A. Dasar Kanker Payudara
1.
Pengertian
Kanker payudara merupakan penyakit keganasan wanita
yang stroma yang disertai pembentukan jaringan ikat padat, mulai dari duktus
laktiverus kemudian menjalan ke jaringan klasifikasi dan reaksi radang.
Kanker baru ditemukan pada tumor – tumor payudara
sesuai dengan namanya, merupakan pertumbuhan yang meliputi kelenjar stroma
jaringan ikat, tetapi sering pula ditemukan massa produksi paling sering ditemukan wanita
usia lebih dari 40 tahun.
2.
Anatomi dan fisiologi
a. Anatomi
Secara fisiologis anatomi payudara
terdiri dari : alveolus, ductulus, ductus, lactiverus, s. lativerus, ampulla, pori papilla dan tepi
alveolar.
|
b. Fisiologi
payudara
Payudara mengalami tiga macam perubahan yang di
pengaruhi hormon. Perubahan pertama ialah mulai dari masa hidup anak melalui
pubertas, masa fertilitas, sampai ke klimakterium dan menopuse. Sejak pubertas
pengaruh estrogen dan progesteron yang diproduksi ovarium dan juga hormon hipofise,
telah menyebabkan ductus berkembang dan timbulnya asinus. Perubahan kedua
adalah perubahan sesuai dengan daur menstruasi. Sekitar hari ke delapan
menstruasi, payudara jadi lebih besar dan pada beberapa hari sebelum menstruasi
berikutnya terjadi pembesaran maksimal. Kadang-kadang timbul benjolan yang
nyeri dan tidak rata. Selama beberapa hari menjelang menstruasi payudara
menjadi tegang dan nyeri. Sehingga pemeriksaan fisik, terutama palpasi, tidak
mungkin dilakukan. Pada waktu itu pemeriksaan foto mammogram tidak berguna
karena kontras kelenjar terlalu besar. Begitu menstruasi mulai, semuanya
berkurang. Perubahan ketiga terjadi waktu hamil dan menyusui. Pada kehamilan,
payudara menjadi besar karena epitel
ductus lobul dan ductus alveolus berproliferasi, dan tumbuh ductus baru.
Sekresi hormon prolaktin dari hipofisis anterior
memicu (trigger) laktasi. Air susu diproduksi oleh sel-sel alveolus, mengisi
asinus, kemudian dikeluarkan melalui ductus ke puting susu.
3.
Etiologi
Etiologi kanker payudara tidak diketahui dengan pasti.
Namun beberapa faktor resiko pada pasien diduga berhubungan dengan kejadian
kanker payudara, yaitu :
a.
Umur > 30 tahun
b.
Melahirkan anak pertama pada usia > 30 tahun
c.
Usia menarche < 12 tahun
d.
Pernah mengalami infeksi, trauma, atau operasi tumor
jinak payudara.
e.
Therapi hormonal lama
f.
Mempunyai kanker payudara kontralateral
g.
Pernah mengalami radiasi di daerah dada.
h.
Pernah menjalani operasi ginekologi misalnya tumor
ovarium
i.
Ada
riwayat keluarga dengan kanker payudara pada ibu, saudara perempuan ibu,
saudara perempuan, adik atau kakak.
j.
Kontrasepsi oral pada pasien tumor payudara jinak
seperti kelainan fibro kistik yang ganas
4.
Klasifikasi kanker payudara
Klasifikasi TNM kanker payudara (AJCC 1992)
a.
Tumor primer (T)
1)
Tx : Tumor
primer tidak dapat ditentukan.
2)
T0 : Tidak
terbukti adanya tumor primer
3)
Tis : a) Kanker
in situ.
b) Kanker intraduktul atau lobular in situ.
c) Penyakit paget pada papila tanpa teraba
tumor.
4)
T1 : Tumor
< 2 cm.
T1a : Tumor < 0,5 cm
T1b : Tumor 0,5 – 1 cm
T1c : Tumor 1 – 2 cm
5)
T2 : Tumor
2 – 5 cm
6)
T3 : Tumor
di atas 5 cm
7)
T4 : Berapapun ukuran tumor, dengan penyebaran
langsung ke dinding dada atau kulit. Dinding dada termasuk kosta, otot
interkostal, otot serratus anterior. Tidak termasuk otot pektoralis.
T4a : Melekat pada dinding dada
T4b : Edema peau de orange,
ulserasi kulit, nodul satelit pada daerah payudara yang sama.
T4c : T4a dan T4b
T4d : Karcinoma inflamatoir =
mastitis karsinomatosis
b.
Nodus limfe regional (N)
1)
Nx :
Pembesaran kelenjar regional tidak dapat ditentukan.
2)
N0 : Tidak
teraba kelenjar axila.
3)
N1 : Teraba pembesaran kelenjar axila homolateral
yang tidak melekat.
N2 : Teraba pembesaran
kelenjar axila homolateral yang melekat satu sama lain atau melekat pada
jaringan sekitarnya.
N3 : Terdapat pembedaran
kelenjar mamaria interna homolateral.
c.
Metastase jauh (M)
1)
Mx :
Metastase jauh tidak dapat ditemukan
2)
M0 : Tidak
ada metastase jauh.
M1 : Terdapat metastase jauh,
termasuk kelenjar subklavikula.
