Wednesday 21 November 2012

asuhan keperawatan berat badan lahir rendah dan prematur murni



BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR)
*      Merupakan bayi (neonatus) yang lahir dengan memiliki berat badan kurang dari 2500 gram atau sampai dengan 2499 gram.
*      Prematuritas murni dan dismatus
*      Prematuritas murni atau dikenal dengan nama premature ini mempunyai maksud bahwa neonatus dengan usia kehamilan yang kurang dari 37 minggu dan mempunyai berat badan sesuai dengan berat badan untuk masa kehamilan atau dapat dikenal dengan nama neonatus kurang bulan sesuai dengan masa kehamilan.

Premature Murni
*      Bayi prematuritas murni ini memiliki cirri diantaranya.
1.      BB < 2500 gram
2.      PB < 45 cm
3.      Lingkar kepala < 33 cm
4.      Lingkar dada < 33 cm
5.      Masa gestasinya < 37 minggu
6.      Kulit tipis dan transparan
7.      Kepala lebih besar daripada badan
8.      Lanugo banyak terutama pada dahi, pelipis, telinga dan lengan
9.      Lemak subkutan kurang, ubun-ubun dan sutura lebar.
10.  Labio minora belum tertutup oleh libio mayora (pada wanita) dan pada laki-laki testis belum turun.
11.  Tulang rawan dan daun telinga imatur
12.  Bayi kecil, posisi masih posisi fetal, pergerakan kurang dan lemah, refek menghisap dan menelan serta refleks batuk belum sempurna.

Dismatur
*      Merupakan bayi yang lahir dengan BB < BB seharusnya untuk masa kehamilan.
*      Memiliki cirri pada preterm seperti pada prematuritas, term dan post trem akan dijumpai :
  1. Kulit berselubung verniks kaseosa tipis atau tidak ada.
  2. Kulit pucat atau bernoda mekonium, kering keriput tipis.
  3. Jaringan lemak di bawah kulit tipis.
  4. Bayi tampak gesit, aktif dan kuat.
  5. Tali pusat berwarna kuning kehijauan.

Pengkajian
*      Pengukuran BB didapatkan hasil < 2500 gram.
*      PB < 45 cm
*      Lingkar kepala < 33 cm
*      Lingkar dada < 33 cm
*      Masa gestasinya < 37 minggu
*      Adanya kulit tipis dan transparan.
*      Adanya kepala lebih besar daripada badan.
*      Adanya lanugo banyak terutama pada dahi, pelipis, telinga dan lengan, jumlah lemak subkutan kurang, ubun-ubundan sutura lebar, labio minora belum tertutup oleh labia mayora (pada wanita) dan pada laki-laki testis belum turun, tulang rawan dan daun telinga imatur, pergerakknan kurang dan lemah, tangisan lemah, pernafasan belum teratur dan sering mengalami serangan apnea, refleks tonus leher lemah, refleks menghisap dan menelan serta refleks batuk belum sempurna, kulit berselubung verniks kaseosa tipis atau tidak ada, kulit pucat atau bernoda mekonium, keringat keriput tipis, jaringan lemak di bawah kulit tipis, bayi tanpak gesit, aktif dan kuat, tali pusat berwarna kuning kehijauan.

Diagnosa keperawatan
*      Tidak efektifnya termoregulasi berhubungan dengan jaringan lemak pada subkutan yang kurang atau system termoregulasi yang imatur.
*      Intoleransi aktivitas berhubungan dengan prematuritas serta system susunan saraf immature.
*      Resiko tinggi gangguan integritas kulit berhubungan dengan factor mekanik atau adanya imunitas pada kulit dan adanya imobilitas.
*      Risiko tinggi infeksi berhubungan dengan system imunitas yang masih imatur atau prosedur invasive.

Intervensi
*      Tidak efektifnya termoregulasi
  1. Pertahankan temperature pada aksila (36,5 – 37,2 °C) dengan cara mengkaji pada axila tiap jam.
  2. Pertahankan suhu lingkungan yang netral.
  3. Pempertahankan suhu bayi kedalam incubator
  4. Pertahankan kestabilan kebutuhan oksigen dengan mengkaji status respiratori.
*      Intoleransi aktivitas
a.       Pertahankan kestabilan oksigen dengan melakukan monitoring pada nadi.
b.      Kondisikan lingkungan yang nyaman
c.        Sediakan monitoring jantung dan paru
d.      Kurangi stimulasi dengan mengkaji selama aktivitas.
*      Resiko tinggi gangguan integritas kulit
  1. Kaji kulit dan membrane mukosa tiap 2 – 4 jam
  2. Atur posisi tiap 2 – 4 jam
  3. Hindari penggunaan lotion, krem atau powder yang berlebihan.
*      Resiko tinggi infeksi.
  1. Kaji tanda vital tiap 1 – 2 jam
  2. Pertahankan lingkungan dalam suhu normal
  3. Pertahankan prinsip aseptic sebelum kontak dengan pasien.

No comments:

Post a Comment