ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN ARTRITIS REUMATOID
I. KONSEP MEDIS
A. PENGERTIAN Atritis reumatik
Penyakit
reumatik adalah penyakit inflamasi non- bakterial yang bersifat sistemik,
progesif, cenderung kronik dan mengenai sendi serta jaringan ikat sendi secara
simetris. ( Rasjad Chairuddin, Pengantar Ilmu Bedah Orthopedi, hal. 165 )
B. PENYEBAB / ETIOLOGI
Penyebab
utama penyakit Reumatik masih belum diketahui secara pasti. Ada beberapa teori
yang dikemukakan sebagai penyebab Artritis Reumatoid, yaitu:
1.
Infeksi Streptokkus hemolitikus dan Streptococcus non-hemolitikus.
2. Endokrin
3. Autoimmun
4. Metabolik
5.
Faktor genetik serta pemicu lingkungan
Pada saat ini Artritis rheumatoid diduga disebabkan oleh faktor autoimun dan infeksi. Autoimun ini bereaksi terhadap kolagen tipe II; faktor infeksi mungkin disebabkan oleh karena virus dan organisme mikroplasma atau grup difterioid yang menghasilkan antigen tipe II kolagen dari tulang rawan sendi penderita.
Pada saat ini Artritis rheumatoid diduga disebabkan oleh faktor autoimun dan infeksi. Autoimun ini bereaksi terhadap kolagen tipe II; faktor infeksi mungkin disebabkan oleh karena virus dan organisme mikroplasma atau grup difterioid yang menghasilkan antigen tipe II kolagen dari tulang rawan sendi penderita.
C. EPIDEMIOLOGI
Penyakit
Artritis Rematoid merupakan suatu penyakit yang telah lama dikenal dan tersebar
diseluruh dunia serta melibatkan semua ras dan kelompok etnik. Artritis
rheumatoid sering dijumpai pada wanita, dengan perbandingan wanita denga pria
sebesar 3: 1. kecenderungan wanita untuk menderita Artritis rheumatoid dan
sering dijumpai remisi pada wanita yang sedang hamil, hal ini menimbulkan
dugaan terdapatnya faktor keseimbangan hormonal sebagai salah satu faktor yang berpengaruh
pada penyakit ini.
D. MANIFESTASI KLINIK
Ada
beberapa gambaran / manifestasi klinik yang lazim ditemukan pada penderita
Reumatik. Gambaran klinik ini tidak harus muncul sekaligus pada saat yang
bersamaan oleh karena penyakit ini memiliki gambaran klinik yang sangat
bervariasi.
a.
Gejala-gejala konstitusional, misalnya lelah, kurang nafsu makan, berat badan
menurun dan demam. Terkadang kelelahan dapat demikian hebatnya.
b.
Poliartritis simetris (peradangan sendi pada sisi kiri dan kanan) terutama pada
sendi perifer, termasuk sendi-sendi di tangan, namun biasanya tidak melibatkan
sendi-sendi antara jari-jari tangan dan kaki. Hampir semua sendi diartrodial
(sendi yang dapat digerakan dengan bebas) dapat terserang.
c.
Kekakuan di pagi hari selama lebih dari 1 jam, dapat bersifat umum tetapi
terutama menyerang sendi-sendi. Kekakuan ini berbeda dengan kekakuan sendi pada
osteoartritis (peradangan tulang dan sendi), yang biasanya hanya berlangsung
selama beberapa menit dan selama kurang dari 1 jam.
d.
Artritis erosif merupakan merupakan ciri khas penyakit ini pada gambaran
radiologik. Peradangan sendi yang kronik mengakibatkan pengikisan ditepi tulang
.
e.
Deformitas : kerusakan dari struktur penunjang sendi dengan perjalanan
penyakit. Pergeseran ulnar atau deviasi jari, pergeseran sendi pada tulang
telapak tangan dan jari, deformitas boutonniere dan leher angsa adalah beberapa
deformitas tangan yang sering dijumpai pada penderita. . Pada kaki terdapat
tonjolan kaput metatarsal yang timbul sekunder dari subluksasi metatarsal.
Sendi-sendi yang besar juga dapat terserang dan mengalami pengurangan kemampuan
bergerak terutama dalam melakukan gerakan ekstensi.
f.
Nodula-nodula reumatoid adalah massa subkutan yang ditemukan pada sekitar
sepertiga orang dewasa penderita rematik. Lokasi yang paling sering dari
deformitas ini adalah bursa olekranon (sendi siku) atau di sepanjang permukaan
ekstensor dari lengan, walaupun demikian tonjolan) ini dapat juga timbul pada
tempat-tempat lainnya. Adanya nodula-nodula ini biasanya merupakan petunjuk
suatu penyakit yang aktif dan lebih berat.
g.
Manifestasi ekstra-artikular (diluar sendi): reumatik juga dapat menyerang
organ-organ lain diluar sendi. Seperti mata: Kerato konjungtivitis siccs yang
merupakan sindrom SjÖgren, sistem cardiovaskuler dapat menyerupai perikarditis
konstriktif yang berat, lesi inflamatif yang menyerupai nodul rheumatoid dapat
dijumpai pada myocardium dan katup jantung, lesi ini dapat menyebabkan
disfungsi katup, fenomena embolissasi, gangguan konduksi dan kardiomiopati.
