Wednesday 10 September 2014

3 Instansi Berikut, Sepi dari pelamar CPNS

Bagi anda yang masih mencari lowongan CPNS, jangan lewatkan kesempatan berikut ini karena ada 3 instansi yang ternyata kurang begitu diminati pelamar CPNS, seperti dikutip dari liputan6.com
Liputan6.com, Jakarta – Pendaftaran CPNS 2014 terus mengundang perhatian besar dari masyarakat di seluruh pelosok Tanah Air. Meski begitu, animo masyarakat untuk menjadi abdi negara ternyata bervariasi di berbagai daerah.
Terbukti, Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPAN-RB) merangkum tiga instansi dengan jumlah pendaftar terendah. Bahkan dua diantara instansi tersebut hanya menerima kurang dari 10 pendaftar.
“Instansi dengan jumlah pelamar terendah yaitu Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan yang baru menerima lima pendaftar, Kabupaten Halmahera Barat dengan tujuh pelamar, dan Kabupaten Bolaang Mongondow 12 pendaftar,” ungkap Kepala Biro Hukum, Komunikasi dan Informasi Publik (HKIP) KemenPAN-RB Herman Suryatman melalui pesan singkat kepada Liputan6.com, Senin (8/9/2014).
Dia juga mengungkapkan jumlah total pelamar seleksi CPNS 2014 telah mencapai 980.058 orang hingga saat ini. Sejauh ini, Kementerian Keuangan merupakan instansi paling diburu pada pelamar dengan jumlah pendaftar yang telah mencapai 134.688 orang.
Selain Kementerian Keuangan, Badan Narkotika Nasional (BNN) juga menerima pendaftar dalam jumlah besar sebanyak 65.206 orang. Sementara Kementerian Kesehatan yang baru membuka formasi pekan lalu langsung diserbut 35.637 pendaftar.
Herman mengatakan, masa pendaftaran diperkirakan selesai secara bertahap hingga akhir September atau awal Oktober. Sementara masa pelaksanaan tes CPNS 2014 juga akan mulai dilakukan secara bertahap pada kurun waktu yang sama.
Sumber : http://bisnis.liputan6.com/read/2102376/info-cpns-2014-tiga-instansi-yang-paling-sepi-pendaftar
                    http://lowongankerjanew.com/3-instansi-berikut-sepi-dari-pelamar-cpns.html

Sunday 7 September 2014

asuhan keperawatan luka bakar



Konsep Asuhan Keperawatan luka bakar
1.      Pengkajian
       Menurut Doenges, Marilynn E, (2000) pengkajian keperawatan pada klien luka bakar dapat diuraikan sebagai berikut:

1.1             Aktivitas/ Istirahat

Tanda :        Penurunan kekuatan, tahanan.
Keterbatasan rentang gerak pada area yang sakit

1.2        Sirkulasi

Tanda:         Hipotensi (syok)
Penurunan nadi perifer distal pada ekstremitas yang cedera; vasokontriksi perifer umum dengan kehilangan nadi, kulit putih dan dingin (syok listrik)
Takikardi (syok/ansietas/nyeri)
Disritmia (syok listrik)
Pembentukkan oedema jaringan (semua luka bakar)

1.3       Integritas Ego

Gejala:            Masalah tentang keluarga, pekerjaan, keuangan, kecacatan
Tanda:            Ansietas, menangis, ketergantungan, menyangkal, menarik diri, marah.

1.4       Eliminasi

Tanda:            Haluaran urine menurun/tak ada selama fase darurat. Warna mungkin hitam kemerahan bila terjadi mioglobin, mengindikasikan kerusakan otot dalam.
                        Diuresis
                        Penurunan bising usus/tak ada, khususnya pada luka bakar kataneus lebih besar dari 20% sebagai stres penurunan multilitas atau peristaltik gastrik

1.5       Makanan/Cairan

Tanda:            Oedema jaringan umum
                        Anoreksia, mual/muntah

1.6       Neurosensori

Gejala:            Area bebas kesemutan
Tanda:            Perubahan orientasi, afek, perilaku
Penurunan reflex tendo dalam pada cedera ekstremitas
Aktivitas kejang
Laserasi korneal, kerusakan retinal,penurunan ketajaman penglihatan (syok listrik)
Ruptur membran timpani (syok listrik)
Paralisis (cedera listrik pada aliran saraf)

1.7       Nyeri/kenyamanan

Gejala:            Berbagai nyeri ,contoh luka bakar derajat pertama secara ekstrim sensitif untuk disentuh, ditekan, gerakan udara dan perubahan suhu; luka bakar ketebalan sedang derajat kedua sangat nyeri,sementara respon pada luka bakar ketebalan derajat kedua tergangtung pada keutuhan ujung saraf; luka bakar derajat tiga tidak nyeri.

