Saturday 23 November 2013

CA mammae/ kanker payudara by Edy Randelangi



A.    Dasar Kanker Payudara

1.      Pengertian
Kanker payudara merupakan penyakit keganasan wanita yang stroma yang disertai pembentukan jaringan ikat padat, mulai dari duktus laktiverus kemudian menjalan ke jaringan klasifikasi dan reaksi radang.
Kanker baru ditemukan pada tumor – tumor payudara sesuai dengan namanya, merupakan pertumbuhan yang meliputi kelenjar stroma jaringan ikat, tetapi sering pula ditemukan massa produksi paling sering ditemukan wanita usia lebih dari 40 tahun.
2.      Anatomi dan fisiologi
a.   Anatomi
Secara fisiologis anatomi payudara terdiri dari : alveolus, ductulus, ductus, lactiverus, s. lativerus, ampulla, pori papilla dan tepi alveolar.











Gambar 2.1. Gambar payudara (potongan melintang).
 
 




b.   Fisiologi payudara
Payudara mengalami tiga macam perubahan yang di pengaruhi hormon. Perubahan pertama ialah mulai dari masa hidup anak melalui pubertas, masa fertilitas, sampai ke klimakterium dan menopuse. Sejak pubertas pengaruh estrogen dan progesteron yang diproduksi ovarium dan juga hormon hipofise, telah menyebabkan ductus berkembang dan timbulnya asinus. Perubahan kedua adalah perubahan sesuai dengan daur menstruasi. Sekitar hari ke delapan menstruasi, payudara jadi lebih besar dan pada beberapa hari sebelum menstruasi berikutnya terjadi pembesaran maksimal. Kadang-kadang timbul benjolan yang nyeri dan tidak rata. Selama beberapa hari menjelang menstruasi payudara menjadi tegang dan nyeri. Sehingga pemeriksaan fisik, terutama palpasi, tidak mungkin dilakukan. Pada waktu itu pemeriksaan foto mammogram tidak berguna karena kontras kelenjar terlalu besar. Begitu menstruasi mulai, semuanya berkurang. Perubahan ketiga terjadi waktu hamil dan menyusui. Pada kehamilan, payudara menjadi besar  karena epitel ductus lobul dan ductus alveolus berproliferasi, dan tumbuh ductus baru.
Sekresi hormon prolaktin dari hipofisis anterior memicu (trigger) laktasi. Air susu diproduksi oleh sel-sel alveolus, mengisi asinus, kemudian dikeluarkan melalui ductus ke puting susu.