E. DIAGNOSTIK
Kriteria
diagnostik Artritis Reumatoid adalah terdapat poli- arthritis yang simetris
yang mengenai sendi-sendi proksimal jari tangan dan kaki serta menetap
sekurang-kurangnya 6 minggu atau lebih bila ditemukan nodul subkutan atau
gambaran erosi peri-artikuler pada foto rontgen.
Kriteria Artritis rematoid menurut American reumatism Association ( ARA ) adalah:
Kriteria Artritis rematoid menurut American reumatism Association ( ARA ) adalah:
1. Kekakuan sendi jari-jari tangan
pada pagi hari ( Morning Stiffness ).
2. Nyeri pada pergerakan sendi atau
nyeri tekan sekurang-kurangnya pada satu sendi.
3.
Pembengkakan ( oleh penebalan jaringan lunak atau oleh efusi cairan ) pada
salah satu sendi secara terus-menerus sekurang-kurangnya selama 6 minggu.
4.
Pembengkakan pada sekurang-kurangnya salah satu sendi lain.
5.
Pembengkakan sendi yanmg bersifat simetris.
6.
Nodul subcutan pada daerah tonjolan tulang didaerah ekstensor.
7.
Gambaran foto rontgen yang khas pada arthritis rheumatoid
8.
Uji aglutinnasi faktor rheumatoid
9.
Pengendapan cairan musin yang jelek
10.
Perubahan karakteristik histologik lapisan sinovia
11.
gambaran histologik yang khas pada nodul.
Berdasarkan kriteria ini maka disebut :
·
Klasik : bila terdapat 7 kriteria dan berlangsung
sekurang-kurangnya selama 6 minggu
·
Definitif : bila terdapat 5 kriteria dan berlangsung
sekurang-kurangnya selama 6 minggu.
·
Kemungkinan
rheumatoid : bila terdapat 3 kriteria dan berlangsung sekurang-kurangnya selama
4 minggu.
F.
PENATALAKSANAAN / PERAWATAN
Oleh karena kausa pasti arthritis
Reumatoid tidak diketahui maka tidak ada pengobatan kausatif yang dapat
menyembuhkan penyakit ini. Hal ini harus benar-benar dijelaskan kepada
penderita sehingga tahu bahwa pengobatan yang diberikan bertujuan mengurangi
keluhan/ gejala memperlambat progresifvtas penyakit.
Tujuan utama dari program penatalaksanaan/ perawatan adalah sebagai berikut :
Tujuan utama dari program penatalaksanaan/ perawatan adalah sebagai berikut :
ü Untuk menghilangkan nyeri dan
peradangan
ü Untuk mempertahankan fungsi sendi
dan kemampuan maksimal dari penderita
ü Untuk mencegah dan atau memperbaiki deformitas
yang terjadi pada sendi
ü Mempertahankan kemandirian sehingga tidak
bergantung pada orang lain.
Ada sejumlah cara penatalaksanaan yang sengaja dirancang untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut di atas, yaitu :
a. Pendidikan
Langkah pertama dari program penatalaksanaan ini adalah
memberikan pendidikan yang cukup tentang penyakit kepada penderita, keluarganya
dan siapa saja yang berhubungan dengan penderita. Pendidikan yang diberikan
meliputi pengertian, patofisiologi (perjalanan penyakit), penyebab dan
perkiraan perjalanan (prognosis) penyakit ini, semua komponen program
penatalaksanaan termasuk regimen obat yang kompleks, sumber-sumber bantuan
untuk mengatasi penyakit ini dan metode efektif tentang penatalaksanaan yang
diberikan oleh tim kesehatan. Proses pendidikan ini harus dilakukan secara
terus-menerus.
b. Istirahat
Merupakan hal penting karena reumatik biasanya disertai rasa
lelah yang hebat. Walaupun rasa lelah tersebut dapat saja timbul setiap hari,
tetapi ada masa dimana penderita merasa lebih baik atau lebih berat. Penderita
harus membagi waktu seharinya menjadi beberapa kali waktu beraktivitas yang
diikuti oleh masa istirahat.
c. Latihan Fisik dan Termoterapi
Latihan spesifik dapat bermanfaat dalam mempertahankan
fungsi sendi. Latihan ini mencakup gerakan aktif dan pasif pada semua sendi
yang sakit, sedikitnya dua kali sehari. Obat untuk menghilangkan nyeri perlu
diberikan sebelum memulai latihan. Kompres panas pada sendi yang sakit dan
bengkak mungkin dapat mengurangi nyeri. Mandi parafin dengan suhu yang bisa
diatur serta mandi dengan suhu panas dan dingin dapat dilakukan di rumah.
Latihan dan termoterapi ini paling baik diatur oleh pekerja kesehatan yang
sudah mendapatkan latihan khusus, seperti ahli terapi fisik atau terapi kerja.