1.8       Pernapasan

Gejala:            Terkarung dalamk ruang tertutup, terpajan lama (kemungkinan cedera inhalasi)
Tanda:            Serak, batuk mengi,partikel karbon dalam sputum,ketidak mampuan menelan sekresi oral dan sianosis,indikasi cedera inhalasi
     Pengembangan toraks mungkin terbatas pada adanya lukabakar pada lingkar dada
     Jalan napas atas stridor/mengi
     Bunyi napas:gemericik,stridor,secret jalan napas dalam.

1.9       Keamanan

Tanda:            Kulit:umum:Destruksi jaringan dalam mungkin tidak terbukti selama 3-5 hari sehubungan dengan proses thrombus mikrovaskuler pada beberapa luka.
Area kulit tak terbakar mungkin dngin atau lembab,pucat,dengan pengisian kapiler lambat pada adanya penurunan curah jantung sehubungan dengan penurunan cairan/status syok.
Cedera api:terdapat area cedera campuran dalm sehubungan dengan variase intensitas panas yang dihasilkan bekuan terbakar.

1.10    Penyuluhan /pembelajaran

Pertimbangan rencana pemulangan :tregantung pada beratnya dan terlibatnya system organ.
Memerlukan bantuan untuk pengobatan,perawatan luka/bahan,aktivitas perawatan diri.
2.      Diagnosa Keperawatan
       Menurut Doengus,Marilyn E (2000) diagnose keperawatan utama pad luka bakar meliputi:
1        Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
2        Resiko Tinggi Terhadap Kekurangan volume cairan
3        Resiko tinggi infeksi
              4        Nyeri  
              5        Resiko tinggi terhadap perfusi jaringan
              6        Nutrisi kurang dari kebutuhan                       
7        Kerusakan mobilitas fisik
   8        Kerusakan intergritas kulit            
   9        Kecemasan/ Ansietas                    
10     Gangguan citra tubuh, penampilan peran         
   11  Kurangnya pengetahuan tentang kondisi, prognosis,      pengobatan.
                       





3.       Intervensi Keperawatan
3.1 Resiko tinggi terhadap bersihan jalan napas tidak efektif
Hasil yang di harapkan : Menunjukan bunyi napas jelas, frekwensi pernapasan dalam rentang normal bebas dispnea.
Intervensi
Rasional
1.          Kaji refleks gag/menelan,perhatikan pengaliran air liur, ketidakmampuan menelan, serak, batuk mengi
2.  Awasi frekwensi, irama, kedalaman pernapasan; perhatikan adanya pucat/sianosis dan sputum mengadung karbon.
3.  Dorong batuk atau latihan napas dalam dan perubahan posisi sering
4.  Kolaborasi pemberian O2.
1.  Dugaan cedera inhalasi.





2.  Takipnea, sianosis, dan perubahan sputum menunjukan terjadi distress pernapasan.


3.  Meningkatkan ekspansi paru, memobilisasi dan drainase secret.
4.   O2 memperbaiki hiposemia/ asidosis.






3.2 Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan.
Hasil yang diharapkan : Menunjukan perbaikan keseimbangan cairan di buktikan oleh haluran urine adekuat, tanda vital stabil, membran mukosa lembab.
Intervensi
Rasional
1.  Awasi tanda vital, perhatikan pengisian kapiler dan kekuatan nadi perifer.
2.  Awasi haluaran urine dan berat jenis.


3.  Pertahankan pencatatan komulatif jumlah dan tipe pemasukan cairan.



4.  Kolaborasi pemberian cairan IV yang di hitung eletrolit plasma, albumin.
1.  Memberikan pedoman untuk penggantian cairan dan menkaji respon kardiovaskuler
2.  Penggantian cairan harus dititrasi untuk meyakinkan data-data haluaran urine 30-50ml/jam.
3.  Penggantian cepat dengan tipe cairan yang berbeda dan fluktuasi kecepan pemberian memerlukan tabulasi ketat untuk mencegah kelebihan cairan.
4.  Resusitasi cairan menggantikan kehilangan cairan mencegah komplikasi.