3.      Etiologi
Etiologi kanker payudara tidak diketahui dengan pasti. Namun beberapa faktor resiko pada pasien diduga berhubungan dengan kejadian kanker payudara, yaitu :
a.       Umur > 30 tahun
b.      Melahirkan anak pertama pada usia > 30 tahun
c.       Usia menarche < 12 tahun
d.      Pernah mengalami infeksi, trauma, atau operasi tumor jinak payudara.
e.       Therapi hormonal lama
f.       Mempunyai kanker payudara kontralateral
g.      Pernah mengalami radiasi di daerah dada.
h.      Pernah menjalani operasi ginekologi misalnya tumor ovarium
i.        Ada riwayat keluarga dengan kanker payudara pada ibu, saudara perempuan ibu, saudara perempuan, adik atau kakak.
j.        Kontrasepsi oral pada pasien tumor payudara jinak seperti kelainan fibro kistik yang ganas
4.      Klasifikasi kanker payudara
Klasifikasi TNM kanker payudara (AJCC 1992)
a.       Tumor primer (T)
1)      Tx        : Tumor primer tidak dapat ditentukan.
2)      T0        : Tidak terbukti adanya tumor primer
3)      Tis       :     a)   Kanker in situ.
                        b)   Kanker intraduktul atau lobular in situ.
                        c)   Penyakit paget pada papila tanpa teraba tumor.
4)      T1        : Tumor < 2 cm.
T1a      : Tumor < 0,5 cm
T1b      : Tumor 0,5 – 1 cm
T1c      : Tumor 1 – 2 cm
5)      T2        : Tumor 2 – 5 cm
6)      T3        : Tumor di atas 5 cm
7)      T4        : Berapapun ukuran tumor, dengan penyebaran langsung ke dinding dada atau kulit. Dinding dada termasuk kosta, otot interkostal, otot serratus anterior. Tidak termasuk otot pektoralis.
T4a      : Melekat pada dinding dada
T4b      : Edema peau de orange, ulserasi kulit, nodul satelit pada daerah payudara yang sama.
T4c      : T4a dan T4b
T4d      : Karcinoma inflamatoir = mastitis karsinomatosis
b.      Nodus limfe regional (N)
1)      Nx       : Pembesaran kelenjar regional tidak dapat ditentukan.
2)      N0       : Tidak teraba kelenjar axila.
3)      N1       : Teraba pembesaran kelenjar axila homolateral yang tidak melekat.
N2       : Teraba pembesaran kelenjar axila homolateral yang melekat satu sama lain atau melekat pada jaringan sekitarnya.
N3       : Terdapat pembedaran kelenjar mamaria interna homolateral.
c.       Metastase jauh (M)
1)      Mx       : Metastase jauh tidak dapat ditemukan
2)      M0       : Tidak ada metastase jauh.
M1       : Terdapat metastase jauh, termasuk kelenjar subklavikula.
Stadium kanker payudara
a)      Stadium I : tumor kurang dari 2 cm, tidak ada limfonodus terkena (LN) atau penyebaran luas.
b)      Stadium II a : tumor kurang dari 5 cm, tanpa keterlibatan LN, tidak ada penyebaran jauh. Tumor kurang dari 2 cm dengan keterlibatan LN.
c)      Stadium II b : tumor kurang dari 5 cm, dengan keterlibatan LN. Tumor lebih besar dari 5 cm tanpa keterlibatan LN.
d)     Stadium IIIa : tumor lebih besar dari 5 cm, dengan keterlibatan LN. Semua tumor dengan LN terkena, tidak ada penyebaran jauh.
e)      Stadium IIIb : Semua tumor dengan penyebaran langsung ke dinding dada atau kulit. Semua tumor dengan edema pada tangan atau keterlibatan LN supraklavikular.
f)       Stadium IV : Semua tumor dengan metastasis jauh.