Latihan yang berlebihan dapat merusak struktur penunjang sendi yang memang sudah
lemah oleh adanya penyakit.
d. Diet/ Gizi
Penderita Reumatik tidak memerlukan diet khusus. Ada
sejumlah cara pemberian diet dengan variasi yang bermacam-macam, tetapi kesemuanya
belum terbukti kebenarannya. Prinsip umum untuk memperoleh diet seimbang adalah
penting.
e. Obat-obatan
Pemberian obat adalah bagian yang penting dari seluruh
program penatalaksanaan penyakit reumatik. Obat-obatan yang dipakai untuk
mengurangi nyeri, meredakan peradangan dan untuk mencoba mengubah perjalanan
penyakit.
II. KONSEP
KEPERAWATAN
A.
PENGKAJIAN
Data dasar pengkajian pasien tergantung padwa keparahan dan keterlibatan organ-organ lainnya ( misalnya mata, jantung, paru-paru, ginjal ), tahapan misalnya eksaserbasi akut atau remisi dan keberadaaan bersama bentuk-bentuk arthritis lainnya.
Data dasar pengkajian pasien tergantung padwa keparahan dan keterlibatan organ-organ lainnya ( misalnya mata, jantung, paru-paru, ginjal ), tahapan misalnya eksaserbasi akut atau remisi dan keberadaaan bersama bentuk-bentuk arthritis lainnya.
1. Aktivitas/ istirahat
ü Gejala : Nyeri sendi karena gerakan,
nyeri tekan, memburuk dengan stres pada sendi; kekakuan pada pagi hari,
biasanya terjadi bilateral dan simetris.
Limitasi fungsional yang berpengaruh pada gaya hidup, waktu senggang, pekerjaan, keletihan.
Limitasi fungsional yang berpengaruh pada gaya hidup, waktu senggang, pekerjaan, keletihan.
ü Tanda : Malaise
Keterbatasan rentang gerak; atrofi otot, kulit, kontraktor/ kelaianan pada sendi.
Keterbatasan rentang gerak; atrofi otot, kulit, kontraktor/ kelaianan pada sendi.
2. Kardiovaskuler
Gejala : Fenomena Raynaud jari tangan/ kaki ( mis: pucat
intermitten, sianosis, kemudian kemerahan pada jari sebelum warna kembali
normal).
3. Integritas ego
Gejala : Faktor-faktor stres akut/ kronis: mis; finansial,
pekerjaan, ketidakmampuan, faktor-faktor hubungan.
Keputusan dan ketidakberdayaan ( situasi ketidakmampuan )
Ancaman pada konsep diri, citra tubuh, identitas pribadi ( misalnya ketergantungan pada orang lain).
Keputusan dan ketidakberdayaan ( situasi ketidakmampuan )
Ancaman pada konsep diri, citra tubuh, identitas pribadi ( misalnya ketergantungan pada orang lain).
4. Makanan/ cairan
Gejala ; Ketidakmampuan untuk menghasilkan/ mengkonsumsi
makanan/ cairan adekuat: mual, anoreksia
Kesulitan untuk mengunyah ( keterlibatan TMJ )
Tanda : Penurunan berat badan
Kekeringan pada membran mukosa.
Kesulitan untuk mengunyah ( keterlibatan TMJ )
Tanda : Penurunan berat badan
Kekeringan pada membran mukosa.
5. Hygiene
Gejala : Berbagai kesulitan untuk melaksanakan aktivitas perawatan
pribadi. Ketergantungan
6. Neurosensori
Gejala : Kebas, semutan pada tangan dan kaki, hilangnya
sensasi pada jari tangan.
Gejala : Pembengkakan sendi simetris
Gejala : Pembengkakan sendi simetris
7. Nyeri/ kenyamanan
Gejala : Fase akut dari nyeri ( mungkin tidak disertai oleh
pembengkakan jaringan lunak pada sendi ).
8. Keamanan
Gejala : Kulit mengkilat, tegang, nodul subkutaneus.
Lesi kulit, ulkus kaki.
Kesulitan dalam ringan dalam menangani tugas/ pemeliharaan rumah tangga.
Demam ringan menetap
Kekeringan pada meta dan membran mukosa.
Lesi kulit, ulkus kaki.
Kesulitan dalam ringan dalam menangani tugas/ pemeliharaan rumah tangga.
Demam ringan menetap
Kekeringan pada meta dan membran mukosa.
9. Interaksi social
Gejala : Kerusakan interaksi sosial dengan keluarga/ orang
lain; perubahan peran; isolasi.
10. Penyuluhan/ pembelajaran
Gajala : Riwayat AR pada keluarga ( pada awitan remaja )
Penggunaan makanan kesehatan, vitamin, “ penyembuhan “ arthritis tanpa
Penggunaan makanan kesehatan, vitamin, “ penyembuhan “ arthritis tanpa
pengujian.
Riwayat perikarditis, lesi katup, fibrosis pulmonal, pleuritis.
Pertimbangan : DRG Menunjukkan rerata lama dirawat : 4,8 hari.
Rencana Pemulanagan: Mungkin membutuhkan bantuan pada transportasi, aktivitas perawatan diri, dan tugas/ pemeliharaan rumah tangga.
Riwayat perikarditis, lesi katup, fibrosis pulmonal, pleuritis.
Pertimbangan : DRG Menunjukkan rerata lama dirawat : 4,8 hari.
Rencana Pemulanagan: Mungkin membutuhkan bantuan pada transportasi, aktivitas perawatan diri, dan tugas/ pemeliharaan rumah tangga.
