Liputan6.com, Jakarta – Pendaftaran CPNS 2014 terus mengundang perhatian besar dari masyarakat di seluruh pelosok Tanah Air. Meski begitu, animo masyarakat untuk menjadi abdi negara ternyata bervariasi di berbagai daerah.http://lowongankerjanew.com/3-instansi-berikut-sepi-dari-pelamar-cpns.html
Terbukti, Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPAN-RB) merangkum tiga instansi dengan jumlah pendaftar terendah. Bahkan dua diantara instansi tersebut hanya menerima kurang dari 10 pendaftar.
“Instansi dengan jumlah pelamar terendah yaitu Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan yang baru menerima lima pendaftar, Kabupaten Halmahera Barat dengan tujuh pelamar, dan Kabupaten Bolaang Mongondow 12 pendaftar,” ungkap Kepala Biro Hukum, Komunikasi dan Informasi Publik (HKIP) KemenPAN-RB Herman Suryatman melalui pesan singkat kepada Liputan6.com, Senin (8/9/2014).
Dia juga mengungkapkan jumlah total pelamar seleksi CPNS 2014 telah mencapai 980.058 orang hingga saat ini. Sejauh ini, Kementerian Keuangan merupakan instansi paling diburu pada pelamar dengan jumlah pendaftar yang telah mencapai 134.688 orang.
Selain Kementerian Keuangan, Badan Narkotika Nasional (BNN) juga menerima pendaftar dalam jumlah besar sebanyak 65.206 orang. Sementara Kementerian Kesehatan yang baru membuka formasi pekan lalu langsung diserbut 35.637 pendaftar.
Herman mengatakan, masa pendaftaran diperkirakan selesai secara bertahap hingga akhir September atau awal Oktober. Sementara masa pelaksanaan tes CPNS 2014 juga akan mulai dilakukan secara bertahap pada kurun waktu yang sama.
Sumber : http://bisnis.liputan6.com/read/2102376/info-cpns-2014-tiga-instansi-yang-paling-sepi-pendaftar
Halo Teman-teman selamat datang di blognya anak kesehatan, Di Blog Ini banyak berisi tentang akrediatasi puskesmas,, pendataan tenaga non asn, tenaga honorer di hapuskan, PPPK GURU, seputar kesehatan, skripsi mahasiswa keperawatan, judul skripsi, asuhan keperawatan, asuhan kebidanan, untuk mencari materi yang teman-teman butuhkan silakan cari di tombol search this blog
Wednesday 10 September 2014
3 Instansi Berikut, Sepi dari pelamar CPNS
Bagi anda yang masih mencari lowongan CPNS, jangan lewatkan
kesempatan berikut ini karena ada 3 instansi yang ternyata kurang begitu
diminati pelamar CPNS, seperti dikutip dari liputan6.com
Sunday 7 September 2014
asuhan keperawatan luka bakar
Konsep Asuhan Keperawatan luka bakar
1.
Pengkajian
Menurut
Doenges, Marilynn E, (2000) pengkajian keperawatan pada klien luka bakar dapat
diuraikan sebagai berikut:
1.1 Aktivitas/ Istirahat
Tanda : Penurunan
kekuatan, tahanan.
Keterbatasan rentang gerak pada area yang sakit
1.2 Sirkulasi
Tanda: Hipotensi
(syok)
Penurunan
nadi perifer distal pada ekstremitas yang cedera; vasokontriksi perifer umum
dengan kehilangan nadi, kulit putih dan dingin (syok listrik)
Takikardi (syok/ansietas/nyeri)
Disritmia (syok listrik)
Pembentukkan oedema jaringan (semua luka bakar)
1.3 Integritas Ego
Gejala: Masalah
tentang keluarga, pekerjaan, keuangan, kecacatan
Tanda: Ansietas,
menangis, ketergantungan, menyangkal, menarik diri, marah.
1.4 Eliminasi
Tanda: Haluaran
urine menurun/tak ada selama fase darurat. Warna mungkin hitam kemerahan bila
terjadi mioglobin, mengindikasikan kerusakan otot dalam.
