ASUHAN KEPERAWATAN ANAK /
BAYI DENGAN GANGGUAN
SISTEM HEMATOLOGI.
ANEMIA
Defenisi:
Merupakan istilah umum yang digunakan untuk menguraikan penyakit
yang berkaitan dengan suatu penurunan kadar hemoglobin sirkulasi.
Etiologi:
Anemia dapat timbul akibat kehilangan darah, kerusakan eritrosit
bersaran, kekecilan zat besi dan lain-lain. Menurut WHO nilai normal kadar
haemoglobin untuk usia:
1.
6 bulan – 6 tahun : 11 gr %
2.
≥ 6 tahun : 12 gr %
Akibat terjadinya penurunan Hb daya ikat akan O2 pun
menurun, akibatnya terjadi hipoksia dan akhirnya terjadi gangguan fungsi organ.
Klasifikasi:
1.
Anemia Defisiensi Besi (Fe)
a.
Anak 6 bulan – 2 tahun
b.
Penyebeb :
1)
Intake berkurang / gangguan
absorbsi
2)
Kebutuhan meningkat (premature)
3)
Perdarahan akut atau kronis.
c.
Anamnesia / pemeriksaan fisik
1)
Pucat / anemia (+), Demam (-),
Perdarahan (-)
2)
Lemas, lekas lelah,
berdebar-debar, iritabel
3)
Riwayat makanan, penyakit
sebelumnya
4)
Organomegali (-)
d.
Pemeriksaan penunjang
1)
Darah : Hb menurun, mikrostik
hipokrom
2)
Tinja : parasit
3)
Serum Fe menurun
e.
Terapi
1)
Penyebab
2)
Fe oral (2 – 3 bulan)
3)
Diet adekuat, cukup protein.
2.
Anemia Aplastik
a.
Adalah berkurangnya sel darah
akibat terhentinya pembentukan sel hemapoetik dalam sumsum tulang.
b.
Anamnesis
1)
Perdarahan (+), demam (+)
2)
Riwayat infeksi : hepatitis,
selulitis
3)
Kontak bahan kimia :
insektisida
4)
Minum obat : kloroquin,
kloramfebnikol, fenil butason, obat DM
5)
Lingkungan
c.
Pemeriksaan fisik
1)
Pucat (+), petechie (+),
ekimosis (+)
2)
Hepato/splenomegali (-)
d.
Pemeriksaan penunjang
1)
Darah tepi
a)
Hb menurun, normositik
normokrom
b)
Netropenia, trombositopenia
2)
Sumsum tulang : hiposeluler,
aplasia / hipoplasia, sistemeritropoetik
e.
Terapi
1)
Transfuse komponen darah
2)
Androgen (testosterone)
3)
Predinson
4)
Antibiotic K / P
3.
Anemia Hipoplstik
a.
Adalah anemia yang diwariskan
secara genetic dimana terdapat suatu cacat dalam pembentukan eritrosit.
b.
Anamnesia pemeriksaan fisik
Pucat merupakan gambaran yang ditemukan. Jika anemia
parah maka irabilitas menjadi nyata.
c.
Pemeriksaan penunjang
1)
Pemeriksaan sumsum tulang
2)
Analisa darah
d.
Terapi
1)
Pengobatan didasarkan pada
pemeriksaan penunjang
2)
Transfuse darah diberikan jika
perlu
3)
Kortikosteroid : prednisolon
4)
Desferoksamin
5)
Perawatan rutin.
Asuhan keperawatan:
1.
Diagnosa keperawatan
a.
Gangguan pemenuhan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, kelemahan.
b.
Resiko terjadinya komplikasi
(Penyakit Jantung) berhubungan dengan cardiac reverse.
c.
Resiko terjadinya infeksi
berhubungan dengan penurunan daya tahan tubuh.
d.
Gangguan rasa aman / nyaman
berhubungan dengan prosedur tindakan yang diberikan.
e.
Resiko terjadinya komplikasi
berhubungan dengan prosedur pemberian transfuse
f.
Kurangnya pengetahuan klien /
orang tua berhubungan dengan informasi yang tidak adekuat, tidak mengenal sumber.
2.
Intervensi
- Berikan diet TKTP dalam bentuk lunak dan tinggi serat.
- Berikan makanan / alat yang digunakan yang bervariasi tiap harinya.
- Bantu / anjurkan kepada SO untuk membantu klien dalam memenuhi kebutuhan nutrisinya.
- Berikan makanan selingan sesering mungkin.
- Berikan istirahat secukupnya
- Pantau tanda-tanda vital minimal tiap 8 jam.
- Tempatkan klien jauh dari sumber infeksi.
- Gunakan tehnik aseptic setiap memberikan tindakan pada klien.
- Berikan tehnik komunikasi / sentuhan terapeutik.
- Gunakan tehnik / prosedur yang tepat sebelum melakukan transfuse darah.
- Pantau kondisi klien selama melakukan transfusi
- Berikan penjelasan / HE tentang manajeman anemia.
- Libatkan SO dalam setiap tindakan yang dilakukan.
No comments:
Post a Comment