PEMERIKSAAN
DIAGNOSTIK
Faktor Reumatoid : positif pada 80-95% kasus.
Fiksasi lateks: Positif pada 75 % dari kasus-kasus khas.
Reaksi-reaksi aglutinasi : Positif pada lebih dari 50% kasus-kasus khas.
LED : Umumnya meningkat pesat ( 80-100 mm/h) mungkin kembali normal sewaktu gejala-gejala meningkat
Fiksasi lateks: Positif pada 75 % dari kasus-kasus khas.
Reaksi-reaksi aglutinasi : Positif pada lebih dari 50% kasus-kasus khas.
LED : Umumnya meningkat pesat ( 80-100 mm/h) mungkin kembali normal sewaktu gejala-gejala meningkat
Protein C-reaktif: positif selama masa eksaserbasi.
SDP: Meningkat pada waktu timbul prosaes inflamasi.
JDL : umumnya menunjukkan anemia sedang.
Ig ( Ig M dan Ig G); peningkatan besar menunjukkan proses autoimun sebagai penyebab AR.
Sinar x dari sendi yang sakit : menunjukkan pembengkakan pada jaringan lunak, erosi sendi, dan osteoporosis dari tulang yang berdekatan ( perubahan awal ) berkembang menjadi formasi kista tulang, memperkecil jarak sendi dan subluksasio. Perubahan osteoartristik yang terjadi secara bersamaan.
Scan radionuklida : identifikasi peradangan sinovium
Artroskopi Langsung : Visualisasi dari area yang menunjukkan irregularitas/ degenerasi tulang pada sendi
Aspirasi cairan sinovial : mungkin menunjukkan volume yang lebih besar dari normal: buram, berkabut, munculnya warna kuning ( respon inflamasi, produk-produk pembuangan degeneratif ); elevasi SDP dan lekosit, penurunan viskositas dan komplemen ( C3 dan C4 ).
Biopsi membran sinovial : menunjukkan perubahan inflamasi dan perkembangan
SDP: Meningkat pada waktu timbul prosaes inflamasi.
JDL : umumnya menunjukkan anemia sedang.
Ig ( Ig M dan Ig G); peningkatan besar menunjukkan proses autoimun sebagai penyebab AR.
Sinar x dari sendi yang sakit : menunjukkan pembengkakan pada jaringan lunak, erosi sendi, dan osteoporosis dari tulang yang berdekatan ( perubahan awal ) berkembang menjadi formasi kista tulang, memperkecil jarak sendi dan subluksasio. Perubahan osteoartristik yang terjadi secara bersamaan.
Scan radionuklida : identifikasi peradangan sinovium
Artroskopi Langsung : Visualisasi dari area yang menunjukkan irregularitas/ degenerasi tulang pada sendi
Aspirasi cairan sinovial : mungkin menunjukkan volume yang lebih besar dari normal: buram, berkabut, munculnya warna kuning ( respon inflamasi, produk-produk pembuangan degeneratif ); elevasi SDP dan lekosit, penurunan viskositas dan komplemen ( C3 dan C4 ).
Biopsi membran sinovial : menunjukkan perubahan inflamasi dan perkembangan
panas.
PRIORITAS KEPERAWATAN
1. Menghilangkan nyeri
2. Meningkatkan mobilitas.
3. Meningkatkan monsep diri yang positif
4. mendukung kemandirian
5. Memberikan informasi mengenai
proses penyakit/ prognosis dan keperluan pengobatan.
TUJUAN PEMULANGAN
1. Nyeri hilang/ terkontrol
2. Pasien menghadapi saat ini dengan realistis
3. Pasien dapat menangani AKS sendiri/ dengan bantuan sesuai
kebutuhan.
4. Proses/ prognosis penyakit dan aturan terapeutik
dipahami.
B.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. NYERI AKUT/ KRONIS
ü Dapat dihubungkan dengan : agen
pencedera; distensi jaringan oleh akumulasi cairan/ proses inflamasi, destruksi
sendi.
ü Dapat dibuktikan oleh : Keluhan nyeri,ketidaknyamanan,
kelelahan.
ü Berfokus pada diri sendiri/
penyempitan focus
ü Perilaku distraksi/ respons autonomic
ü Perilaku yang bersifart ahti-hati/
melindungi
Hasil yang diharapkan/ kriteria
evaluasi pasien akan:
ü Menunjukkan nyeri hilang/ terkontrol
Terlihat rileks, dapat tidur/beristirahat dan berpartisipasi dalam aktivitas sesuai kemampuan.
Terlihat rileks, dapat tidur/beristirahat dan berpartisipasi dalam aktivitas sesuai kemampuan.
ü Mengikuti program farmakologis yang
diresepkan
Menggabungkan keterampilan relaksasi dan aktivitas hiburan ke dalam program kontrol nyeri.
Menggabungkan keterampilan relaksasi dan aktivitas hiburan ke dalam program kontrol nyeri.