Diuresis
Penurunan
bising usus/tak ada, khususnya pada luka bakar kataneus lebih besar dari 20%
sebagai stres penurunan multilitas atau peristaltik gastrik
1.5 Makanan/Cairan
Tanda: Oedema
jaringan umum
Anoreksia,
mual/muntah
1.6 Neurosensori
Gejala: Area bebas kesemutan
Tanda: Perubahan orientasi, afek, perilaku
Penurunan
reflex tendo dalam pada cedera ekstremitas
Aktivitas
kejang
Laserasi
korneal, kerusakan retinal,penurunan ketajaman penglihatan (syok listrik)
Ruptur
membran timpani (syok listrik)
Paralisis
(cedera listrik pada aliran saraf)
1.7 Nyeri/kenyamanan
Gejala: Berbagai
nyeri ,contoh luka bakar derajat pertama secara ekstrim sensitif untuk
disentuh, ditekan, gerakan udara dan perubahan suhu; luka bakar ketebalan
sedang derajat kedua sangat nyeri,sementara respon pada luka bakar ketebalan
derajat kedua tergangtung pada keutuhan ujung saraf; luka bakar derajat tiga
tidak nyeri.
1.8 Pernapasan
Gejala: Terkarung
dalamk ruang tertutup, terpajan lama (kemungkinan cedera inhalasi)
Tanda: Serak,
batuk mengi,partikel karbon dalam sputum,ketidak mampuan menelan sekresi oral
dan sianosis,indikasi cedera inhalasi
Pengembangan
toraks mungkin terbatas pada adanya lukabakar pada lingkar dada
Jalan napas
atas stridor/mengi
Bunyi
napas:gemericik,stridor,secret jalan napas dalam.
1.9 Keamanan
Tanda: Kulit:umum:Destruksi
jaringan dalam mungkin tidak terbukti selama 3-5 hari sehubungan dengan proses
thrombus mikrovaskuler pada beberapa luka.
Area
kulit tak terbakar mungkin dngin atau lembab,pucat,dengan pengisian kapiler
lambat pada adanya penurunan curah jantung sehubungan dengan penurunan
cairan/status syok.
Cedera
api:terdapat area cedera campuran dalm sehubungan dengan variase intensitas
panas yang dihasilkan bekuan terbakar.
1.10 Penyuluhan /pembelajaran
Pertimbangan
rencana pemulangan :tregantung pada beratnya dan terlibatnya system organ.
Memerlukan
bantuan untuk pengobatan,perawatan luka/bahan,aktivitas perawatan diri.
2. Diagnosa Keperawatan
Menurut Doengus,Marilyn E (2000) diagnose keperawatan
utama pad luka bakar meliputi:
1 Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
2 Resiko Tinggi Terhadap Kekurangan volume
cairan
3 Resiko tinggi infeksi
4 Nyeri
5 Resiko tinggi terhadap perfusi jaringan
6 Nutrisi kurang dari kebutuhan
7 Kerusakan mobilitas fisik
8 Kerusakan
intergritas kulit
9 Kecemasan/ Ansietas
10 Gangguan citra tubuh, penampilan peran
11 Kurangnya pengetahuan
tentang kondisi, prognosis, pengobatan.
3. Intervensi Keperawatan
3.1 Resiko tinggi terhadap
bersihan jalan napas tidak efektif
Hasil yang di harapkan : Menunjukan bunyi napas jelas,
frekwensi pernapasan dalam rentang normal bebas dispnea.
Intervensi
|
Rasional
|
1.
Kaji refleks gag/menelan,perhatikan
pengaliran air liur, ketidakmampuan menelan, serak, batuk mengi
2. Awasi
frekwensi, irama, kedalaman pernapasan; perhatikan adanya pucat/sianosis dan
sputum mengadung karbon.
3. Dorong
batuk atau latihan napas dalam dan perubahan posisi sering
4. Kolaborasi
pemberian O2.
|
1. Dugaan
cedera inhalasi.
2. Takipnea,
sianosis, dan perubahan sputum menunjukan terjadi distress pernapasan.