Stadium kanker payudara
a)
Stadium I : tumor kurang dari 2 cm, tidak ada limfonodus
terkena (LN) atau penyebaran luas.
b)
Stadium II a : tumor kurang dari 5 cm, tanpa
keterlibatan LN, tidak ada penyebaran jauh. Tumor kurang dari 2 cm dengan
keterlibatan LN.
c)
Stadium II b : tumor kurang dari 5 cm, dengan
keterlibatan LN. Tumor lebih besar dari 5 cm tanpa keterlibatan LN.
d)
Stadium IIIa : tumor lebih besar dari 5 cm, dengan
keterlibatan LN. Semua tumor dengan LN terkena, tidak ada penyebaran jauh.
e)
Stadium IIIb : Semua tumor dengan penyebaran langsung
ke dinding dada atau kulit. Semua tumor dengan edema pada tangan atau
keterlibatan LN supraklavikular.
f)
Stadium IV : Semua tumor dengan metastasis jauh.
5.
Patofisiologi
Kanker payudara bukan satu-satunya penyakit tapi
banyak tergantung pada jaringan-jaringan payudara yang terkena. Ketergantungan
estrogennya dan usia permulaannya. Beberapa tumor yang dikenal sebagai
“estrogen defendant” mengandung reseptor yang mengikat ekstradikal, suatu tipe
estrogen. Pertumbuhannya dirangsang oleh estrogen. Reseptor ini tidak muncul
pada jaringan payudara normal atau dalam jaringan dengan dysplasia. Kehadiran
tumor estrogen defendant diindentifikasikan dengan suatu uji “estrogen reseptor assay” (ERA) pada jaringan lebih tinggi dari
pada kanker ini memberikan respon terhadap hormon treatment (endokrin
Chemoterapi, oophorectomy, adrenalectomy).
6.
Manifestasi klinik
Pasien biasanya datang dengan keluhan benjolan, rasa
sakit, keluar cairan dari puting susu, timbulnya kelainan kulit. Pembesaran
kelenjar getah bening, atau tanda metastase jauh. Setiap kelainan payudara harus
dipikirkan ganas sebelum dibuktikan tidak. Pengeluaran cairan dari puting
adanya nyeri lebih mengarah ke kelainan fibriokistik.
7.
Diagnosis kanker payudara
Diagnosis pasti hanya ditegakkan dengan pemeriksaan
histophatologis yang dilakukan dengan :
a. Biopsi
eksisi, dengan mengangkat seluruh jaringan tumor serta sedikit jaringan sehat
sekitarnya bila tumor < 5 cm.
b.
Biopsi insisi, dengan mengangkat sebagian jaringan
tumor dan sedikit jaringan sehat dilakukan untuk tumor-tumor yang inoperabel
atau > 5 cm.
8.
Pemeriksaan penunjang
Dapat dilakukan pemeriksaan mamografi untuk menemukan
benjolan yang kecil sekalipun. Tanda berupa mikro kalsifikasi tidak khas untuk
kanker. Bila secara klinis dicurigai ada tumor dan pada mamografi tidak
ditemukan apa-apa, maka pemeriksaan harus dilanjutkan dengan biopsi. Mamografi
pada masa pramenopause kurang bermanfaat karena gambaran kanker diantara
jaringan kelenjar kurang tampak.
Ultrasonografi berguna terutama untuk menentukan
adanya kista, kadang tampak kista sebesar 1- 2 cm.
Pemeriksaan sitologi pada sediaan yang diperoleh
dari fungsi dengan jarum halus dapat dipakai untuk menetukan apakah akan segera
di siapkan pembedahan dengan sediaan beku atau akan dilanjutkan dengan
pemeriksaan lain atau langsung akan dilakukan eksterpasi. Hasil positif pada
pemeriksaan sitologi bukan indikasi untuk bedah radikal, sebab hasil negatif
palsu sering terjadi, sedangkan hasil pemeriksaan positif palsu selalu dapat
terjadi.
9.
Penatalaksanaan
Bantuan stadium yang masih operabel/kurabel adalah
stadium IIIa. Sedangkan terapi pada stadium IIIb dan IV tidak lagi mastektomi,
melainkan pengobatan paliatif.
Tindakan operatif
tergantung pada stadium kanker yaitu :
a.
Pada stadium I dan II dilakukan mastektomi radikal atau
modifikasi mastektomi radikal. Setelah itu periksa KGB, bila ada metastase
dilanjutkan dengan radiasi regional dan kemotherapi adjuvan. Dapat pula
dilakukan mastektomi simpleks yang harus diikuti radiasi tumor bed dan daerah
KGB regional. Pada T2 N1 dilakukan mastektomi radikal dan radiasi lokal di daerah
tumor bed dan KGB regional. Untuk setiap tumor yang terletak pada kuadran
sentral atau medial payudara harus dilakukan radiasi pada rantai KGB regional.
b.
Pada stadium IIIa dilakukan mastektomi radikal ditambah
kemotherapi adjuvan, atau mastektomi simpleks ditambah radioterapi pada tumor
bedah dan KGB regional.
Pada stadium yang lebih lanjut, dilakukan tindakan
palliatif dengan tujuan :
a.
Mempertahankan kualitas hidup pasien agar tetap
baik/tinggi dan menganggap bahwa kematian adalah proses yang normal.
b.
Tidak mempercepat atau menunda kematian.
c.
Menghilangkan rasa nyeri dan keluhan lain yang
mengganggu.
10. Pencegahan
Mencegah kanker mamma dapat dimulai dari menghindari
faktor penyebab, kemungkinan juga menemukan kasus ini sehingga dapat dilakukan
pengobatan kuratif.
Pemeriksaan payudara sendiri oleh seorang wanita
sebulan sekali pada hari kedelapan menstruasi dapat dianjurkan. Pemeriksaan
oleh dokter, bila ada yang dicurigai, dan bila seseorang tergolong dalam resiko
tinggi, diperlukan pada waktu tertentu, terutama bila usianya diatas 35 tahun.
bila perlu dapat dibuata mamogram. Apakah mamogram dapat dilakukan secara
rutin, masih dipertanyakan, mengingat bahaya radiasi sendiri, kecuali dengan
alat rontgen penyaring yang mutakhir.