Intervensi dan Rasional:.
a. Selidiki keluhan nyeri, catat
lokasi dan intensitas (skala 0-10). Catat faktor-faktor yang mempercepat dan
tanda-tanda rasa sakit non verbal (R/ Membantu dalam menentukan kebutuhan
manajemen nyeri dan keefektifan program)
b. Berikan matras/ kasur keras,
bantal kecil,. Tinggikan linen tempat tidur sesuai kebutuhan (R/Matras yang
lembut/ empuk, bantal yang besar akan mencegah pemeliharaan kesejajaran tubuh
yang tepat, menempatkan stress pada sendi yang sakit. Peninggian linen tempat
tidur menurunkan tekanan pada sendi yang terinflamasi/nyeri)
c. Tempatkan/ pantau penggunaan
bantl, karung pasir, gulungan trokhanter, bebat, brace. (R/ Mengistirahatkan
sendi-sendi yang sakit dan mempertahankan posisi netral. Penggunaan brace dapat
menurunkan nyeri dan dapat mengurangi kerusakan pada sendi)
d. Dorong untuk sering mengubah
posisi,. Bantu untuk bergerak di tempat tidur, sokong sendi yang sakit di atas
dan bawah, hindari gerakan yang menyentak. (R/ Mencegah terjadinya kelelahan
umum dan kekakuan sendi. Menstabilkan sendi, mengurangi gerakan/ rasa sakit
pada sendi)
e. Anjurkan pasien untuk mandi air
hangat atau mandi pancuran pada waktu bangun dan/atau pada waktu tidur.
Sediakan waslap hangat untuk mengompres sendi-sendi yang sakit beberapa kali
sehari. Pantau suhu air kompres, air mandi, dan sebagainya. (R/ Panas
meningkatkan relaksasi otot, dan mobilitas, menurunkan rasa sakit dan
melepaskan kekakuan di pagi hari. Sensitivitas pada panas dapat dihilangkan dan
luka dermal dapat disembuhkan)
f. Berikan masase yang lembut
(R/meningkatkan relaksasi/ mengurangi nyeri)
g. Dorong penggunaan teknik
manajemen stres, misalnya relaksasi progresif,sentuhan terapeutik, biofeed
back, visualisasi, pedoman imajinasi, hypnosis diri, dan pengendalian napas.
(R/ Meningkatkan relaksasi, memberikan rasa kontrol dan mungkin meningkatkan
kemampuan koping)Libatkan dalam aktivitas hiburan yang sesuai untuk situasi
individu. (R/ Memfokuskan kembali perhatian, memberikan stimulasi, dan
meningkatkan rasa percaya diri dan perasaan sehat)
h. Beri obat sebelum aktivitas/
latihan yang direncanakan sesuai petunjuk. (R/ Meningkatkan realaksasi, mengurangi
tegangan otot/ spasme, memudahkan untuk ikut serta dalam terapi)
i. Kolaborasi: Berikan obat-obatan
sesuai petunjuk (mis:asetil salisilat) (R/ sebagai anti inflamasi dan efek
analgesik ringan dalam mengurangi kekakuan dan meningkatkan mobilitas.)
j. Berikan es kompres dingin jika
dibutuhkan (R/ Rasa dingin dapat menghilangkan nyeri dan bengkak selama periode
akut)
2. MOBILITAS FISIK,M KERUSAKAN
ü Dapat dihubungkan dengan :
Deformitas skeletal
Nyeri, ketidaknyamanan,Intoleransi aktivitas, penurunan kekuatan
otot.
ü Dapat dibuktikan oleh : Keengganan
untuk mencoba bergerak/ ketidakmampuan untuk dengan sendiri bergerak dalam
lingkungan fisik.
ü Membatasi rentang gerak,
ketidakseimbangan koordinasi, penurunan kekuatan otot/ kontrol dan massa (
tahap lanjut ).
Hasil yangdihapkan/ kriteria Evaluasi-Pasien
akan :
ü Mempertahankan fungsi posisi dengan
tidak hadirnya/ pembatasan kontraktur.
ü Mempertahankan ataupun meningkatkan
kekuatan dan fungsi dari dan/ atau konpensasi bagian tubuh.
ü Mendemonstrasikan tehnik/ perilaku
yang memungkinkan melakukan aktivitas
Intervensi dan Rasional:.
a. Evaluasi/ lanjutkan pemantauan
tingkat inflamasi/ rasa sakit pada sendi (R/ Tingkat aktivitas/ latihan
tergantung dari perkembangan/ resolusi dari peoses inflamasi)
b. Pertahankan istirahat tirah
baring/ duduk jika diperlukan jadwal aktivitas untuk memberikan periode
istirahat yang terus menerus dan tidur malam hari yang tidak terganmggu.(R/
Istirahat sistemik dianjurkan selama eksaserbasi akut dan seluruh fase penyakit
yang penting untuk mencegah kelelahan mempertahankan kekuatan)
c. Bantu dengan rentang gerak
aktif/pasif, demikiqan juga latihan resistif dan isometris jika memungkinkan
(R/ Mempertahankan/ meningkatkan fungsi sendi, kekuatan otot dan stamina umum.
Catatan : latihan tidak adekuat menimbulkan kekakuan sendi, karenanya aktivitas
yang berlebihan dapat merusak sendi)
d. Ubah posisi dengan sering dengan
jumlah personel cukup. Demonstrasikan/ bantu tehnik pemindahan dan penggunaan
bantuan mobilitas, mis, trapeze (R/ Menghilangkan tekanan pada jaringan dan
meningkatkan sirkulasi. Memepermudah perawatan diri dan kemandirian pasien.
