GLAUKOMA
Ø Pengertian
Glaukoma
adalah penyebab utama kebutaan di masyarakat barat. Bila glukoma didiagnosa
lebih awal dan ditangani secara benar, maka kebutaan hampir selalu dapat
dicegah. Namun pada banyak kasus glaukoma tidak bergejala, sampai sudah terjadi
kerusakan ekstensif dan ireversible. Olehnya pemeriksaan rutin dan skrining
mempunyai peran penting dalam mendeteksi penyakit ini.
Glaukoma
mengenai hampir semua usia namun lebih banyak sesuai bertambahnya usia,
mengenai hampir sekitar 2 % orang berusia di atas 35 tahun. Resiko lain adalah
diabetes, riwayat glaukoma, riwayat trauma atau pembedahan mata atau
kortikosteroid jangka panjang. Istilah glaukoma merujuk pada kelompok penyakit
yang berbeda dalam hal patologis, presentase klinis dan penangananya. Biasanya
ditandai dengan pengurangan lapang pandang akibat kerusakan saraf optikus.
Semakin tinggi tekanan maka semakin cepat tekanan saraf optikus tersebut
berlangsung. Peningkatan tekanan saraf optikus akibat perubahan patologis yang
menghambat peredaran normal humor aquous.
Ø Klasifikasi Glukoma
Glaukoma
diklasifikasikan dalam dua kelompok: sudut terbuka dan penutupan sudut. Secara
umum glaukoma dikelompokan menjadi:
1. Glaukoma sudut terbuka, humor aqucueus mempunyai
akses bebas ke jaring-jaring trabekula dan ukuran sudut normal.
-
Primer; ditandai dengan atrofi saraf optikus dan
kafitasi mangkuk fisiologis dan defek lapang pandang yang khas. Tekanan saraf
optikus dalam batas normal.
-
Tegangan normal;
TIO dalam batas normal tanpa kerusakan saraf, dimana kaput saraf optikus
merupakan tahanan terhadap tekanan yang lebih tinggi dari normal.
-
Sekunder; peningkatan TIO disebabkan oleh
peningkatan aliran keluar humor aqueus melalui jaring-jaring trabekuler,
kanalis schlenin dan sistem vena episklera. Pori-poritrabekula dapat
tersumbatoleh setiap jenis debis, darah, pus atau bahan lainnya. Peningkatan
tekanan tersebut dapat diakibatkan oleh kortikosteroid jangka lama, tumor
intraokuler dan infeksi virus ( herpes
simles, herpes zoster)
2. Glaukoma penutupan sudut; iris menutup
jaringan trabeula dan membatasi jaringan humor aqueus keluar lamera anterior
a) Primer: akibat
defek anatomis yang menyebabkan pendangkalan
kamera anterior, sehingga menyebabkan penyempitan sudut pengaliran pada
perifer iris dan tuberkulum.
·
Dengan sumbatan pupil
-
Akut; kegawatan medis yanmg cukup jarang yang
dapat mengakibatkan kehilangan penglihatan bermakna.
-
Sub akut
-
Kronik
·
Tanpa sumbatan pupil
b) Sekunder;
peningkatan tahanan aliran humor aqueus disebabkan penyumbatan jaring-jaring
tuberkula oleh iris perifer.
