke depan tetapi peristaltiknya
normal (Reeves, 2001).
- Etiologi
1.
Mekanis
-
Adhesi/ perlengketan pascabedah (90% dari obstruksi
mekanik)
-
Karsinoma
-
Volvulus
-
Intususepsi
-
Obstipasi
-
Polip
-
Striktur
Manifestasi
Klinik
1.
Mekanika sederhana – usus halus atas
Kolik (kram) pada abdomen pertengahan sampai ke
atas, distensi, muntah empedu awal, peningkatan bising usus (bunyi gemerincing
bernada tinggi terdengar pada interval singkat), nyeri tekan difus minimal.
2.
Mekanika sederhana – usus halus bawah
Kolik (kram) signifikan midabdomen, distensi
berat,muntah – sedikit atau tidak ada – kemudian mempunyai ampas, bising usus
dan bunyi “hush” meningkat, nyeri tekan difus minimal.
3.
Mekanika sederhana – kolon
Kram (abdomen tengah sampai bawah), distensi yang
muncul terakhir, kemudian terjadi muntah (fekulen), peningkatan bising usus,
nyeri tekan difus minimal.
4.
Obstruksi mekanik parsial
Dapat terjadi bersama granulomatosa usus pada
penyakit Crohn. Gejalanya kram nyeri abdomen, distensi ringan dan diare.
5.
Strangulasi
Gejala berkembang dengan cepat; nyeri parah,
terus menerus dan terlokalisir; distensi sedang; muntah persisten; biasanya
bising usus menurun dn nyeri tekan terlokalisir hebat. Feses atau vomitus
menjadi berwarna gelap atau berdarah atau mengandung darah samar.
- Pemeriksaan Penunjang
1.
Sinar x abdomen menunjukkan gas atau cairan di dalam
usus
2.
Barium enema menunjukkan kolon yang terdistensi, berisi
udara atau lipatan sigmoid yang tertutup.
3.
Penurunan kadar serum natrium, kalium dan klorida
akibat muntah; peningkatan hitung SDP dengan nekrosis, strangulasi atau
peritonitis dan peningkatan kadar serum amilase karena iritasi pankreas oleh
lipatan usus.
4.
Arteri gas darah dapat mengindikasikan asidosis atau
alkalosis metabolik.
- Penatalaksanaan Medis/Bedah
1.
Koreksi ketidakseimbangan cairan dan elektrolit :
2.
Terapi Na+, K+, komponen darah
3.
Ringer laktat untuk mengoreksi kekurangan cairan
interstisial
4.
Dekstrosa dan air untuk memperbaiki kekurangan cairan
intraseluler
5.
Dekompresi selang nasoenteral yang panjang dari
proksimal usus ke area penyumbatan; selang dapat dimasukkan dengan lebih
efektif dengan pasien berbaring miring ke kanan.
6.
Implementasikan pengobatan unutk syok dan peritonitis.
7.
Hiperalimentasi untuk mengoreksi defisiensi protein
karena obstruksi kronik, ileus paralitik atau infeksi.
8.
Reseksi usus dengan anastomosis dari ujung ke ujung.
9.
Ostomi barrel-ganda jika anastomosis dari ujung ke
ujung terlalu beresiko.
10.
Kolostomi lingkaran untuk mengalihkan aliran feses dan mendekompresi
usus dengan reseksi usus yang dilakukan sebagai prosedur kedua.
- Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
I. Pengakajian
a. Identitas
klien
1) Nama
2) Umur
3) Jenis
kelamin
4) Suku
bangsa
5) Pekerjaan
6) Pendidikan
7) Alamat
8) Tanggal
MRS
9) Diagnosis
b. Keluhan
utama
Keluhan yang dirasakan klien sebelum MRS dan saat MRS. Biasanya klien
mengeluh nyeri perut, defans muskular, muntah dan lain-lain.
c. Riwayat
kesehatan
-
Riwayat kesehatan sekarang
Bagaimana serangan itu timbul, lokasi, kualitas, dan faktor yang mempengaruhi
dan memperberat keluhan sehingga dibawa ke Rumah Sakit.
-
Riwayat kesehatan dahulu
Megkaji apakah klien pernah sakit seperti yang dirasakan sekarang dan
apakah pernah menderita HT atau penyakit keturunan lainnya yang dapat
mempengaruhi proses penyembuhan klien.