Tehnik pemindahan yang tepat dapat mencegah robekan abrasi kulit)
e. Posisikan dengan bantal, kantung
pasir, gulungan trokanter, bebat, brace (R/ Meningkatkan stabilitas (
mengurangi resiko cidera ) dan memerptahankan posisi sendi yang diperlukan dan
kesejajaran tubuh, mengurangi kontraktor)
f. Gunakan bantal kecil/tipis di
bawah leher. (R/ Mencegah fleksi leher)
g. Dorong pasien mempertahankan
postur tegak dan duduk tinggi, berdiri, dan berjalan (R/ Memaksimalkan fungsi
sendi dan mempertahankan mobilitas)
h. Berikan lingkungan yang aman,
misalnya menaikkan kursi, menggunakan pegangan tangga pada toilet, penggunaan
kursi roda. (R/ Menghindari cidera akibat kecelakaan/ jatuh)
i. Kolaborasi: konsul dengan
fisoterapi. (R/ Berguna dalam memformulasikan program latihan/ aktivitas yang
berdasarkan pada kebutuhan individual dan dalam mengidentifikasikan alat)
j. Kolaborasi: Berikan matras busa/
pengubah tekanan. (R/ Menurunkan tekanan pada jaringan yang mudah pecah untuk
mengurangi risiko imobilitas)
k. Kolaborasi: berikan obat-obatan
sesuai indikasi (steroid). (R/ Mungkin dibutuhkan untuk menekan sistem
inflamasi akut)
3. GANGGUAN CITRA TUBUH/ PERUBAHAN PENAMPILAN
PERAN
ü Dapat dihubungkan dengan : Perubahan
kemampuan untuk melaksanakan tugas-tugas umum, peningkatan penggunaan energi,
ketidakseimbangan mobilitas.
ü Dapat dibuktikan oleh : Perubahan
fungsi dari bagian-bagian yang sakit.
Bicara negatif tentang diri sendiri, fokus pada kekuatan masa lalu, dan penampilan.
Bicara negatif tentang diri sendiri, fokus pada kekuatan masa lalu, dan penampilan.
ü Perubahan pada gaya hidup/ kemapuan
fisik untuk melanjutkan peran, kehilangan pekerjaan, ketergantungan p[ada orang
terdekat.
ü Perubahan pada keterlibatan sosial;
rasa terisolasi.
ü Perasaan tidak berdaya, putus asa.
Hasil yangdihapkan/ kriteria
Evaluasi-Pasien akan :
ü Mengungkapkan peningkatan rasa
percaya diri dalam kemampuan untuk menghadapi penyakit, perubahan pada gaya
hidup, dan kemungkinan keterbatasan.
ü Menyusun rencana realistis untuk
masa depan.
Intervensi dan Rasional:.
a. Dorong pengungkapan mengenai
masalah tentang proses penyakit, harapan masa depan. (R/Berikan kesempatan
untuk mengidentifikasi rasa takut/ kesalahan konsep dan menghadapinya secara
langsung)
b. Diskeusikan arti dari kehilangan/
perubahan pada pasien/orang terdekat. Memastikan bagaimana pandangaqn pribadi
pasien dalam memfungsikan gaya hidup sehari-hari, termasuk aspek-aspek seksual.
(R/Mengidentifikasi bagaimana penyakit mempengaruhi persepsi diri dan interaksi
dengan orang lain akan menentukan kebutuhan terhadap intervensi/ konseling
lebih lanjut)
c. Diskusikan persepsi
pasienmengenai bagaimana orang terdekat menerima keterbatasan. (R/ Isyarat
verbal/non verbal orang terdekat dapat mempunyai pengaruh mayor pada bagaimana
pasien memandang dirinya sendiri)
d. Akui dan terima perasaan berduka,
bermusuhan, ketergantungan. (R/ Nyeri konstan akan melelahkan, dan perasaan marah
dan bermusuhan umum terjadi)
e. Perhatikan perilaku menarik diri,
penggunaan menyangkal atau terlalu memperhatikan perubahan. (R/ Dapat
menunjukkan emosional ataupun metode koping maladaptive, membutuhkan intervensi
lebih lanjut)
f. Susun batasan pada perilaku mal
adaptif. Bantu pasien untuk mengidentifikasi perilaku positif yang dapat
membantu koping. (R/ Membantu pasien untuk mempertahankan kontrol diri, yang
dapat meningkatkan perasaan harga diri)
g. Ikut sertakan pasien dalam
merencanakan perawatan dan membuat jadwal aktivitas. (Meningkatkan perasaan
harga diri, mendorong kemandirian, dan mendorong berpartisipasi dalam terapi)
h. Bantu dalam kebutuhan perawatan
yang diperlukan.(R/ Mempertahankan penampilan yang dapat meningkatkan citra
diri)
i. Berikan bantuan positif bila
perlu. (R/ Memungkinkan pasien untuk merasa senang terhadap dirinya sendiri. Menguatkan
perilaku positif. Meningkatkan rasa percaya diri)
j. Kolaborasi: Rujuk pada konseling
psikiatri, mis: perawat spesialis psikiatri, psikolog. (R/ Pasien/orang
terdekat mungkin membutuhkan dukungan selama berhadapan dengan proses jangka
panjang/ ketidakmampuan)
k. Kolaborasi: Berikan obat-obatan
sesuai petunjuk, mis; anti ansietas dan obat-obatan peningkat alam perasaan.
