ASUHAN KEPERAWATAN ANAK
DENGAN GANGGUAN PERKEMBANGAN
RETARDASI MENTAL
Defenisi
adalah retardasi mental
- Fungsi intelektual umum dibawah normal
- Terdapat kendala dalam adaptif social
- Gejala timbul pada masa perkembangan pada usia dibawah 15 tahun
Etiologi
Adanya disfungsi otak merupakan dasar dari retardasi mental. Untuk
mengetahui adanya retardasi mental perlu anamnese yang baik,pemeriksaan fisik.
Penyebab dari retardasi mental sangat kompleks dan multi factorial. Walaupaun
terdapat beberapa factor yang potensial berperan dalam terjadinya retardasi
mental.
Faktor-faktor potensial sebagai penyebab retardasi
mental.
- Non Organik
Kemiskinan
dan keluarga yang tidak harmonis
Faktor
sosiokultural
Interaksi
anak-Pengasuh yang tidak baik
Penelantaran
anak
- Organik
Faktor
pra konsepsi
1.
Abnormalitas
single Gene
2. Kelainan Kromosom
(X-Linked,translokasi,fragile-X) syndrom poly genic familial
Faktor
Pranatal
1. Gangguan pertumbuhan otak pada trimester I
Kelainan
kromosom (trisomi,mosaik dll)
Infeksi
intra uterin mis TORCH,HIV
Zat-zat
teratogen
Disfungsi
plasenta
Kelainan
kongenital dari otak
2. Gangguan pertumbuhan otak trimester II dan III
Infeksi
intra uterin mis TORCH,HIV
Zat-zat
Teratogen
Ibu;DM,PKU
(Phenylketonuria)
Toksemia
gravidarum
Disfungsi
plasenta
Ibu
Malnutrisi
3. Faktor Perinatal
Sangat
Prematur
Asfiksia
neonatorium
Trauma
lahir:Perdarahan intra kranial
Meningitis
Kelainan
metabolik: Hipoglikemia,Hiperbilirubinamia
4. Faktor
Post Natal
Trauma
berat pada kepala/Susunan saraf pusat
Neurotoksin
Mis Logam berat
CVA
(Cerebrovasculas accident)
Anoksia
mis tenggelam
Metabolik
o
Gizi
buruk
o
Kelainan
hormonal,mis Hipothyroid,Pseudohipoparatiroid
o
Aminiaciduria,mis:PKU
(Phenylketonuria)
o
Kelainan
metabolisme karbohidrat,galaktosemia
o
Polisakaridosi
Mis: Syndrom Hurler
o
Cerebral
Lipidosis (Tay Sachs),dengan Hepatomegali (Gaucher).
o
Penyakit
degeneratif / Metabolik lainnya
Infeksi
o
Meningitis,ensefhalitis
dll
o
Sub
akut Sklerosing panesefhalitis.
Klasifikasi Retardasi Mental
1.
Ringan
(IQ 50-70)
Prasekola (Lahir-5 Thn) Maturasi dan
perkembangan → Seringkali melalui pengamatan tidak tanpa gejala
terbelakang,kadang mengalami kelambatan perkembangan Mis Berjalan,bicara,makan
sendiri ; lainnya seperti anak normal.
Usia sekolah (6-12 Thn) masa
latihan-pendidikan → mampu melaksanakan ketrampilan motorik,mampu ,membaca dan
berhitung (SLB) Kls 1-6,mampu melaksanakan interaksi sosial dengan bimbingan
kemampuan kognitif maksimal sama dengan usia 8-12 thn.
Masa Dewasa (21thn-dewasa) kemampuan
bekerja-sosial →mampu berinteraksi sosial dan melaksanakan pekerjaan dengan
adekuat untuk menjaga diri,perlu bimbingan,dapat berumah tangga tapi tidak
boleh mempunyai anak.
2.
Sedang (IQ 35-49)
Prasekolah (Lahir-5thn) Maturasi dan
perkembangan→ Keterlambatan perkembangan motorik,terutama bicara .Mampu/ada
respon terhadap latihan untuk memenuhi kebutuhan sendiri
Usia Sekolah (6-12 thn) masa latihan -
pendidikan→ Mampu belajar untuk berkomunikasi sederhana,memelihara kebersihan
sendiri,pekerjaan sederhana,tidak bisa membaca dan berhitung,kemampuan maksimal
3-7 tahun
Masa dewasa (21 thn-dewasa) kemampuan
bekerja-sosial → mampu bekerja dengan pengawasan, bepergian mengunjungi
keluarga,tidak mampu melaksanakan self maintance.
3.
