Saturday 16 March 2013

ASKEP PADA ANAK DENGAN SPINA BIFIDA by junaedy stikes NH

ASKEP PADA ANAK DENGAN SPINA BIFIDA
A.   pengertian  Spina bifida
Spina bifida adalah malformasi spinal yang terjadi pada ruang spinal dan dalam bentuk yang paling sederhana dilihat sebagai kegagalan dorsal ruas untuk bersatu dengan yang lainnya. Biasanya terdapat di Sacrolumbal SB ada beberapa macam, antara lain.
*      Spina Bifida occulta
Suatu defek dinding posterior dari kalanisa spinalis dengan tidak terjadi pada lumen beberapa tulang belakang, tetapi M. spinalis lapisan + lap meningeal masih terletak pada tempat yang normal
Spina bifida cistica adalah kelainan yang lebih berat karena susunan saraf, meningen, CSF menonjol keluar. Spina bifida cistica dapat berbentuk
ü  Meningocele
ü  Mielocele
ü  Meningomyelocele

B.     Etiologi
Pada dasarnya tidak diketahui, tetapi dicurigai akibat infeksi virus, radiasi dan pengaruh-pengaruh lingkungan, serta bersifat heredieter.

C.    
Ø  Infeksi virus
Ø  Radiasi
Ø  Pengaruh lingkungan
Ø  Factor keturunan
 
Patofisiologi






 


Tabung saraf gagal menutup


 
Spina bifida
(SB occulta, Meningocele, Myelomeningocele)
Ø  Proses penutupan yang terganggu pada usia gestasi 20 minggu depresi pada neural tube melekuk tampak pada ektrodem dorsal embrio.
Ø  Sebelum umur gestasi 4 minggu lekukan kedalam bergerak cepat naik sampai batas tertinggi luar kemudian membentuk sumbu pada porsal untuk membentuk neural tube.
Ø  Pembentukan neural tube dimulai pada bagian servikal dekat dengan pusat embrio dilanjutkan kearah caudal sepalikal.
Ø  Akhir minggu ke 4 gestasi pembentukan terakhir neural tube, pada bagian anterior dan posterior neuropore menutup.
Ø  Pada awal defek dari neural tube terjadi malformasi dari kegagalan neural tube.

D.    Manifestasi klinik
Gejala klinis SB sangat bervariasi sampai dengan tingkatan cacat spinal. Cacat dapat terlihat dengan infeksi spina bifida yang akan dibahas hanya :
1.      SBO
Sulit di deteksi, tetapi kadang-kadang terdapat pertumbuhan rambut yang abnormal pada daerah lakukan, telangiektasis, lipoma, subcutaneous.
2.      Meningocele
Terdapat kantong lunak berisi meningen dan CSF. Kantong ditutupi membrane tebal / jaringan epitel dan completely transluminated. Dapat ditemukan gangguan sensoris yang bersamaan dengan disfungsi motoris.
3.      Mielomeningocele
Bervariasi sesuai dengan defek spinal. Secara langsung berhubungan dengan tingkat defek anatomis dan saraf-saraf yang terkena. Akan jelas terlihat saat lahir beberapa kista / kantung penuh menonjol keluar dari spina.
Manifestasi klinik menurut tempat defek
a)      L1 – L3 :   Paraplegi total, hilangnya fungsi motorik pelvis + tungkai, hilangnya sensasi pada abdomen bawah + tungkai, tidak terkontrol BAB dan BAK.
b)      L4 – S1 :   Paraplegi, hilangnya beberapa fungsi motorik pada pangkal paha, lutut dan kaki.
c)      S2 – S4 :    Hilangnya fungsi motorik dari angkle planter fleksor, hilangnya sensasi bagian tungkai + perineum, gangguan fungsi BAB dan BAK.