·
Dengan sumbatan pupil
·
Tanpa sumbatan pupil
3. Glaukoma dengan
mekanisme kombinasi; sudut terbuka yang mengalami glaukoma penutupan sudut
4. Glaukoma
pertumbuhan/kongenital
Ø Pemeriksaan diagnostik
a) Pemeriksaan
mata dengan oftalmoskop (saraf optikus)
b) Tonometri
(mengukur TIO)
c) Perimetri (luas
lapang pandang)
Ø Penatalaksanaan
a) Farmakoterapi
·
Antagonis beta adrenergik (timolol, levobunolol,
metipronol)
·
Bahan kolinergik (pilokarpin hidroklorida, asetil
kolin klorida)
·
Agonis adrenergik (epinefrin, fenilhidroklorida)
·
Inhibitor anhidrase (asetazolamid)
·
Diuretik osmotik (manitol)
b) Pembedahan
meliputi;
·
Iredoktonik perifer
·
Trabekuloplasti
·
Gonloplasti
·
Pupiloplasti
·
Sinkolisis
·
Opingterotomi
·
Siklofotokoagulasi
·
Goniofdotikoagulasi
Konsep
Keperawatan
1. Pengkajian
·
Aktivitas/istirahat
Gejala
: perubahan aktivitas biasanya/hobi sehubungan dengan ganguan pengelihatan
·
Makanan/cairan
Gejala :
mual/muntah
·
Neurosensori
Gejala
: Ganguan pengelihatan (kabur/tidak jelas), sinar terang mangakibatkan silau
dengan kehilangan bertahap pengelihatan perifer, kesulitan memfokus kerja
dengan dekat atau merasa di ruang gelap (katarak).
Pengelihatan
berawan/kabur, tampak lingkaran cahaya atau pelangi sekitar sinar, kehilangan
pengelihatan perifer, fotofobia (glaukoma akut).
Perubahan
kacamata/pub tidak memperbaiki pengelihatan.
Tanda
: Tampak kecoklatan putih susu
pada pupil (katarak). Pupil menyempit dan merah/mata keras dengan kornea
berawan peningkatan air mata.
·
Nyeri/kenyamanan
Gejala
: Ketidaknyamanan ringan/mata
berair (glaukoma kronis). Nyeri tiba-tiba/berat menetap pada dan di sekitar
mata, sakit kepala.
·
Penyuluhan/pembelajaran
Gejala
: riwayat keluarga glaukoma,
diabetes, ganguan sistem vaskuler, riwayat stres, alergi, ketidakseimbangan
endokrin, steroid/toksisitasfenolisin.
2. Diagnosa Keperawatan
·
Ganguan sensori persepsi, pengelihatan berhubungan
dengan ganguan penerimaan sensori sama dengan ganguan status organ indra.
·
Ansietas berhubungan dengan perubahan status
kesehatan
·
Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya
informasi tentang kondisi/keadaan.
3. Intervensi
Keperawatan
·
Gangguan
sensori persepsi : pengelihatan berhubungan dengan gangguan penerimaan sensori
: gangguan status panca indra.
Tujuan
: Klien tidak mengalami gangguan
pengelihatan dengan kriteria hasil klien dapat mempertahankan lapang ketajaman
pengelihatan tanpa kehilangan lebih lanjut.
Intervensi :
-
Kaji derajat/tipe kehilangan pengelihatan
Rasional :
menentukan pilihan intervensi selanjutnya
-
Dorong klien untuk mengekspresikan perasaan
tentang kehilangan/kemungkinan kehilangan pengelihatan.
Rasional
: Meskipun kehilangan pengelihatan yang
telah terjadi tidak dapat diobati akan tetapi kehilangan lebih lanjut dapat
dicegah.
-
Ajarkan klien untuk pemberian tetes mata (jumlah
tetesan, jadwal, dosis).
Rasional
: Mengontrol TIO dan mencegah kehilangan pengelihatan lanjut.
-
Lakukan tindakan untuk membantu pasien mengenai
keterbatasan pengelihatan seperti mengurangi kekacauan, atur perabot,
ingat-ingat, memutar kepala kesubyek yang terlihat, perbaiki sinar suram dari
masalah pengelihatan malam.
Rasional
: Menurunkan bahya keamanan sehubungan
dengan perubahan lapang pandangatau kehilangan pengelihatan dan akomodasi pupil
terhadap sinar lingkungan.
-
Kolaborasi untuk memberikan obat sesuai indikasi.
Rasional
: Membantu mempercepat proses
pengelihatan dan mencegah kehilangan pengelihatan lanjutan.
·
Ancietas
berhubungan dengan perubahan status kesehatan.
Tujuan
: Klien tidak mengalami kecemasan dengan kriteria hasil : klien melaporkan
ancietas menurun sampai tingkat dapat diatasi, klien menunjukan keterampilan
pemecahan masalah.