3. Meningkatkan
ekspansi paru, memobilisasi dan drainase secret.
4. O2 memperbaiki hiposemia/ asidosis.
|
3.2
Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan.
Hasil yang diharapkan :
Menunjukan perbaikan keseimbangan cairan di buktikan oleh haluran urine
adekuat, tanda vital stabil, membran mukosa lembab.
Intervensi
|
Rasional
|
1. Awasi
tanda vital, perhatikan pengisian kapiler dan kekuatan nadi perifer.
2. Awasi
haluaran urine dan berat jenis.
3. Pertahankan
pencatatan komulatif jumlah dan tipe pemasukan cairan.
4. Kolaborasi
pemberian cairan IV yang di hitung eletrolit plasma, albumin.
|
1. Memberikan
pedoman untuk penggantian cairan dan menkaji respon kardiovaskuler
2. Penggantian
cairan harus dititrasi untuk meyakinkan data-data haluaran urine 30-50ml/jam.
3. Penggantian
cepat dengan tipe cairan yang berbeda dan fluktuasi kecepan pemberian
memerlukan tabulasi ketat untuk mencegah kelebihan cairan.
4. Resusitasi
cairan menggantikan kehilangan cairan mencegah komplikasi.
|
3.3 Resiko Tinggi terhadap Infeksi.
Hasil yang diharapkan : Mencapai penyembuhan luka tepat
waktu bebas eksudat purulent dan tidak demam.
Intervensi
|
Rasional
|
|
|
3.4 Nyeri berhubungan dengan rusaknya kontinuitas
jaringan kulit.
Hasil yang diharapkan : Melaporkan nyeri berkurang,
menunjukan ekspresi wajah rileks, berpartisipasi dalam aktifitas tidur.
Intervensi
|
Rasional
|
|
|
3.5
Resiko Tinggi terhadap Perfusi Jaringan.
Hasil yang diharapkan : Mempertahankan nadi
perifer teraba dengan kualitas/kekuatan sama; pengisian kapiler baik dan warna
kulit normal pada area yang cedera.
Intervensi
|
Rasional
|
|
|
3.6
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
Hasil
yang diharapkan menunjukan pemasukan nutrisi yang adekuat untuk memenuhi
kebutuhan metabolic dibuktikan oleh berat badan stabil/ masa otot terukur,
keseimbangan nitrogen positif dan regenerasi jaringan.
Intervensi
|
Rasional
|
|
|
3.7
kerusakan mobilitas fisik
Hasil
yang diharapkan : Mempertahankan posisi fungsi dibuktikan oleh tidak adanya
kontraktur.
Intervensi
|
Rasional
|
|
|
3.8 Kerusakan intergritas
kulit
Hasil
yang diharapkan : Menunjukan regenerasi jaringan, mencapai penyembuhan tepat
waktu pada area luka bakar
Intervensi
|
Rasional
|
1. Kaji
/ catat ukuran, warna, kedalaman luka, perhatikan jaringan nekrotik dan
kondisi sekitar luka
2. Berikan
perawatan luka bakar yang tepat dan tindakan control infeksi
3. Cuci
sisi dengan sabun ringan, cuci dan minyaki dengan krim beberapa waktu dalam
sehari setelah balutan dilepas.
|
|
3.9 Perubahan Citra Tubuh
Hasil yang diharapkan: Menyatakan penerimaan situasi diri, bicara
dengan keluarga/orang terdekat tentang perubahan yang terjadi, membuat rencana
untuk masa depan
Intervensi
|
Rasional
|
|
|
3.10 Kecemasan
Hasil yang diharapkan: Mengatakan ansietas
menurunsampai tingkat yang dapat dtangani.
Intervensi
|
Rasional
|
|
|
3.11 Kurangnya
pengetahuan tentang kondisi prognosis, kebituhan pengobatan.
Hasil yang diharapkan: Menyatakan pemahaman
tentang prognosis kondisi dan pengobatan
Intervensi
|
Rasional
|
|
|
Subscribe to:
Posts (Atom)