diagnosa keperawatan aktual dan potensial tentang gangguan tidurr
No.
|
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
|
PERENCANAAN
|
IMPLEMENTASI
|
EVALUASI
|
||
TUJUAN
|
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
||||
1.
2.
3.
4.
5.
6.
|
Nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jari-ngan
ditandai dengan :
DS :
-
Klien mengeluh nyeri pada
lengan kiri atas.
-
Klien mengeluh nyeri bila
tangan kiri digerakkan.
DO :
-
Terpasang spalak pada daerah
lengan kiri atas.
-
Ekspresi wajah meringis.
Gangguan immobilitas fisik berhubungan dengan keter-batasan gerak,
ditandai dengan :
DS :
-
Klien mengeluh nyeri bila
tangan kiri digerakkan.
DO :
-
Adanya spalak terpasang pada
daerah lengan kiri atas.
-
Aktivitas dibantu keluarga.
Gangguan pemenuhan istira-hat tidur berhubungan dengan stimulus
nyeri ditandai dengan :
DS :
-
Klien mengeluh sulit tidur.
DO :
-
Konjungtiva anemis.
Cemas berhubungan dengan adanya cedera pada jaringan ditandai
dengan :
DS :
-
Klien berharap lekas sembuh.
DO :
-
Ekspresi wajah cemas.
Kebutuhan spiritual tidak ter-penuhi berhubungan dengan kurang
pengetahuan klien tentang agama ditandai dengan :
DS :
-
Klien mengatakan jarang
beribadah.
Resiko infeksi berhubungan dengan adanya jaringan yang mengalami
trauma.
|
Klien mengungkap-kan nyeri teratasi/ berkurang dengan kriteria. :
-
Klien tidak menge-luh nyeri
pada le-ngan kiri atas.
-
Klien tidak menge-luh nyeri
bila ta-ngan kiri digerak-kan.
-
Ekspresi wajah ceria.
Klien dapat melaku-kan mobilitas fisik secara bertahap se-suai
kemampuannya dengan kriteria :
-
Klien tidak menge-luh nyeri.
-
Aktivitas dilakukan secara
mandiri.
Kebutuhan istirahat tidur klien
terpenuhi dengan kriteria :
-
Klien bisa tidur nyenyak.
-
Konjungtiva tidak anemis.
Klien mengungkap-kan cemas berkurang
/teratasi dengan kriteria :
-
Ekspresi wajah cerah.
Kebutuhan spiritual terpenuhi dengan
kriteria :
-
Klien rajin beriba-dah.
Infeksi tidak terjadi dengan kriteria
:
-
Tidak ada tanda-tanda infeksi
seper-ti : tidak panas, ti-dak bengkak, tidak ada gangguan fung-si, tidak
merah.
|
1.
Kaji tingkat nyeri.
2.
Istirahatkan tangan yang
sakit.
3.
Observasi tanda-tanda vital.
4.
Beri posisi yang
menyenangkan.
5.
Penatalaksanaan pemberian
anal-getik.
1.
Pertahankan posisi pada
posisi yang di immobilisasi.
2.
Bantu klien dalam
melaksanakan im-mobilisasi.
3.
Dekatkan segala kebutuhan
klien dekat dengan klien.
1.
Kaji kebiasaan ti-dur klien.
2.
Beri posisi yang
menyenangkan.
3.
Ciptakan situasi yang tenang
4.
Kolaborasi pembe-rian anti
sedativa.
1.
Kaji tingkat kece-masan.
2.
Beri kesempatan klien
mengungkap-kan perasaannya.
3.
Beri HE tentang fraktur.
1.
Beri dorongan spirtual
1.
Kaji adanya tanda-tanda
infeksi.
2.
Monitor suhu tubuh tiap 4
jam
.
3.
Lakukan teknik aseptik dalam
me-laksanakan tinda-kan.
4.
Penatalaksanaan pemberian
antibio-tik.
5.
Kolaborasi dengan ahli bedah
untuk pelaksanaan tinda-kan bedah.
|
1.
Mengetahui sejauh-mana nyeri
yang dialami klien dan memudahkan tinda-kan selanjutnya.
2.
Memberikan ke-sempatan pada
otot berelaksasi sehing-ga rasa nyeri berku-rang.