E.     Insiden
*                                                                              Lumbosacral    90 %
*                                                                              Thorakal          6 %
*      Servical                       3 %                                                         Spina Bifida
*                                                                              Hidrhocephalus           70 %
*      Pada mielomeningocel banyak terjadi di daerah lumbosakral

F.      Tindakan Medis
Neurosurgical untuk eksisi mielomengocel dan penutupan durameter, piameter, cacat sekitar kulit.

 I.      Pengkajian
a.       Anamnesa
Biodata (nama anak, ortu, umum dll)
Keluhan utama : adanya lekukan / benjolan yang abnormal pada tulang belakang
RPS : PQRST dari kelenjar utama
RPK : pernakah terjadi hal yang sama sebelum ?
b.      Pemeriksaan fisik
Kaji tanda-tanda vital
Kaji status neurologis
*      Tingkat kesadaran
*      Respon pupil terhadap cahaya
*      Gerak extremitas
*      Sensory motoris
Inspeksi apa ada lekukan ? benjolan pada lumbosacral
Kaji fungsi bledder bowel control
c.       Pemeriksaan diagnostic
*      Radiografhy
*      Termography
*      CT Scan
*      U S G
II.      Diagnosis Keperawatan Yang Mungkin Timbul
1.      Resiko trauma b/d adanya lesi halus pada spinal
Tujuan : mencegah trauma local
Intervensi :
*      Rawat bayi dengan hati-hati
*      Tempatkan bayi pada posisi telungkup / miring
*      Modifikasi aktif rutin keperawatan seperti saat makan, membersihkan tempat tidur, aktif yang menenangkan.
2.      Resiko infeksi b/d kantong meningeal yang tidak tertutup
Tujuan : mencegah terjadinya infeksi
Intervensi :
*      Posisi bayi tidak mencegah dari urine dan feces
*      Bersihkan meningocele dengan NaCl
*      Gunakan baju yang bersih, lembabkan dengan cairan steril yang diperlukan (NaCl, antibiotic, Perak nitrat)
3.      Resiko gangguan integritas kulit b/d paralysis sehingga urine dan feses keluar terus menerus.
Tujuan : mencegah iritasi kulit
Intervensi :
*      Jaga area prianal supaya kering dan bersih
*      Ganti diaper / popok sesegerah mungkin jika ada urine / feces

III.      Evaluasi
*      Kantung meningeal bersih, tidak terjadi lesi
*      Ueine / feces dapat dijauhkan dari kantong meningeal
*      Area perianal berisi dan kering tidak terjadi iritasi
*      Tidak terjadi infeksi
*      Posisi klien dapat dipertahankan (prone / miring) sehingga tidak terjadi peningkatan TIK.
Persiapan Pre Operasi dan Post Operasi
*      Pre Operasi
a.       Monitor system neurologist
b.      Monitor tanda vital
c.       Ukuran lingkar kepala setiap hari untuk mengetahui bila terjadi pembesaran / dicurigai Hydrocephalus
d.      Observasi seccus meninggal
e.       Aberasi ?
f.       Infeksi ?
g.      Kebocoran CSF ?
h.      Pertahankan posisi tidur (prone / miring)
i.        Puasa selama 4 jam sebelum operasi
j.        Berikan kenyamanan pada anak dengan sentuhan, suara dan kasih saying

*      Post Operasi
a.       Monitor vital sing, system neurologist, lingkar kepala, keadaan luka, eliminasi, perubahan TL.
b.      Pertahankan posisi pronasi untuk melindungi luka operasi dari kontaminasi urine / feces.
c.       Monitor intake dan output
d.      Positioning dan skin care : (mika – miki disupport)
e.       Family teaching
Lebih di fokuskan pada long term care. Diberikan penekanan mengenai tanda-tanda peningkatan TIK dan perawatan anak di rumah
f.       Mobilisasi anak dengan support
g.      Toilet training
Perhatian yang sedikit > untuk membimbing anak kehidupan yang indipenden senormal mungkin dengan berinteraksi, memberi semangat.

No comments:

Post a Comment