Berat
Prasekolah (lahir-5thn) Maturasi dan
perkembangan→Terlambat perkembangan motorik,sedikit/tidak dapat
berkomunikasi,ada respon,baik diberi latihan sederhana misalnya makan sendiri.
Usia Sekolah (6-12 thn) Masa
latihan-pendidikan→Dapat dilatih untuk kegiatan rutin maksimal sampai todler.
Masa Dewasa (21thn-dewasa) Kemampauan
bekerja-sosial→mampu menyesuaikan diri dengan kegiatan sehari-hari,membutuhkan
bimbingan dan supervisi dalam keamanan.
4.
Berat sekali (IQ < 20)
Pra sekolah (lahir-5thn) Maturasi dan
perkembangan→Kapasitas minimal untuk mempengaruhi sensorik motorik membutuhkan
total care.
Usia Sekolah (6-12thn) Masa
latihan-pendidikan → keterlambatan dalam seluruh area perkembangan,
memperlihatkan respon emosional dasar, dapat berespons terhadap latihan
ketrampilan untuk kaki, tangan, rahang. Membutuhkan pengawasan ketat.
Masa Dewasa (21 tahun – dewasa) kemampuan
bekerja-sosial → mampu berjalan, butuh orang untuk mengasuh dan menyayangi.
Mampu berkata sederhana, biasanya mampu untuk melaksanakan kegiatan dengan
bimbingan dan bantuan.
Gejala Klinik :
Gejala klinik dari Retardasi Mental tergantung dari tipenya, adalah sebagai
berikut :
1. Retardasi Mental Ringan :
Kelompok
ini merupakan bagian terbesar dari retardasi mental. Kebanyakan dari mereka ini, diagnosa dibuat
setelah anak beberapa kali tidak naik kelas. Golongan ini termasuk mampu di
didik, artinya selain dapat di ajar baca, tulis bahkan bisa sampai kelas 4 – 6
SD, juga bisa dilatih ketrampilan tertentu sebagai bekal hidupnya kelak dan
mampu mandiri seperti orangdewasa yang normal. Tetapi pada umumnya mereka ini
kurang mampu menghadapi stres, sehingga tetap membutuhkan bimbingan dari
keluarganya.
Retardasi Mental Sedang :
Kelompok ini kira-kira 12% dari seluruh penderita
retardasi mental, mereka ini mampu latih tetapi tidak mampu didik. Taraf
kemampuan intelektualnya hanya dapat sampai kelas 2 SD, tetapi dapat dilatih
mengusai suatu ketrampilan tertentu misalnya pertukangan, pertanian dll. Dan
apabila bekerja nanti mereka ini perlu pengawasan. Mereka juga perlu dilatih
mengurus diri sendiri.
2. Retardasi Mental Berat :
Sekitar 7% dari penderita Retardasi Mental masuk
kelompok ini. Diagnosa mudah ditegakan secara dini, karena selain adanya gejala
fisik yang menyertai juga berdasarkan keluhan dari orang tua dimana anak sejak
awal sudah terdapat keterlambatan motorik dan bahasa. Mereka dapat dilatih
higiene dasar saja dan kemampuan bicara yang sederhana, tidak dapat dilatih
ketrampilan kerja dan memerlukan pengawasan dan bimbingan sepanjang hidupnya.
Dibawah ini beberapa kelainan fisik dan gejala
yang sering disertai retardasi mental,yaitu (Swaiman,1989):
1.
Kelainan
pada mata
Katarak
§ Sindrom Cockayne
§ Sinrom Lowe
§ Galactosemia
§ Sindrom Down
§ Kretin
§ Rubela pranatal
Bintik
cherry-merah pada daerah makula
§ Mukolipidosis
§ Penyakit Nieman-pick
§ Penyakit Tay-Sachs
Karioretinitis
§ Lues kongenital
§ Penyakit sitomegalo virus
§ Rubela pranatal
Kornea
keruh
§ Lues kongenital
§ Sindrom hunter
§ Sindrom Hurler
§ Sindrom Lowe
2
Kejang
Kejang
umum tonik klonik
§ Defisiensi glikogen sinthetase
§ Hiperlisinemia
§ Hipoglikemia,terutama yang disertai
glycogen storage diseas I,III,IV dan VI.
§ Phenyl ketonuria.