5.      Patofisiologi
Kanker payudara bukan satu-satunya penyakit tapi banyak tergantung pada jaringan-jaringan payudara yang terkena. Ketergantungan estrogennya dan usia permulaannya. Beberapa tumor yang dikenal sebagai “estrogen defendant” mengandung reseptor yang mengikat ekstradikal, suatu tipe estrogen. Pertumbuhannya dirangsang oleh estrogen. Reseptor ini tidak muncul pada jaringan payudara normal atau dalam jaringan dengan dysplasia. Kehadiran tumor estrogen defendant diindentifikasikan dengan suatu uji “estrogen reseptor assay” (ERA) pada jaringan lebih tinggi dari pada kanker ini memberikan respon terhadap hormon treatment (endokrin Chemoterapi, oophorectomy, adrenalectomy).
6.      Manifestasi klinik
Pasien biasanya datang dengan keluhan benjolan, rasa sakit, keluar cairan dari puting susu, timbulnya kelainan kulit. Pembesaran kelenjar getah bening, atau tanda metastase jauh. Setiap kelainan payudara harus dipikirkan ganas sebelum dibuktikan tidak. Pengeluaran cairan dari puting adanya nyeri lebih mengarah ke kelainan fibriokistik.
7.      Diagnosis kanker payudara
Diagnosis pasti hanya ditegakkan dengan pemeriksaan histophatologis yang dilakukan dengan :
a.       Biopsi eksisi, dengan mengangkat seluruh jaringan tumor serta sedikit jaringan sehat sekitarnya bila tumor < 5 cm.
b.      Biopsi insisi, dengan mengangkat sebagian jaringan tumor dan sedikit jaringan sehat dilakukan untuk tumor-tumor yang inoperabel atau > 5 cm.
8.      Pemeriksaan penunjang
Dapat dilakukan pemeriksaan mamografi untuk menemukan benjolan yang kecil sekalipun. Tanda berupa mikro kalsifikasi tidak khas untuk kanker. Bila secara klinis dicurigai ada tumor dan pada mamografi tidak ditemukan apa-apa, maka pemeriksaan harus dilanjutkan dengan biopsi. Mamografi pada masa pramenopause kurang bermanfaat karena gambaran kanker diantara jaringan kelenjar kurang tampak.
Ultrasonografi berguna terutama untuk menentukan adanya kista, kadang tampak kista sebesar 1- 2 cm.
Pemeriksaan sitologi pada sediaan yang diperoleh dari fungsi dengan jarum halus dapat dipakai untuk menetukan apakah akan segera di siapkan pembedahan dengan sediaan beku atau akan dilanjutkan dengan pemeriksaan lain atau langsung akan dilakukan eksterpasi. Hasil positif pada pemeriksaan sitologi bukan indikasi untuk bedah radikal, sebab hasil negatif palsu sering terjadi, sedangkan hasil pemeriksaan positif palsu selalu dapat terjadi.
9.      Penatalaksanaan
Bantuan stadium yang masih operabel/kurabel adalah stadium IIIa. Sedangkan terapi pada stadium IIIb dan IV tidak lagi mastektomi, melainkan pengobatan paliatif.
Tindakan operatif  tergantung pada stadium kanker yaitu :
a.       Pada stadium I dan II dilakukan mastektomi radikal atau modifikasi mastektomi radikal. Setelah itu periksa KGB, bila ada metastase dilanjutkan dengan radiasi regional dan kemotherapi adjuvan. Dapat pula dilakukan mastektomi simpleks yang harus diikuti radiasi tumor bed dan daerah KGB regional. Pada T2 N1 dilakukan mastektomi radikal dan radiasi lokal di daerah tumor bed dan KGB regional. Untuk setiap tumor yang terletak pada kuadran sentral atau medial payudara harus dilakukan radiasi pada rantai KGB regional.
b.      Pada stadium IIIa dilakukan mastektomi radikal ditambah kemotherapi adjuvan, atau mastektomi simpleks ditambah radioterapi pada tumor bedah dan KGB regional.
Pada stadium yang lebih lanjut, dilakukan tindakan palliatif dengan tujuan :
a.       Mempertahankan kualitas hidup pasien agar tetap baik/tinggi dan menganggap bahwa kematian adalah proses yang normal.
b.      Tidak mempercepat atau menunda kematian.
c.       Menghilangkan rasa nyeri dan keluhan lain yang mengganggu.
10.  Pencegahan
Mencegah kanker mamma dapat dimulai dari menghindari faktor penyebab, kemungkinan juga menemukan kasus ini sehingga dapat dilakukan pengobatan kuratif.
Pemeriksaan payudara sendiri oleh seorang wanita sebulan sekali pada hari kedelapan menstruasi dapat dianjurkan. Pemeriksaan oleh dokter, bila ada yang dicurigai, dan bila seseorang tergolong dalam resiko tinggi, diperlukan pada waktu tertentu, terutama bila usianya diatas 35 tahun. bila perlu dapat dibuata mamogram. Apakah mamogram dapat dilakukan secara rutin, masih dipertanyakan, mengingat bahaya radiasi sendiri, kecuali dengan alat rontgen penyaring yang mutakhir.

PENYAKIT BRONCHOPENUMONIA by edy randelangi



PENYAKIT BRONCHOPENUMONIA

1.      Pengertian penyakit
Radang trachea dan alveoli paru yang disebabkan oleh bermacam-macam agen penyebab.

2.      Pengertian teknik batuk efektif dan teknik nafas dalam.
Mengeluarkan bendan asing/sekret semaksimal mungkin dengan menggunakan tenaga yang seminimal mungkin.

Pengertian latihan nafas dalam

Teknik yang dilakukan untuk menggantikan defisit pernafasan yang bertujuan penghematan energi melalui pengontrolan pernafasan.

3.      Penyebab penyakit
a.       Protozoa (Pneumocystis Carinii) bakterial, viral atau jamur pneumonia (jika dikarenakan agen infeksius teresebut).
b.      Pneumonia aspirasi – disebabkan oleh karena aspirasi isi gaster, makanan atau cairan.
c.       Pneumonia radiasi – disebabkan oleh terapi radiasi terhadap kanker struktur badan bagian atas seperti : kanker payudara, kanker paru atau esofagus.
d.      Pneumonia hipostatik – berkaitan dengan imobilisasi yang lama.
e.       Pneumonia inhalasi – berkaitan dengan dengan inhalasi gas yang bersifat toksik asap dan zat kimia.