-
Riwayat kesehatan keluarga
Gambaran
mengenai kesehatan keluarga dan adakah penyakit keturunan atau menular.
d. Pola-
pola fungsi kesehatan
-
Pola pesepsi dan tata laksana hidup sehat
Perubahan
penatalaksanaan dan pemeliharaan kesehatan sehingga dapat menimbulkan perawatan
diri.
-
Pola nutrisi dan metabolisme
Terjadi gangguan
nutris karena klien merasakan nyeri sehingga tidak toleran terhadap makanan dan
klien selalu ingin muntah.
-
Pola eliminasi
Terjadi gangguan
karena klien tidak toleran terhadap makanan sehingga terjadi konstipasi.
-
Pola aktivitas dan latihan
Akan terjadi
kelemahan dan kelelahan.
-
Pola persepsi dan konsep diri
Tidak terjadi
gangguan / perubahan dalam diri klien.
-
Pola sensori dan kognitif
Kurangnya
pengetahuan akan menyebabkan collic abdomen yang berulang.
-
Pola reproduksi dan seksual
Tidak terjadi
dalam gangguan dalam pola reproduksi dan seksual.
-
Pola hubungan peran
Kemungkinan akan
terjadi perubahan peran selama klien sakit sehubungan dengan proses
penyakitnya.
-
Pola penanggulangan stress
Bagaimana cara
klien mengatasi masalahnya.
-
Pola tata nilai dan kepercayaan
Tidak terjadi
gangguan pada pola tata nilai dan kepercayaan.
e. Pemeriksaan
fisik
-
Status kesehatan umum
Akan terjadi
nyeri perut yang hebat, akibat proses penyakitnya.
-
Sistem respirasi
Sesuai dengan
derajat nyerinya, jika nyerinya ringan kemungkinan tidak terjadi sesak tapi
jika derajat nyerinya hebat / meninggi akan terjadi sesak.
-
Sistem kardiovaskuler
Bisa terjadi
takikardi, brodikardi dan disritmia atau penyakit jantung lainnya.
-
Sistem persyarafan
Nyeri abdumen,
pusing/sakit kepala karena sinar.
-
Sistem gastrointestinal.
Pada sistem
gastrointestinal didapatkan intoleran terhadap makanan / nafsu makan berkurang,
muntah.
-
Sistem genitourinaria/eliminasi
Terjadi konstipasi
akibat intoleransi terhadap makanan.
f. Analisa
Data
-
Data 1
Ds : Nyeri pada perut
Do : Ekspresi wajah penderita,
postur tubuh, berhati-hati dengan abdomen, respon autonomik misalnya perubahan
tanda vital.
Masalah : Gangguan rasa nyaman (nyeri akut / kronik).
Etiologi : Proses penyakitnya.
-
Data 2
Ds : Klien terlihat gelisah
Do : Perubahan tanda vital,
perilaku menyerang, panik, kurang kontak mata, ekspresi wajah.
Masalah : Ansietas / cemas
Etiologi : Perubahan status kesehatan (ancaman kematian)
-
Data 3
Ds : Nyeri perut
Do : Muntah, intoleran terhadap
makanan, mual.
Masalah : Resiko gangguan pemenuhan nutrisi
Etiologi : Anoreksia (proses penyakitnya)
II.
Diagnosa
keperawatan
1.
Data 1
Gangguan rasa nyaman (nyeri akut/kronis) berhubungan dengan proses
penyakitnya ditandai dengan nyeri perut, ekspresi wajah penderita, postur
tubuh, berhati-hati dengan abdomen, respon autonomik.
2.
Data 2
Ansietas (cemas) berhubungan dengan status kesehatan (ancaman kematian)
ditandai dengan klien terlihat gelisah, perubahan tanda vital, prilaku
menyerang, panik, kurang kontak mata, ekspresi wajah penderita.
3.
Data 3
Resiko gangguan pemenuhan nutrisi berhubungan dengan anoreksia (proses
penyakitnya) ditandai dengan muntah, mual, nyeri perut, intoleran terhadap
makanan.
III.
Perencanaan
1. Diagnosa
1
Gangguan rasa nyaman (nyeri akut/kronis) berhubungan dengan proses
penyakitnya ditandai dengan nyeri perut, ekspresi wajah penderita, postur
tubuh, berhati-hati dengan abdomen, respon autonomik.
