Mekanisme sistem
persarafan
Setiap
neuron terdiri dari satu badan sel yang di dalamnya terdapat sitoplasma
dan inti
sel. Dari badan sel keluar dua macam serabut saraf, yaitu dendrit
dan akson.
Dendrit
berfungsi mengirimkan impuls ke badan sel saraf, sedangkan akson berfungsi
mengirimkan impuls dari badan sel ke sel saraf yang lain atau ke jaringan lain.
Akson biasanya sangat panjang. Sebaliknya, dendrit pendek.
Setiap
neuron hanya mempunyai satu akson dan minimal satu dendrit. Kedua serabut saraf
ini berisi plasma sel. Pada bagian luar akson terdapat lapisan lemak disebut mielin
yang dibentuk oleh sel Schwann yang menempel pada akson. Sel
Schwann merupakan sel glia
utama pada sistem
saraf perifer yang berfungsi membentuk selubung mielin. Fungsi
mielin adalah melindungi akson dan memberi nutrisi. Bagian dari akson yang
tidak terbungkus mielin disebut nodus Ranvier, yang
dapat mempercepat penghantaran impuls.
Penghantaran
rangsang
Semua sel dalam tubuh manusia memiliki muatan
listrik yang terpolarisasi, dengan kata lain terjadi
perbedaan potensial antara bagian luar dan dalam dari suatu membran sel, tidak
terkecuali sel saraf (neuron). Perbedaan potensial antara bagian luar dan dalam
membran ini disebut potensial membran. Informasi yang diterima oleh
Indra akan diteruskan oleh saraf dalam
bentuk impuls. Impuls tersebut berupa tegangan listrik. Impuls akan menempuh
jalur sepanjang akson
suatu neuron sebelum dihantarkan ke neuron lain melalui sinapsis dan akan seperti
itu terus hingga mencapai otak,
dimana impuls itu akan diproses. Kemudian otak mengirimkan impuls menuju organ
atau indra yang dituju untuk menghasilkan efek yang diinginkan melalui
mekanisme pengiriman impuls yang sama.
Membran hewan memiliki potensial istirahat
sekitar -50 mV s/d -90 mV, potensial
istirahat adalah potensial yang dipertahankan oleh membran selama tidak ada
rangsangan pada sel. Datangnya stimulus akan menyebabkan terjadinya depolarisasi dan hiperpolarisasi pada
membran sel, hal tersebut menyebabkan terjadinya potensial kerja. Potensial
kerja adalah perubahan tiba-tiba pada potensial membran karena datangnya
rangsang. Pada saat potensial kerja terjadi, potensial membran mengalami
depolarisasi dari potensial istrahatnya (-70 mV) berubah menjadi +40 mV. Akson
vertebrata umumnya memiliki selubung mielin. Selubung mielin terdiri dari
80% lipid dan 20% protein, menjadikannya
bersifat dielektrik
atau penghambat aliran listrik dan hal ini menyebabkan potensial kerja tidak
dapat terbentuk pada selubung mielin; tetapi bagian dari akson bernama nodus Ranvier
tidak diselubungi oleh mielin. Penghantaran rangsang pada akson bermielin
dilakukan dengan mekanisme hantaran saltatori, yaitu
potensial kerja dihantarkan dengan "melompat" dari satu nodus ke
nodus lainnya hingga mencapai sinapsis.
Pada ujung neuron
terdapat titik pertemuan antar neuron bernama sinapsis, neuron yang mengirimkan
rangsang disebut neuron pra-sinapsis dan yang akan menerima rangsang disebut
neuron pasca-sinapsis. Ujung akson setiap neuron membentuk tonjolan yang
didalamnya terdapat mitokondria
untuk menyediakan ATP untuk proses penghantaran rangsang dan vesikula sinapsis yang
berisi neurotransmitter umumnya berupa asetilkolin (ACh), adrenalin dan noradrenalin. Ketika
rangsang tiba di sinapsis, ujung akson dari neuron pra-sinapsis akan membuat
vesikula sinapsis mendekat dan melebur ke membrannya. Neurotransmitter kemudian
dilepaskan melalui proses eksositosis. Pada ujung akson neuron pasca-sinapsis, protein
reseptor mengikat molekul neurotransmitter dan merespon dengan membuka saluran
ion pada membran akson yang kemudian mengubah potensial membran (depolarisasi
atau hiperpolarisasi) dan menimbulkan potensial kerja pada neuron
pasca-sinapsis. Ketika impuls dari neuron pra-sinaps berhenti neurotransmitter
yang telah ada akan didegradasi. Molekul terdegradasi tersebut kemudian masuk
kembali ke ujung akson neuron pra-sinapsis melalui proses endositosis.
No comments:
Post a Comment