4.      Perawatan.
Perawatan
-         Istirahat
-         Posisi tidur semifowler
-         Diet bubur TKTP

5.      Pengobatan
-         Eritromycin 500 mg 3 x 1 kapsul
-         Medexon 3 x 1 tablet
-         OBH syrup 3 x 1 cth
-         Ponstan 500 mg 3 x 1 kapsul
-         Vitamin B Comp C 3 x 1 tablet.

Tuesday 19 November 2013

kehamilan, tanda-tanda kehamilan, bahaya kehamilan


       Pengertian Kehamilan
 
Kehamilan merupakan suatu proses pembuahan dalam rangka melanjutkan keturunan yang terjadi secara alami, menghasilkan janin yang tumbuh di dalam rahim ibu (Depkes RI, 1995).
Selama kehamilan ada beberapa hal penting yang perlu di ketahui oleh ibu hamil maupun keluarganya, antara lain: tanda-tanda kehamilan, tanda bahaya kehamilan, dan cara memelihara kehamilan (Depkes ;UNICEF, 2000).
WHO Expert Committee on the Midwife in Maternity Care sebagaimana yang dikutip Manuaba (1998), mengemukakan tujuan Maternity Care (pelayanan kebidanan) yaitu:
1.             Pengawasan serta penanganan wanita hamil dan saat persalinan.
2.             Perawatan dan pemeriksaan wanita sesudah persalinan.
3.             Perawatan neonatus bayi.
4.             Pemeliharaan dan pemberian laktasi.
5.             Memperhatikan pengertian dan tujuan perawatan kebidanan dapat dijabarkan beberapa istilah, yaitu:
1)      Antenatal Care: pengawasan sebelum persalinan terutama ditujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim.
2)      Prenatal Care: Pengawasan intensif sebelum kelahiran.
3)      Antepartal Care: pengawasan sebelum persalinan terutama ditujukan kepada ibunya.
Secara garis besar kegiatan pada masa kehamilan berupa penerangan (pemberian informasi), psikoprofilakse, pemeriksaan klinis obstetrik, laboratoris, dan pemberian imunisasi (Martaadisoebrata, 1982).

2.1.2        Tanda-Tanda Kehamilan
Adapun tanda-tanda dari kehamilan (Wheeler, 2004) adalah sebagai berikut:
1.             Tidak datang haid
2.             Pusing dan muntah pada pagi hari
3.             buah dada membesar dan mulai memproduksi ASI
4.             Daerah di sekitar puting susu menjadi agak gelap
5.             Perut ibu mulai membesar

2.1.3        Tanda-tanda bahaya kehamilan
1.             Muntah terus menerus dan tidak bisa makan
2.             Perdarahan dari jalan lahir
3.             Keluar banyak cairan dari jalan lahir sebelum waktu melahirkan tiba
4.             Tidak ada gerakan bayi di dalam perut
5.             Tekanan darah meningkat
6.             Rasa nyeri hebat di perut
7.             Pembengkakan di bagian tubuh terutama di kaki, pandangan kabur, dan sering sakit kepala.
8.             Demam, suhu tubuh lebih dari 38 0C

2.1.4         Cara Memelihara Kehamilan
1.             Memeriksakan diri ke petugas kesehatan minimal 4 kali selama kehamilannya.
2.             Minum tablet tambah darah untuk mencegah kurang darah, paling sedikit 1 kali selama 90 hari selama kehamilan, dan melaksanakan secepatnya mungkin setelah kehamilan diketahui.
3.             Mendapat imunisasi tetanus toksoid (TT) 2 kali sebelum umur kehamilan 8 bulan.
4.             Menggosok gigi 2 kali sehari sesudah sarapan pagi dan sebelum tidur malam dengan menggunakan pasta gigi.
5.             Merawat dan memijat payudara setelah usia kehamilan 7 bulan, agar ASI-nya banyak.
6.             Cukup istirahat dan tidak boleh bekerja terlalu berat.
7.             Untuk ibu hamil di daerah endemik gondok, ibu hamil perlu minum 1 kapsul minyak beryodium menurut petunjuk petugas kesehatan.
8.             Makan 1-2 porsi tambahan setiap harinya, diusahakan makanan terdiri dari lauk - pauk, sayuran, buah-buahan, dan gunakan garam beryodium.
9.             Ibu hamil yang sehat bertambah berat badannya minimal 8 kg selama kehamilan. Pada saat usia kehamilan di atas 7 bulan, pertambahan berat badan paling tidak 3 kg.

