Mekanisme tubuh dalam menjaga keseimbangan cairan
Tubuh manusia cerdas dalam
menjaga keseimbangan air. Rasa haus, misalnya, merupakan mekanisme alami
mempertahankan asupan air dalam tubuh. ”Pada saat haus, sebetulnya tubuh sudah
kadung kekurangan air.
Agar
kebutuhan tubuh akan air (murni) tercukupi dibutuhkan 30 mililiter air per
kilogram berat badan. Secara umum, konsumsi air per orang minimal 1,5-2 liter
per hari (8-10 gelas per hari). Perempuan hamil, ibu menyusui, orang berolahraga,
serta orang di lingkungan dingin butuh lebih banyak. Konsumsi air itu ”disebar”
sepanjang hari mulai dari minum setelah bangun tidur hingga malam hari.
Menjaga
keseimbangan air dalam tubuh menjadi penting karena dalam kerja tubuh, air
dikeluarkan kembali dalam bentuk air seni sekitar 1 liter per hari,
melalui keringat dan saluran napas sekitar 1 liter (tergantung suhu udara), dan
sebagian lain terbuang bersama tinja. Aktivitas, kondisi tubuh saat sakit seperti demam, kelembapan udara juga
ikut memengaruhi pengeluaran air dalam tubuh. Orang yang di daerah dingin,
misalnya, lebih butuh air banyak karena cukup besarnya penguapan.
Kurangnya
air dalam tubuh jangan dianggap enteng. Kekurangan air tubuh 1
persen menimbulkan rasa haus dan gangguan suasana hati (mood). Kekurangan 2-3
persen stamina turun, hingga 4 persen turunkan kemampuan fisik sampai 25
persen. Bahkan, bisa pingsan jika kekurangan air
mencapai 7 persen. Kekurangan asupan cairan, khususnya air, meningkatkan risiko
penyakit batu ginjal, infeksi saluran kencing, kanker usus besar, konstipasi,
obesitas, stroke pembuluh darah otak, dan gangguan lain. Jika kandungan air
dalam organ tubuh menurun, fungsi organ berkurang dan lebih mudah terpapar
bakteri atau virus.
Sebaliknya, terlalu berlebihan minum air juga berdampak
buruk. Misalnya, gangguan keseimbangan elektrolit, antara lain, konsentrasi
sodium turun hingga level membahayakan. Padahal, elektrolit digunakan sel untuk memindahkan cairan dan mengirimkan
pesan saraf ke dalam dan keluar sel dan pada akhirnya ke seluruh tubuh.
Akibatnya, tubuh tidak berfungsi dengan baik. Jika tidak ditangani, bisa muncul
gejala mual, pusing, otot lemah, hingga kondisi fatal.
Cara praktis dan mudah
mengetahui kadar hidrasi tubuh ialah dengan memeriksa warna
urine sendiri. Urine yang berwarna pucat, tidak berbau seperti warna air lemon
menunjukkan status hidrasi baik. Namun, warna urine oranye (gelap) dan berbau
menyengat menandakan tubuh kurang cairan.
No comments:
Post a Comment