3.
Peningkatan vital sign
menandakan adanya peningkatan skala nyeri.
4.
Membuat klien me-rasa nyaman
se-hingga nyeri berku-rang.
5.
Pemberian analge-tik
menghambat reseptor nyeri agar tidak mempersep-sikan ke otak dan nyeri
berkurang.
1.
Mencegah kerusa-kan lebih
lanjut pada daerah fraktur.
2.
Permudah klien melaksanakan
mo-bilisasi aktif dan pasif.
3.
Mempermudah klien memenuhi
kebutuhannya.
1.
Memudahkan inter-vensi
selanjutnya.
2.
Mengurangi terja-dinya nyeri
yang berdampak pada kebutuhan istirahat tidur klien.
3.
Meminimalkan rangsangan
ekster-nal yang dapat mengganggu klien dalam beristirahat tidur.
4.
Anti sedativa mem-beri
efek penuru-nan aktivitas/kerja organ
tubuh se-hingga klien dapat berisitirahat dengan tenang.
1.
Memudahkan tin-dakan
selanjutnya.
2.
Merasa diperhati-kan sehingga
beban yang dirasakan berkurang dan ke-cemasan berkurang.
3.
Diharapkan klien mengerti dan
mau bekerja sama dalam pemberian tindakan
1.
Mengingatkan bah-wa masih ada
yang lebih berkuasa.
1.
Mengetahui gejala sejak awal
mem-permudah pengam-bilan tindakan yang cepat dan tepat.
2.
Mendeteksi tanda-tanda
infeksi.
3.
Mencegah terjadi-nya
kontaminasi kuman.
4.
Antibiotik meng-hambat
pertumbu-han mikroorganis-me patogen yang dapat menyebabkan infeksi.
5.
Mempercepat pe-nyembuhan
jari-ngan yang rusak sehingga tidak terjadi infeksi.
|
1.
Mengkaji tingkat nyeri,
sedang yaitu nyeri pada daerah lengan kiri.
2.
Memberi bantal pada lengan
yang fraktur.
3.
Mengobservasi tanda-tanda
vital :
T : 120/80 mmHg
N : 72 x/mnt
P : 24 x/mnt
S : 36,90 C
4.
Penatalaksanaan analgetik
(antrain) melalui bolus
1.
Mengistirahatkan tangan yang
fraktur.
2.
Bantu klien duduk di tempat
tidur.
3.
Memberi pot di samping tempat
tidur klien
1.
Mengkaji kebiasaan tidur
klien.
2.
Beri posisi terlen-tang.
3.
Mengurangi pem-besuk yang
datang pada jam besuk.
4.
Kolaborasi pembe-rian
antiseptik.
1.
Mengkaji tingkat kecemasan ® kece-masan tingkat se-dang,
2.
Memberi HE ten-tang fraktur.
3.
Mengingatkan klien untuk
banyak berdoa.
1.
Mengingatkan klien untuk
banyak berdoa.
1.
Mengkaji tanda-tanda infeksi.
2.
Mengukur suhu tu-buh S: 36,90 C
3.
Mencuci tangan sebelum dan
sesu-dah tindakan.
4.
Penatalaksanaan pemberian
anti-biotik
5.
Kolaborasi dengan ahli bedah
untuk pelaksanaan tinda-kan bedah.
|
S: Klien menge-luh nyeri pada lengan kiri.
O: Ekspresi wa-jah meringis.
A: Masalah be-lum teratasi
P: Lanjutkan intervensi 1, 2, 3, 4, 5.
S: Klien menge-luh masih nyeri bila tangan kiri di-gerakkan.
O: Aktivitas ma-sih dibantu.
A: -
P: -
S: Klien masih sulit tidur.
O: Konjungtiva anemis.
A: Masalah be-lum teratasi.
P: Lanjutkan in-tervensi 1, 2 , 3, 4
S: -
O: Ekspresi wajah cemas.
A: Masalah belum teratasi.
P: Lanjutkan in-tervensi 1, 2, 3
S: Klien menga-takan mulai beribadah.
O: -
A: Masalah ter-atasi
P: -
S: -
O:-.
A: Masalah belum terjadi.
P: Lanjutkan in-tervensi 1, 2, 3, 4
|
No comments:
Post a Comment