Tujuan : Nyeri berkurang
Kriteria hasil :
-
Klien menyatakan nyeri mulai berkurang
-
Ekspresi wajah klien tidak menyeringai
Rencana tindakan
a.
Catat keluhan nyeri, termasuk lokasi lamanya.
b.
Observasi TTV klien.
c.
Kaji ulang faktor yang meningkatkan atau menurunkan
nyeri.
d.
Berikan makan sedikit tapi sering sesuai indikasi untuk
pasien.
e.
Identifikasi dan batasi makanan yang menimbulkan
ketidaknyamanan.
f.
Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi.
Rasional :
a.
Nyeri tidak selalu ada tetapi bila ada harus
dibandingkan dengan gejala nyeri pasien sebelumnya dimana dapat membantu
siagnosa.
b.
Untuk mengetahui perkembangan klien.
c.
Membantu dalam membuat diagnosa dan kebutuhan terapi.
d.
Makanan mempunyai efek penetralisir asam, juga
menghancurkan kandungan gaster. Makan sedikit mencegah distensi dan haluaran
gastrin.
e.
Makanan khusus yang menyebabkan distress bermacam-macam
antara individu. Penelitian menunjukkan merica dan kopi berbahaya dapat
menimbulkan dispepsia.
f.
Untuk mempercepat proses penyembuhan.
2. Data
2
Ansietas (cemas) berhubungan dengan status kesehatan (ancaman kematian) ditandai
dengan klien terlihat gelisah, perubahan tanda vital, prilaku menyerang, panik,
kurang kontak mata, ekspresi wajah penderita.
Tujuan : Cemas berkurang
Kriteria hasil :
-
Menunjukkan rileks
-
Klien tidak terlihat gelisah
-
Menunjukkan pemecahan masalah
Rencana tindakan
a.
Awasi respon fisiologis seperti takipnea, palpitasi.
b.
Catat petunjuk prilaku seperti gelisah, mudah
terangsang, kurang kontak mata.
c.
Dorong pernyataan takut dan ansietas : berikan umpan
balik.
d.
Dorong orang terdekat tinggal dengan pasien.
e.
Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi
Rasional
a.
Dapat menjadi indikatif derajat takut yang dialami
pasien tetapi dapat juga berhubungan dengan kondisi fisik.
b.
Indikator derajat takut yang dialami pasien,misal :
pasien akan merasa tak terkontrol terhaap situasi atau mencapai status panik.
c.
Membantu pasien menerima perasaan dan memberikan
kesempatan untuk memperjelas kesalahan konsep.
d.
Membantu menurunkan takut melalui pengalaman menakutkan
menjadi seorang diri.
e.
Untuk mempercepat proses penyembuhan dan memberikan
rasa tenang pada klien.
3. Diagnosa
3
Resiko gangguan pemenuhan nutrisi berhubungan dengan anoreksia (proses
penyakitnya) ditandai dengan muntah, mual, nyeri perut, intoleran terhadap
makanan.
Tujuan : Klien tidak merasa nyeri perut
Kriteria hasil :
-
Klien tidak merasa mual dan muntah.
-
Klien toleran terhadap makanannya.
Rencana tindakan
a.
Kaji dan observasi TTV klien.
b.
Dorong klien untuk makan makanannya sedikit demi
sedikit.
c.
Berikan makan sedikit tapi sering sesuai indikasi
pasien.
d.
Kolaborasi dengan tim gizi dalam pemberian diit.
Rasional
a.
Untuk mengetahui keadaan / perkembangan klien.
b.
Agar isi dalam lambung tidak kosong atau memperbaiki
keadaan sistem pencernaan klien.
c.
Makanan mempunyai efek penetralisir asam, juga
menghancurkan kandungan gaster. Makan sedikit mencegah distensi dan haluaran
gastrin.
d.
Melakukan fungsi independen perawat.
IV.
Pelaksanaan / implementasi
Pada tahap ini ada pengolahan dan perwujudan dari rencana perawatan yang
telah disusun pada tahap perencanaan keperawatan yang telah ditentukan dengan
tujuan untuk memenuhi kebutuhan secara optimal.
V. Evaluasi
Evaluasi adalah perbandingan yang sistemik dan terencana tentang
kesehatan pasien dengan tujuan yang telah ditetapkan dan dilakukan dengan cara
berkesinambungan dengan melibatkan pasien dan tenaga kesehatan lain.