3.3 Resiko Tinggi terhadap Infeksi.
Hasil yang diharapkan : Mencapai penyembuhan luka tepat waktu bebas eksudat purulent dan tidak demam.
Intervensi
Rasional
  1. Implementasikan teknik isolasi yang tepat sesuai dengan indikasi
  2. Tekankan pentingnya cuci tangan yang baik untuk semua individu yang dating kontan dengan pasien.
  3. Gunakan scort, sarung tangan, masker dan teknik aseptic ketat selama perawatan luka langsung.
  4. Periksa luka tiap hari, perhatikan/catat perubahan, penampilan kalor, dolor, nekrosis, bauh dan luasnya.
  1. Tergantung tipe atau luasnya luka.

  1. Mencegah kontaminasi silang menurunkan resiko infeksi.



  1. Cegah terpajan pada organism infeksio.



  1. Mengidentifikasi penyebuhan luka dan memberikan  deteksi dini infeksi luka bakar.

















3.4 Nyeri berhubungan dengan rusaknya kontinuitas jaringan      kulit.
Hasil yang diharapkan : Melaporkan nyeri berkurang, menunjukan ekspresi wajah rileks, berpartisipasi dalam aktifitas tidur.
Intervensi
Rasional
  1. Kaji tingkat nyeri perhatikan lokasi luka, intensitas (skala 0-10).

  1. Observasi tanda-tanda vital.

  1. Libatkan klien dalam penentuan jadwal rawat luka.
  2. Jelaskan prosedur/beri informasi tepat yang mungkin timbul nyeri khusus perawatan luka.

  1. Kolaborasi pemberian analgetik.
  1. Mengetahui sejauhmana nyeri dirasakan klien dan untuk menentukan intervensi selanjutnya.
  2. Membantu menentukan  intevensi selanjutnya.
  3. Meningkatkan rasa control klien dan kekuatan mekanisme koping.
  4. Dukungan empati dapat membantu menghilangkan nyeri, meningkatkan relaksasi selam perawatan luka.
  5. Membantu mengurangi nyeri.


3.5 Resiko Tinggi  terhadap Perfusi Jaringan.
Hasil yang diharapkan : Mempertahankan nadi perifer teraba dengan kualitas/kekuatan sama; pengisian kapiler baik dan warna kulit normal pada area yang cedera.
Intervensi
Rasional
  1. Kaji warna, sensasi, gerakan, nadi perifer dan pengisian kapiler pada ektremitas luka bakar melingkar.
  2. Ukur TD pada ekstremitas yang mengalami luka bakar.


  1. Dorong latihan rentang gerak aktif pada bagian tubuh yang sakit.
  2. Pertahankan penggantian cairan.
  1. Pembentukan udema dapat secara cepat menekan pembulu darah, sehingga mempengaruhi sirkulasi dan meningkatkan statis vena.
  2. Bila pembaca TD di ambil pada ekstremitas yang cedera dibiarkan manset pada tempatkan dapat menigkatkan penurunan perfusi.
  3. Meningkatkan sirkulasi local dan     sistemik

  1. Memaksimalkan volume sirkulasi,  perfusi jaringan.





3.6  Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
Hasil yang diharapkan menunjukan pemasukan nutrisi yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolic dibuktikan oleh berat badan stabil/ masa otot terukur, keseimbangan nitrogen positif dan regenerasi jaringan.
Intervensi
Rasional
  1. Auskultasi bising usus, perhatikan hipoaktif / tak ada bunyi


  1. Pertahankan jumlah kalori ketat. Kaji ulang persen area permukaan tubuh terbuka.
  2. Dorong pasien untuk duduk saat makan
  3. Kolaborasi pemberian hiperalimentasi parenteral
  1. Ileus sering berhubungan dengan periode pasca luka bakar tetapi biasanya dalam 36 – 48 jam dimana makanan oral dimulai
  2. Pedoman tepat untuk pemasukan kalori. Sesuai penyembuhan luka, persentase area luka bakar di evaluasi.
  3. Duduk dapat membantu pencernaan makanan
  4. Hiperalimentasi akan mempertahankan pemasukan nutrisi