(R/ Mungkin dibutuhkan pada sat munculnya depresi hebat sampai pasien
mengembangkan kemapuan koping yang lebih efektif)
4. KURANG PERAWATAN DIRI
ü Dapat dihubungkan dengan : Kerusakan
muskuloskeletal; penurunan kekuatan, daya tahan, nyeri pada waktu bergerak,
depresi.
ü Dapat dibuktikan oleh :
Ketidakmampuan untuk mengatur kegiatan sehari-hari.
Hasil yangdihapkan/ kriteria Evaluasi-Pasien
akan :
ü Melaksanakan aktivitas perawatan
diri pada tingkat yang konsisten dengan kemampuan individual.
ü Mendemonstrasikan perubahan teknik/
gaya hidup untuk memenuhi kebutuhan perawatan diri.
ü Mengidentifikasi sumber-sumber
pribadi/ komunitas yang dapat memenuhi kebutuhan perawatan diri.
Intervensi dan Rasional:.
a. Diskusikan tingkat fungsi umum
(0-4) sebelum timbul awitan/ eksaserbasi penyakit dan potensial perubahan yang
sekarang diantisipasi. (R/ Mungkin dapat melanjutkan aktivitas umum dengan
melakukan adaptasi yang diperlukan pada keterbatasan saat ini).
b. Pertakhankan mobilitas, kontrol
terhadap nyeri dan program latihan. (R/ Mendukung kemandirian fisik/emosional)
c. Kaji hambatan terhadap
partisipasi dalam perawatan diri. Identifikasi /rencana untuk modifikasi
lingkungan. (R/ Menyiapkan untuk meningkatkan kemandirian, yang akan
meningkatkan harga diri)
d. Kolaborasi: Konsul dengan ahli
terapi okupasi. (R/ Berguna untuk menentukan alat bantu untuk memenuhi
kebutuhan individual. Mis; memasang kancing, menggunakan alat bantu memakai
sepatu, menggantungkan pegangan untuk mandi pancuran)
e. Kolaborasi: Atur evaluasi
kesehatan di rumah sebelum pemulangan dengan evaluasi setelahnya. (R/
Mengidentifikasi masalah-masalah yang mungkin dihadapi karena tingkat kemampuan
aktual)
f. Kolaborasi : atur konsul dengan
lembaga lainnya, mis: pelayanan perawatan rumah, ahli nutrisi. (R/ Mungkin
membutuhkan berbagai bantuan tambahan untuk persiapan situasi di rumah)
5.
PENATALAKSANAAN PEMELIHARAAN RUMAH, KERUASAKAN, RESIKO TINGGI TERHADAP
Faktor risiko meliputi : Proses penyakit degeneratif jangka
panjang, sistem pendukung tidak adekuat.
ü Dapat dibuktikan oleh : (Tidak dapat
diterapkan; adanya tanda dan gejala membuat diagnosa menjadi aktual)
Hasil yangdihapkan/ kriteria
Evaluasi-Pasien akan :
ü Mempertahankan keamanan, lingkungan
yang meningkatkan pertumbuhan.
ü Mendemonstrasikan penggunaan
sumber-sumber yang efektif dan tepat.
Intervensi dan Rasional:.
a. Kaji tingkat fungsi fisik (R/ Mengidentifikasi
bantuan/ dukungan yang diperlukan)
b. Evaluasi lingkungan untuk
mengkaji kemampuan dalam perawatan untuk diri sendiri. (R/ Menentukan
kemungkinan susunan yang ada/ perubahan susunan rumah untuk memenuhi kebutuhan
individu)
c. Tentukan sumber-sumber finansial
untuk memenuhi kebutuhan situasi individual. Identifikasi sistem pendukung yang
tersedia untuk pasien, mis: membagi tugas-tugas rumah tangga antara anggota
keluarga. (R/ Menjamin bahwa kebutuhan akan dipenuhi secara terus-menerus)
d. Identifikasi untuk peralatan yang
diperlukan, mis: lift, peninggian dudukan toilet. (R/ Memberikan kesempatan
untuk mendapatkan peralatan sebelum pulang)
e. Kolaborasi: Koordinasikan
evaluasi di rumah dengan ahli terapi okupasi. (R/ Bermanfaat untuk mengidentifikasi
peralatan, cara-cara untuk mengubah tugas-tugas untuk mengubah tugas-tugas
untuk mempertahankan kemandirian)
f. Kolaborasi: Identifikasi
sumber-sumber komunitas, mis: pelayanan pembantu rumah tangga bila ada. (R/
Memberikan kemudahan berpindah pada/mendukung kontinuitas dalam situasi rumah).
6. KURANG PENGETAHUAN ( KEBUTUHAN
BELAJAR ), MENGENAI PENYAKIT, PROGNOSIS, DAN KEBUTUHAN PENGOBATAN.
ü Dapat dihubungkan dengan : Kurangnya
pemajanan/ mengingat.