2.1.5        Adaptasi Ibu terhadap Kehamilan
Perubahan yang dapat terjadi pada ibu hamil, yaitu: pembesaran perut, perubahan fungsi hormonal dan non hormonal, dan adanya proses mengandung janin yang berkisar antara 39-40 minggu (Hamilton, 1995). Perubahan ini memerlukan upaya perawat untuk mampu: (1) mengidentifikasi adanya penyimpangan yang terjadi serta perubahan normal pada ibu hamil, (2) membantu ibu hamil memahami perubahan-perubahan selama masa kehamilan, dan (3) membina rasa kepercayaan dengan memberikan pengetahuan yang dapat menenangkan hati ibu hamil (Hamilton, 1995).

2.1.6        Perubahan Pada Wanita Hamil
Perubahan pada wanita hamil dapat dilihat dari pemeriksaan fisik dan psikologisnya (Hamilton, 1995):
1.             Perubahan Fisik
Pada wanita hamil akan terjadi pembesaran payudara lebih tegang dan tampak lebih jelas menonjol di permukaan areola mammae. Pada kulit terdapat hiperpigmentasi yang disebut cloasma gravidarum, linea alba tampak hitam yang disebut linea nigra.
Pada bagian uterus terjadi pembesaran terutama pada bulan-bulan pertama akibat pengaruh hormon estrogen dan progesterone yang mengalami peningkatan, hiperplasi dan hipertropi otot rahim menjadi lebih besar dan lunak dapat mengikuti pembesaran rahim karena pertumbuhan janin.
Vulva dan vagina terjadi peningkatan pembuluh darah yang disebut tanda Chadwick, hal ini terjadi akibat pengaruh hormon estrogen, pengeluaran sel-sel vagina yang berwarna putih dan bersifat asam yang dikenal dengan istilah keputihan atau leukorea. Pada bagian pencernaan akan terjadi konstipasi yang disebabkan oleh adanya tekanan uterus pada usus bagian bawah pada awal masa kehamilan selain adanya rasa mual.
Perubahan lain yang dapat terjadi pada ibu hamil adalah keluhan sering kencing, hal ini disebabkan oleh adanya penekanan pada kandung kemih oleh pembesaran uterus.
2.              Perubahan Psikologis
Ibu hamil dalam masa kehamilan nya menimbulkan reaksi yang berbeda dalam menghadapinya, hal itu tergantung dari sifat masing – masing individu yang berdasarkan pengalaman, pendidikan dan tingkat kedewasaan meskipun sebagian besar wanita dalam menghadapi kehamilan merasakan ketakutan, kecemasan yang disebabkan oleh banyak faktor terutama pada ibu primigravidarum.
Kehamilan bagi keluarga khususnya seorang wanita merupakan peristiwa penting, meskipun demikian kehamilan juga merupakan saat– saat krisis bagi ibu hamil maupun keluarga, kehamilan dapat menjadikan peristiwa :
1)      Krisis
Krisis merupakan akibat ketidakseimbangan psikologis yang dapat disebabkan oleh situasi atau oleh tahap perkembangan.
2)       Stressor
Setiap perubahan yang terjadi pada diri seseorang dapat merupakan stressor. Kehamilan membawa perubahan yang signifikan pada ibu hamil sehingga dapat dinyatakan sebagai stressor yang juga mempengaruhi psikologis anggota keluarga yang lainnya.
3)       Transisi peran
Terjadi perubahan interaksi rutin dalam keluarga, dengan adanya anggota keluarga yang baru sehingga terjadi perubahan peran masing–masing anggota keluarga.