Interfensi :
-
Kaji tingkat ancietas, derajat pengalaman
infeksi/timbulnya gejala tiba-tiba dan pengetahuan kondisi saat ini.
Rasional
: Fungsi ini mempengaruhi persepsi pada
pasien terhadap ancaman diri, potensial siklus ancietas dan dapat mempengaruhi
upaya medik untuk mengontrol TIO.
-
Berikan informasi yang akurat dan jujur,
diskusikan kemungkinan bahwa pengawasan dapat mencegah kehilangan pengelihatan
tambahan.
Rasional
: Menurunkan ancietas sehubungan dengan
ketidak tahuan/harapan yang akan datang dan memberikan dasar fakta untuk
membuat pilihan informasi tentang POB.
-
Dorong pasien untuk mengakui masalah dan
mengekspresikan perasaan.
Rasional
: Memberikan kesempatan untuk pasien
menerima situasi nyata, mengklarifikasi salah konsepsi dan pemecahan masalah
-
Identifikasi sumber yang menolong
Rasional
: Memberikan keyakinan bahwa pasien
tidak sendirian dalam menghadapi masalah.
·
Kurang
pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang kondisi/keadaannya.
Tujuan : Klien dapat memahami keadaannya dengan
kriteria hasil :
- Klien
menyatakan pemahaman tentang kondisi, prognosis dan POB.
- Klien dapat
mengidentifikasi hubungan tanda/gejala dengan proses penyakit.
Rasional :
- Tunjukan teknik
yang benar untuk pemberian tetes mata, minta pasien untuk mengulangi tindakan.
Rasional
: Meningkatkan keefektifan POB,
memberikan kesempatan untuk pasien menunjukan kompetensi dan menanyakan
pertanyaan.
- Kaji pentingnya
mempertahankan jadwal obat, contoh : tetes mata. Diskusikan obat-obatan tang
harus dihindari
Rasional
: Mempertahankan konsistensi program
obat adalah hal yang penting. Beberapa obat dapat menyebabkan dilatasi pupil,
peningkatan TIO dan potensial kehilangan pengelihatan tambahan.
- Identifikasi
efek samping yang merugikan dari penggunaan obat.
Rasional
: Efek samping obat yang merugikan
mempengaruhi rentang dari ketidaknyamanan sampai ancaman kesehatan berat.
- Dorong pasien
membuat perubahan yang perlu untuk pola hidup.
Rasional
: Pola hidup terang menurunkan respon emosi
terhadap stres, menjadi perubahan okuler yang mendorong iris kedepan sehingga
dapat memutuskan serangan akut.
- Dorong pasien
untuk menghindari aktivitas yang berlebihan.
Rasional
: Aktivitas berlebihan dapat
mencetuskan serangan akut dengan meningkatnya TIO
- Diskusikan
pertimbankan diet seperti cairan dengan makanan berserat.
Rasional
: Konsentrasi pasien harus
dipertahankan pasien untuk menghindari konstipasi/mengejan selama defekasi.
- Anjur untuk
memeriksa secara rutin.
Rasional
: Mengawasi kemajuan/pemeliharaan
penyakit untuk memungkinkan intervensi dini.
DAFTAR
PUSTAKA
1.
Brumer dan sudarth, 2001, Keperawatan Medikal Bedah, Vol. III, EGC, Jakarta.
2. Corwin, Elizabeth, 2001, Pathofisiologi,
EGC, Jakarta.
3. Doeges, dkk, Rencana Asuhan Keperawatan, EGC, Jakarta.
Penyimpangan KDM
Infeksi, cedra atau usia
Obstruksi pada aquoeus
humor
Perubahan patologis pada
aliran aquoeus humor
Peningkatan tekanan
intraokuler
( > 20 mmHg )
Penekanan pada saraf optikus
Perubahan degeneratif sel
saraf dan kematian
Pada saraf-saraf sel saraf
Penurunan pengelihatan
perifer
Gangguan
pengelihatan sentral
Perubahan status kesehatan
Ancietas
Kurangnya informasi yang
diperoleh
Kurang
pengetahuan sehubungan dengan
kondisi
dan prognosisnya