.
Proses Berlangsungnya Persalinan Normal
2.3.3.1.
Persalinan Kala 1 : Fase Pematangan/Pembukaan Serviks
Persalinan kala 1 dimulai pada waktu serviks membuka karena
his : kontraksi uterus yang teratur, makin lama, makin kuat, makin sering,
makin terasa nyeri, disertai pengeluaran darah-lendir yang tidak lebih banyak
daripada darah haid. Persalinan kala 1 berakhir
pada waktu pembukaan serviks telah lengkap (pada periksa dalam, bibir
porsio serviks tidak dapat diraba lagi). Selaput ketuban biasanya pecah spontan
pada saat akhir kala I.
Fase laten : pembukaan sampai mencapai 3 cm, berlangsung
sekitar 8 jam.
Fase aktif : pembukaan dari 3 cm sampai lengkap (+ 10 cm), berlangsung sekitar
6 jam.
Fase aktif terbagi atas :
1. Fase akselerasi (sekitar 2 jam),
pembukaan 3 cm sampai 4 cm.
2. Fase dilatasi maksimal (sekitar 2
jam), pembukaan 4 cm sampai 9 cm.
3. Fase deselerasi (sekitar 2 jam),
pembukaan 9 cm sampai lengkap (+ 10 cm).
Peristiwa penting pada persalinan
kala 1 :
1.
Keluar lendir / darah (bloody show) akibat terlepasnya sumbat
mukus (mucous plug) yang selama kehamilan menumpuk di kanalis servikalis,
akibat terbukanya vaskular kapiler serviks, dan akibat pergeseran antara
selaput ketuban dengan dinding dalam uterus.
2.
Ostium uteri internum dan eksternum
terbuka sehingga serviks menipis dan mendatar.
3.
Selaput ketuban pecah spontan
(beberapa kepustakaan menyebutkan ketuban pecah dini jika terjadi pengeluaran
cairan ketuban sebelum pembukaan 5 cm).
Pematangan dan pembukaan serviks (cervical effacement) pada primigravida menurut Wiknyosastro,
dkk (1999 : 183) berbeda dengan pada
multipara :
1.
Pada primigravida terjadi penipisan
serviks lebih dahulu sebelum terjadi pembukaan - pada multipara serviks telah
lunak akibat persalinan sebelumnya, sehingga langsung terjadi proses penipisan
dan pembukaan.
2.
Pada primigravida, ostium internum
membuka lebih dulu daripada ostium eksternum (inspekulo ostium tampak berbentuk
seperti lingkaran kecil di tengah) - pada multipara, ostium internum dan
eksternum membuka bersamaan (inspekulo ostium tampak berbentuk seperti garis
lebar).
3.
Periode kala 1 pada primigravida
lebih lama (+ 20 jam) dibandingkan multipara (+14 jam) karena pematangan dan
pelunakan serviks pada fase laten pasien primigravida memerlukawaktu lebih
lama.
2.3.3.2.
Persalinan Kala 2 : Fase Pengeluaran Bayi
Persalinan kala 2 dimulai
pada saat pembukaan serviks telah lengkap dan berakhir pada saat bayi telah lahir lengkap. His
menjadi lebih kuat, lebih sering, lebih lama, sangat kuat. Selaput ketuban
mungkin juga baru pecah spontan pada awal kala 2.
Peristiwa penting pada persalinan
kala 2 adalah :
1.
Bagian terbawah janin (pada
persalinan normal : kepala) turun sampai dasar panggul.
2.
Ibu timbul perasaan / refleks ingin
mengejan yang makin berat.
3.
Perineum meregang dan anus membuka
(hemoroid fisiologik)
4.
Kepala dilahirkan lebih dulu, dengan
suboksiput di bawah simfisis (simfisis pubis sebagai sumbu putar /
hipomoklion), selanjutnya dilahirkan badan dan anggota badan.
5.
Kemungkinan diperlukan pemotongan
jaringan perineum untuk memperbesar jalan lahir (episiotomi).
Lama kala 2 pada primigravida + 1.5 jam, multipara + 0.5
jam.
Gerakan utama pengeluaran janin
pada persalinan dengan letak belakang kepala :
1.
Kepala masuk pintu atas panggul :
sumbu kepala janin dapat tegak lurus dengan pintu atas panggul (sinklitismus)
atau miring/membentuk sudut dengan pintu atas panggul (asinklitismus
anterior/posterior).
2.
Kepala turun ke dalam rongga
panggul, akibat : 1) tekanan langsung dari his dari daerah fundus ke arah
daerah bokong, 2) tekanan dari cairan amnion, 3) kontraksi otot dinding perut
dan diafragma (mengejan), dan 4) badan janin terjadi ekstensi dan menegang.
3.
Fleksi : kepala janin fleksi, dagu menempel
ke toraks, posisi kepala berubah dari diameter oksipito-frontalis (puncak
kepala) menjadi diameter suboksipito-bregmatikus (belakang kepala).
4.
Rotasi interna (putaran paksi dalam)
: selalu disertai turunnya kepala, putaran ubun-ubun kecil ke arah depan (ke
bawah simfisis pubis), membawa kepala melewati distansia interspinarum dengan
diameter biparietalis.
5.
Ekstensi : setelah kepala mencapai
vulva, terjadi ekstensi setelah oksiput melewati bawah simfisis pubis bagian
posterior. Lahir berturut-turut : oksiput, bregma, dahi, hidung, mulut, dagu.
6.
Rotasi eksterna (putaran paksi luar)
: kepala berputar kembali sesuai dengan sumbu rotasi tubuh, bahu masuk pintu
atas panggul dengan posisi anteroposterior sampai di bawah simfisis, kemudian dilahirkan
bahu depan dan bahu belakang.
7.
Ekspulsi : setelah bahu lahir,
bagian tubuh lainnya akan dikeluarkan dengan mudah. Selanjutnya lahir badan
(toraks,abdomen) dan lengan, pinggul / trokanter depan dan belakang, tungkai
dan kaki.