3.7  kerusakan mobilitas fisik
 Hasil yang diharapkan : Mempertahankan posisi fungsi dibuktikan oleh tidak adanya kontraktur.
Intervensi
Rasional
  1. Pertahankan posisi tubuh tepat dengan dukungan khusunya untuk luka bakar diatas sendi
  2. Lakukan latihan rentang gerak secara konsisten, diawali dengan pasif dan aktif
  3. Dorong partisipasi klien dalam semua aktifitas sesuai dengan kemampuan individu
  4. Bersihkan dan tutup luka bakar dengan cepat.
  1. Meningkatkan posisi fungsional pada ekstremitas dan mencegah kontraktur

  1. Mencegah secara progresif mengencangkan jaringan parut dan kontraktur

  1. Meningkatkan kemandirian, harga diri dan membantu proses perbaikan

  1. Eksisi diri diketahui menurunkan jaringan parut serta resiko infeksi.












3.8 Kerusakan intergritas kulit
 Hasil yang diharapkan : Menunjukan regenerasi jaringan, mencapai penyembuhan tepat waktu pada area luka bakar
Intervensi
Rasional
1.    Kaji / catat ukuran, warna, kedalaman luka, perhatikan jaringan nekrotik dan kondisi sekitar luka


2.    Berikan perawatan luka bakar yang tepat dan tindakan control infeksi

3.    Cuci sisi dengan sabun ringan, cuci dan minyaki dengan krim beberapa waktu dalam sehari setelah balutan dilepas.
  1. Memberikan informasi dasar tentang kebutuhan penanaman kulit dan kemungkinan petunjuk tentang sirkulasi pada area graft
  2. Menyiapkan jaringan untuk penanaman dan menurunkan resiko infeksi atau kegagalan graft
  3. Kulit graft baru dan sisi donor yang sembuh memerlukan perawatan khusus untuk mempertahankan kelenturan.
3.9  Perubahan Citra Tubuh
Hasil yang diharapkan:  Menyatakan penerimaan situasi diri, bicara dengan keluarga/orang terdekat tentang perubahan yang terjadi, membuat rencana untuk masa depan
Intervensi
Rasional
  1. Bersikap realitis dan positif Selama pengobatan, pelayanan kesehatan.
  2. Berikan penguatan positif terhadap kemajuan dan dorong usaha untuk mengikuti rehabilitasi
  3. Dorong interaksi keluarga dan dengan team rehabilitasi
  4. Konsul psikiatrik dan ke        bagian terapi fisik
  1. Meningkatkan kepercayaan dan mengadakan hubungan antara pasien dan perawat
  2. Kata-kata penguatan dapat mendukung terjadinya perilaku koping positif

  1. Pertahankan garis komunikasi

  1. Membantu meningkatkan atau mempertahankan kemandirian.










3.10   Kecemasan
Hasil yang diharapkan: Mengatakan ansietas menurunsampai tingkat yang dapat dtangani.
Intervensi
Rasional
  1. Kaji tinglkat kecemasan klien
  2. Dorong pasien untuk mengutarakan perasaannya


  1. Berikan penjelasan dengan sering dan ionformasi tentang proses keperawatan
  2. Identifikasi metode koping/penahanan situasi stres sebelumnya.
  1. Untuk mengetahui tingkat kecemasan seseorang
  2. Pasien perlu membicarakan apa yang terjadi terus menerus untuk membuat beberapa rasa terhadap situasi yang menakutkan.
  3. Pengetahuan apa yang diharapkan menurunkan rasa cemas dan meningkatkan kerjasama
  4. Perilaku masa lalu yang berhasil dapat digunakan untuk membantu menerima situasi yang sekarang.

3.11      Kurangnya pengetahuan tentang kondisi prognosis, kebituhan pengobatan.
Hasil yang diharapkan: Menyatakan pemahaman tentang prognosis kondisi dan pengobatan
Intervensi
Rasional
  1. Kaji ulang prognosis dan harapan yang akan dating


  1. Diskusikan harapan pasien untuk kembali kerumah berkerja dan aktifitas normal
  2. Kaji ulang perawatan luka bakar graft kulit dan luka

  1. Identifikasi keterbatasan spesifik aktivitas sesuai individu
  1. Memberi dasar pengetahuan dimana pasien dapat membuat pilihan berdasarkan informasi
  2. Pasien seringkali mengalami kesulitan dan memutuskan untuk pulang
  3. Meningkatkan kemampuan perawatan diri setelah pulang dan meningkatkan kemandirian.
  4. Kemungkinan pembatasantergantung pada berat/lokasi cedera dan tahap penyembuhan.