Kesalahan interpretasi informasi.
Kesalahan interpretasi informasi.
ü Dapat dibuktikan oleh : Pertanyaan/
permintaan informasi, pernyataan kesalahan konsep.
ü Tidak tepat mengikuti instruksi/
terjadinya komplikasi yang dapat dicegah.
Hasil yangdihapkan/ kriteria
Evaluasi-Pasien akan :
ü Menunjukkan pemahaman tentang
kondisi/ prognosis, perawatan.
ü Mengembangkan rencana untuk
perawatan diri, termasuk modifikasi gaya hidup yang konsisten dengan mobilitas
dan atau pembatasan aktivitas.
Intervensi dan Rasional:.
a. Tinjau proses penyakit,
prognosis, dan harapan masa depan. (R/ Memberikan pengetahuan dimana pasien
dapat membuat pilihan berdasarkan informasi)
b. Diskusikan kebiasaan pasien dalam
penatalaksanaan proses sakit melalui diet,obat-obatan, dan program diet
seimbang, l;atihan dan istirahat.(R/ Tujuan kontrol penyakit adalah untuk menekan
inflamasi sendiri/ jaringan lain untuk mempertahankan fungsi sendi dan mencegah
deformitas)
c. Bantu dalam merencanakan jadwal
aktivitas terintegrasi yang realistis,istirahat, perawatan pribadi, pemberian
obat-obatan, terapi fisik, dan manajemen stres. (R/ Memberikan struktur dan
mengurangi ansietas pada waktu menangani proses penyakit kronis kompleks)
d. Tekankan pentingnya melanjutkan
manajemen farmakoterapeutik. (R/ Keuntungan dari terapi obat-obatan tergantung
pada ketepatan dosis)
e. Anjurkan mencerna obat-obatan
dengan makanan, susu, atau antasida pada waktu tidur. (R/ Membatasi irigasi
gaster, pengurangan nyeri pada HS akan meningkatkan tidur dan m,engurangi
kekakuan di pagi hari)
f. Identifikasi efek samping
obat-obatan yang merugikan, mis: tinitus, perdarahan gastrointestinal, dan ruam
purpuruik. (R/ Memperpanjang dan memaksimalkan dosis aspirin dapat
mengakibatkan takar lajak. Tinitus umumnya mengindikasikan kadar terapeutik
darah yang tinggi)
g. Tekankan pentingnya membaca label
produk dan mengurangi penggunaan obat-obat yang dijual bebas tanpa persetujuan
dokter. (R/ Banyak produk mengandung salisilat tersembunyi yang dapat
meningkatkan risiko takar layak obat/ efek samping yang berbahaya)
h. Tinjau pentingnya diet yang
seimbang dengan makanan yang banyak mengandung vitamin, protein dan zat besi.
(R/ Meningkatkan perasaan sehat umum dan perbaikan jaringan)
i. Dorong pasien obesitas untuk
menurunkan berat badan dan berikan informasi penurunan berat badan sesuai
kebutuhan. (R/ Pengurangan berat badan akan mengurangi tekanan pada sendi,
terutama pinggul, lutut, pergelangan kaki, telapak kaki)
j. Berikan informasi mengenai alat
bantu (R/ Mengurangi paksaan untuk menggunakan sendi dan memungkinkan individu
untuk ikut serta secara lebih nyaman dalam aktivitas yang dibutuhkan)
k. Diskusikan tekinik menghemat
energi, mis: duduk daripada berdiri untuk mempersiapkan makanan dan mandi (R/
Mencegah kepenatan, memberikan kemudahan perawatan diri, dan kemandirian)
l. Dorong mempertahankan posisi
tubuh yang benar baik pada sat istirahat maupun pada waktu melakukan aktivitas,
misalnya menjaga agar sendi tetap meregang , tidak fleksi, menggunakan bebat
untuk periode yang ditentukan, menempatkan tangan dekat pada pusat tubuh selama
menggunakan, dan bergeser daripada mengangkat benda jika memungkinkan. ( R:
mekanika tubuh yang baik harus menjadi bagian dari gaya hidup pasien untuk
mengurangi tekanan sendi dan nyeri ).
m. Tinjau perlunya inspeksi sering
pada kulit dan perawatan kulit lainnya dibawah bebat, gips, alat penyokong.
Tunjukkan pemberian bantalan yang tepat. ( R: mengurangi resiko iritasi/
kerusakan kulit )
n. Diskusikan pentingnya obat obatan
lanjutan/ pemeriksaan laboratorium, mis: LED, Kadar salisilat, PT. ( R; Terapi
obat obatan membutuhkan pengkajian/ perbaikan yang terus menerus untuk menjamin
efek optimal dan mencegah takar lajak, efek samping yang berbahaya.
o. Berikan konseling seksual sesuai
kebutuhan ( R: Informasi mengenai posisi-posisi yang berbeda dan tehnik atau
pilihan lain untuk pemenuhan seksual mungkin dapat meningkatkan hubungan
pribadi dan perasaan harga diri/ percaya diri.).
p. Identifikasi sumber-sumber
komunitas, mis: yayasan arthritis ( bila ada). (R: bantuan/ dukungan dari
oranmg lain untuk meningkatkan pemulihan maksimal).
No comments:
Post a Comment