§ Sindrom malabsorbsi methionin
Kejang
pada masa neonatal
§ Argiosuccinic asiduria
§ Hiperammonemia I dan II
§ Laktik
asidosis,dll
3
Kelainan
kulit
Bintik cafe-au-lait
§ Ataksia-telengiektasia
§ Sindrom Bloom
§ Neurofibromatosis
§ Tubereous sclerosis
4
Kelainan
Rambut
Rambut
rontok
§ Familial laktik asidosis dengan
necrotizing ensefalopati
Rambut
cepat memutih
§ Atrofi progresif serebral hemisfer
§ Ataksia telangieksia
§ Sindrom malabsorpsi methionin
Rambut
halus
§ Hipotiroid
§ Malnutrisi
5. Kepala
Mikrosefali
Makrosefali
§ Hidrosefalus
§ Mucopolisakaridase
§ Efusi subdural
6. Perawakan pendek
Kretin
Sindrom
Prader-Willi
7
Distonia
Sindrom
Hallervorden-Spaz
3.
Retardasi Sangat Berat :
Kelompok ini sekitar 1% dan termasuk
dalam tipe klinik. Diagnosa dini mudah dibuat karena gejala baik mental maupun
fisik Sangat jelas. Kemampuan
bahasanya Sangat minimal. Mereka ini seluruh hidupnya tergantung pada orang disekitarnya.
Pencegahan dan Pengobatan :
Primer :
Pendidikan
kesehatan pada masyarakat (prenatal, pertolongan persalinan, hamil pada wanita
>40 tahun dikurangi, cegah radang otak pada anak)
Perbaikan
sosial ekonomi
Konseling
genetik
Sekunder :
Diagnosa
dan terapi dini pada radang otak perdarahan sub cranial.
Tertier :
Pendidikan
klien dan latihan khusus di SLB
Konseling
orang tua untuk mengatasi frustrasi
Pengkajian :
Lakukan
pengkajian fisik.
Lakukan
pengkajian perkembangan.
Dapatkan
riwayat keluarga, teruama retardasi mental dan gangguan herediter.
Kaji
tentang riwayat kesehatan untuk mendapatkan bukti – bukti adanya trauma
prenatal, perinatal, pasca natal atau cedera fisik.
Diagnosa Keperawatan
DX 1 :Perubahan pertumbuhan dan
perkembangan berhubungan dengan kerusakan fungsi kongnitif.
Tujuan : Pasien mencapai potensi
pertumbuhan dan perkembangan yang optimal.
IntervenĂ :
Libatkan
anak dan keluarga dalam program stimulasi dini pada bayi.
Kaji
kemajuan perkembangan anak dengan interval reguler,buat catatan yang terperinci
untuk membedakan perubahan fungĂs yang benar.
Bantu
keluarga menentukan kesiapan anak untuk mempelajari tugas-tugas khusus.
Bantu
keluarga menyususn tujuan yang realistis
Berikan
penguatan positif ata tugas-tugas khusus atau perilaku anak.
Dorong
untuk mempelajari ketermpilan perawatan diri segera estela anak mencapai
keseiapan
Kuatkan
aktifitas perawatan diri
Dorong
keluarga untuk mencari tahu program khusus perawatan sehari dan kelas-kelas
pendidikan segera
Tekankan
bahwa anak mempunyai kebutuhan yang sama dengan anak lain.
Sebelum
remaja,berikan penyuluhan pada anak dan orang tua tentang maturasi
fisik,perilaku seksual,perkawinan,dan keluarga.
DX 2 Perubahan proses keluarga berhubungan dengan
mempunyai anak yang menderita retardasi mental.
Tujuan : Pasien atau keluarga mendapat dukungan yang adekuat.
Intervensi :
Berikan
informasi lepada keluarga sesegera mungkin pada saat atau setelah kelahiran
Ajak
kedua orang tua untuk hadir pada konfrensi pemberian informasi
Bila
mungkin,berikan informasi tertulis pada keluarga tentang kondisi anak.
Diskusikan
dengan anggota keluarga tentang manfaat dari perawatan dirumah,beri kesempatan
pada mereka untuk menyelidiki semua alternatif residensial sebelum membuat
keputusan.
Dorong
keluarga untuk bertemu dengan keluarga lain yang mempunyai masalah yang sama.
Tunjukkan
penerimaan terhadap anak melalui perilaku sendiri.
Tekankan
karakteristik normal anak
Dorong
anggota keluarga untuk mengekspresikan perasaan dan kekhawatirannya
Dorong
keluarga untuk mempertimbangkan pemberian perawatan sesuai kebutuhan.
Dorong
keluarga untuk memasukkan anggota keluarga yang menderita retardasi mental
dalam perencanaan dan untuk melanjutkan hubungan yang bermanfaat setelah
penempatan
Rujuk
anak pada lembaga yang memberikan dukungan dan bantuan.
No comments:
Post a Comment